Warning 18+
Justina
Justina pun bersekolah dan melewati hari seperti biasa. Dengan sikap Moony yang tak biasa.
tibalah saatnya. Semua kebohongan ini terbongkar. Kami sudah mencukupi bukti dari ketidakbiasaan ini.
Di depanku sudah ada Moony yang terikat di bangku dengan kaki, tangan lengkap terikat. Dan semua temanku yang jelas ada Jinan, Siran, Lea, Leo dan Sana.
Aku pun menodongkan pistol tepat di kepala Moony. Aku menatap tajam perempuan di depanku ini.
"Jadi Lo tau dimana Moony?!" Tanya ku sudah tersulut emosi yang memuncak. Bagaimana tidak? Selama seminggu ini kami telah di bohongi dan selama itulah 'Moony yang asli' masih terperangkap.
Gadis itu menggeleng. Dia tampak tenang sekali seolah tidak terjadi hal-hal yang menakutkan walaupun kenyataan pistol yang siap ku tarik pelatuknya kapan pun dapat memecahkan otak dan dapat membuatnya meninggal di tempat.
Aku pun segera membuka solatip yang sempat menutup rapat mulutnya. "Haahh.. kenalin gue Gendhis" Jelas gadis itu.
Tak peduli aku pun masih dengan menatapnya tajam nan menusuk pastinya. "Sekarang Lo jawab pertanyaan gue!!" Aku berteriak.
Gendhis hanya menyunggingkan senyum smirk nya. "Gue ceritakan dari awal.. ya selama ini gue telah membohongi kalian dengan berpura pura menjadi Moony atas suruhan NATA.
Dan selama itulah Moony terjebak di sana bersama nata. Ntahlah mungkin dia sudah mati? I don't know. Tapi gue ini kelinci buangan Nata asal kalian tau.
Gue di suruh menyamar menjadi Moony selama apa pun bahkan kalau bisa selamanya.
Asalkan kalian tahu, Cintanya Nata itu ada di Moony. Makanya dia selalu berusaha mendekati moony dengan cara yang benar sampai sampai dia menggunakan cara seperti ini.
Gue rasa Moony akan trauma dengan kejadian ini. Gadis manis yang malang" Jelasnya yang membuat ku terduduk lesu.
"Beritahu gue dimna tempat tersebut"lirihku.
Terdengar Gendhis hanya tertawa kecil. "Lo tenang aja, nata ga segila itu buat ngebunuh Moony kok. Dia masih tau batasan. Ya walaupun sering kali dia melanggar batasnya" Tenang Gendhis.
Yang lainnya hanya terdiam mengamati yang terjadi serta mencerna nya. Aku tahu bahwa semuanya sama cemasnya denganku.
"Silahkan lanjutkan dongeng yang terlalu basa basi Lo itu" Tajam Jinan.
Gendhis hanya tertawa sinis. Setetes dua tetes air mata ku jatuh. Entahlah apa yang terjadi pada diri ku. Apakah aku menyukai bahkan mencintai Moony? Aku sangat takut bila nanti Moony sudah tak bernyawa di temukan oleh ku.
Aku pun segera bangun dan menyeka air mata ku yang sempat membasahi pipiku. Andaikan Moony di sebelahku ku pastikan dia yang akan menyeka air mataku penuh kasih.
Aku segera berlari keluar dari ruangan itu. Jinan sempat mencekal tangan ku. Sepertinya Lea yang peka itu langsung menarik Jinan untuk tidak menahan ku disini.
••••••
Moony
Aku membuka mata melihat tempat yang tak ku kenali sama sekali. Ku lihat tangan ku serta kaki yang di ikat di atas ranjang. Dengan mulut yang di tutup oleh solasi. Aku menjerit dalam hati. Takut akan suasana di dalam ruangan gelap ini.
Ku dengar suara langkah kaki. Dengan setenang apa pun aku berusaha. Walaupun tubuhku gemetar hebat.
Saat suara Sudah mendekat aku pun buru buru seperti semula. Dan memejamkan mata seolah aku tak terbangun.
KAMU SEDANG MEMBACA
MORE THAN FRIEND (GxG) (Completed)
Teen Fictionkisah seorang gadis yang menyukai sesamanya, ia bernama justina petra Gaviandra. ga kepikiran buat desk nya cuii, jadi lgsg baca aja yh • GxG area !! • Homo phobic jauh jauh! • mengandung unsur toxic dan + • bantu vote :3