MTF [14]

840 42 0
                                    

Gue waktu itu dh bkin ni bab 14, tp ilg njir gue ngmbek trs g gue buka ini wepe
#HeheheCiyuss

•••••

Justina

Setelah sampai di tempat tujuan. Aku pun turun dari motor ku dan diikuti oleh Sana yang senantiasa membuntuti ku bak ayam dengan induknya.

Aku segera menuju tempat yang di mana sudah ada mereka, teman temaku berada. Tak jauh dari arena.

Setelah sampai di tempat. Semuanya menyambutku dan aku pun mengajak bertos ria. Ini bukan pertama kali Sana bertemu dengan teman teman ku.

"Lo lama banget sih?" Sewot Siran menatap nyalang ku.

Aku hanya tersenyum tipis menangapi nya. "Gue mau ngomongin ini, jadi sengaja buat ga bawa Moony kesini." Jelasku saat sudah duduk di bangku single.

Yang lainnya hanya menanggapi dengan anggukan. Bahkan ada yang diam menyimak. Sudah biasa akan hal ini aku pun tak mempermasalahkan.

"Baru sehari aja udah aneh" Cibir Jinan dan lalu membuka bungkus permen lalu ia masukan kedalam mulutnya.

"Iya juga" leo memberitahukan.

Aku mengangguk singkat. "Jadi Lo tau? Bahkan Jus buah yang dia alergiin aja di minum yang biasanya mencaci maki gue kalau gue ngasih itu." Yang lainnya diam. Tak terkecuali Sana yang terbelalak tak percaya.

"Lalu, dia bilang gasuka minum yang asem asem kalau malam. Tapi tadi gue gep dia lagi buat teh lemon" tambah ku. Yang lain masih diam menunggu jawabanku selanjutnya.

"Saat tiba di sekolah dia gak ada, gue ke ruang guru dan menanyakan perihal Nata tapi guru tidak ada yang tahu" aku memberikan jeda.

"Saat sudah sampai kelas Moony udah ada di bangku biasa. Gue peluk dia kok berisi? Apa diempanin oleh nata?" Ucapku bingung.

"Gue lihat saat itu" Jinan.

"Yakan Ji?. Pass gue izin samperin kalian gue suruh duluan ke motor emang biasanya gitu. Tapi sampai parkiran dia gak beranjak dari tempat.

Saat hilang Sana gue suruh lacak keberadaan lewat handphonenya, dan mereka ada di apartemen yang udah berantakan dalamnya.

Terus saat gue gabut, kan scroll media sosial ketemu ig 'Lyn' dan di sana terdapat beberapa foto. 2 anak kecil, dua orang tua dan satu nenek mereka." Jelasku panjang lebar sambil memperlihatkan foto yang sudah ku screenshot.

Yang lainnya tebelalak. Aku pun menggeser fotonya dan di dapati foto lainnya. "Mungkin ini keluarga nya" Ujar Jinan.

Siran yang di sebelahnya pun menoyor kepalanya. "Emang bego! Bego kok natural."

Lea pun mengamati foto tersebut yang ku perlihatkan. "So, siapa gadis satu ini" tanya nya tangannya menunjuk gadis lainnya yang bahkan tak ku ketahui.

Gadis yang di tunjuk itu gendut dan lebih buruk dari gadis yang berbahagia itu.

Mereka diam tak ada satupun yang memberi kesimpulan kali ini. Aku hanya menatap mereka. Apakah ini tipuan semata??

Mereka pasti memikirkan hall yang sama dengan ku. Walaupun aku tak begitu yakin dengan pemikiran ku, tapi aku percaya pada teman temanku.

Teman memang segalanya, apalagi yang menerima ku saat susah maupun senang, dalam keadaan apapun bahkan jika mereka dalam keadaan susah pun aku akan selalu di dekatnya, aku janji. Menjadi suporter yang baik dan mendukung apa pun yang dapat menjadi pemicu kebahagiaan nya adalah cara ku menunjukan kasih sayangku.

Setelah membahas itupun. Aku membahas lainnya. Dengan yang lain. "Naaaa ayo balik!" Ajak sekaligus rengekan dari Sana.

Aku hanya menatap malas gadis di depanku. "Kenapa sih?! Uring uringan melulu" sebal ku.

Yang lainnya hanya melihat interaksi kami. Yang terbilang aneh memang ini kenyataan. Kenyataan bahwa hubungan kami berbeda dengan sahabat sahabat normal lainnya.

Sana pun segera berdiri dan aku hanya menatapnya bingung. Aneh sekali gadis ini. "Mau kemana?" Tanya ku.

"Balik" jawab juteknya.

"Sama?" Aku bertanya kembali.

"Naik taksi lah!" Sebal nya.

Aku terkekeh. "yaudah segini aja, gue mau balik ke rumah, daaah" pamitku kepada yang lainnya sambil mengtos ria.

••••••

Singkatnya sampai di rumah kami biasa saja. Hanya saja lebih waspada dengan keadaan terlebih lagi dengan Moony yang bersikap aneh.

"Wawww tumben masak" cibirku saat melihat beberapa makanan tersaji di atas meja.

Moony hanya tersenyum tipis kepada ku. Senyuman yang dapat menarik senyum ku juga.

"Ini boleh di makan?" Tanya Sana menatap dengan teliti makanan.

"Hey gaboleh begitu cara mengatap makanan nya." Aku mengingati.

Sana hanya memutar bola matanya malas. "Yaudah gue makan duluan yaaa," katanya dan kami memakan malam bersama.

•••••

Setelah selesai acara makan malam tadi. Kami semua balik ke kamar masing masing. Aku cukup memikirkan prihal yang tadi.

Keaneh keanehan yang di rasakan oleh sahabat sahabat ku . Perbedaan yang sangat amat mencolok.

Perubahan yang tampak di sengaja. Dan prilaku yang membedakan. Cukup pusing aku memikirkan hal rumit itu.

Karena sudah mengantuk aku memutuskan untuk tidur. Dan akan menyambut hari esok dengan pikiran yang sama peningnya.

MORE THAN FRIEND (GxG) (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang