MTF [16]

841 36 2
                                    


Justina POV

Setelah beberapa kali berdebat dengan Gendhis dan berusaha meyakinkan Gendhis bahwa dia akan aman selagi memberi tahu lokasi tempat Moony berada.

Aku tak ingin membuat moony ku menunggu. Setelah perjalanan cukup lama. Setengah jam itu mampu aku rasakan seperti berabad abad lamanya.

Aku bersumpah tidak akan memaafkan Nata jika Moonyku kenapa Napa. Aku bersumpah saat melihat Nata hall yang pertama ku lakukan adalah menonjok wajahnya

Brakk!!

Saat terbuka paksa. Objek yang pertama ku lihat adalah Moony yang di ikat sudah mengalir air mata. Dan Nata yang menindihnya. Aku pun segera berlari ke arah Nata dan daratkan pukulan tepat di wajahnya.

Bugh bugh

"Bajingan Lo, sialan!!" Teriakku sambil terus menghujani Nata dengan pukulan. Kulihat Nata mengeluarkan sesuatu dari saku celananya.

Dor

Nata menarik pelatuknya dan alhasil mengenai tangan kiriku. Aku pun berteriak. "Akhh bangsat!" Nata segera mendorong ku.

Saat nata menodongkan pistolnya aku dengan cepat menghindar dan alhasil peluru kedua bersarang di kakiku.

Nata pun melarikan diri meninggalkan ku yang masih teredam emosi. Ku menoleh kearah Moony yang sudah menjerit takut. Dengan Jinan dan Lea yang berusaha menangkannya.

Dan Siran yang berusaha menolongku. Leo juga ikut serta mencari bantuan untuk kaki dan lenganku. Sana yang menelpon orang orang suruhannya membantu kami.

Aku pun berusaha berdiri dengan sekuat tenaga. Di bantu oleh Siran. Walaupun tangan dan kakiku berceceran darah. Aku tak peduli dan segera berusaha mendekati Moony yang sudah menangis tersedu-sedu.

Kulihat Jinan sudah merah padam marah. Dan Lea yang menggeleng tak percaya. Haha mereka lucu sekali pasti mengkhawatirkan kondisi ku.

Aku raih Tubuh mungil Moony dan memeluknya. "L-Lo gapapa?" Tanya ku mengelus Surai Moony.

Moony mengangguk. Diam sambil terisak. "Lo yang kenapa napa naa.. hikss" tangisan pilunya tak ingin ku dengar begitu memprihatinkan.

Tak lama kesadaran ku menghilang. Aku pun pingsan. Dan terakhir yang kudengar hanyalah teriakan Moony, Jinan dan yang lainnya memanggil namaku.

Hingga kesadaran ku hilang..

•••••

POV Jinan

"JUSTINA!" Teriakku saat melihat Justina menutup matanya sambil bersandar ke Moony yang menangis.

Cukup rumit keadaan. "Lee... Tolong Lo amanin Moony seaman amannya. Sidang Lo sama gue harus buruan ke rumah sakit! Lea Lo jelasin ke mereka nantinya." Perintahku dan di angguki oleh ketiganya.

Aku pun dan Siran membopong tubuh Justina menuju mobil. Dan aku berada di bangku penumpang bersama Justina yang berada di pangkuan ku. Siran yang menyetir.

Demi tuhan kali pertama aku melihat Justina seterpuruk ini. Luka serius dan Peluru yang bersarang di bagian kaki dan tangannya mampu membuat semua orang khawatir.

Memberi tahu orang tuanya di luar negri? Sangat tidak memungkinkan. Aku tak ingin menambah beban pikiran kedua orangtuanya. Aku ingin membantu Justina.

Saat sudah sampai di rumah sakit. Aku pun segera memanggil suster dan Justina yang di gendong oleh Siran.

"Dok, tolong di berikan perawatan sebaik mungkin. bahkan jika bayaran semahal apa pun saya akan bayar!! Berikan ruangan VVIP!!" Ucapku dan di iyakan dengan dokter serta suster.

MORE THAN FRIEND (GxG) (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang