11. Let's Try, Jeffrian.

509 72 9
                                    

Please, kindly leave a vote and comments. Thank you! Happy reading 🎀❤

Suara debur ombak yang bergelung, menabrak batuan karang pinggir pantai menyeruak sopan memasuki indera pendengaran. Hembusan angin yang hangat namun menyejukkan lembut menerpa kulit. Sesekali terdengar suara tawa dari bibir pantai, ada beberapa pengunjung lain yang berada di sekitaran pantai. Asyik berlibur dan bermain menikmati indahnya Pulau Krabi siang hari ini.

Hari ke-3 di negara Thailand. Roseanne, Arlo, Jeni, Jeffrian dan Vincent memutuskan untuk mengunjungi salah satu pulau yang ikonik di Thailand dengan 4 pulau yang terletak berdekatan. Ramai disebut dengan nama Kepulauan Four Island. Kota kecil yang tenang dan damai. Pulau Krabi juga merupakan tempat yang amat Roseanne dan Jeni ingin kunjungi seusai keduanya menonton salah satu film dari negara tersebut, Friendzone.

Senyum cerah terukir pada bibir manis mereka. Wajah mereka berseri-seri. 1 jam 30 menit perjalanan menggunakan pesawat tak mampu mengurungkan antuasiasme mereka setibanya kaki menjejak di atas pasir putih bersih.

Roseanne dan Jeni bak anak kecil yang baru dilepas oleh orang tuanya. Mereka berlari, mendekati bibir pantai. Tawa terukir di antara keduanya yang asik bermain air.

"Uncle, Arlo mau ikut main air," Arlo menggoyangkan lengan Jeffrian yang menggenggam tangannya. Ia mendongak, menatap Jeffrian.

Jeffrian tersenyum menatap Arlo. Netranya beralih kepada Vincent yang sibuk memandangi Jeni dengan senyum tipis pada bibir Vincent. Yang seketika senyuman itu seketika luntur, kaget oleh sikutan Jeffrian.

"Biarin mereka asik main duluan. Banyak beban yang mereka pikul selama ini yang nggak kita tau. Jadi lebih baik, kita taro dulu barang-barang di kamar. Baru nanti kita ikut main air." Ujar Jeffrian.

Vincent mengangguk, setuju. Keduanya lalu berjalan menuju bangunan penginapan yang berdiri dekat tepian pantai , bangunan yang sebelumnya sudah mereka pesan. Usai berhasil check in dan mendapatkan kunci kamar, keduanya segera menarik koper milik mereka sendiri dan koper milik para gadis masing-masing menuju 2 bangunan yang terpisah.

Jeffrian dan Vincent menempatkan koper Roseanne dan koper Jeni pada satu kamar, kemudian mereka beralih meletakkan koper mereka pada bangunan lain yang berbeda.

"Lo gimana sama Jeni?" Jeffrian membuka percakapan sembari tangannya sigap membuka koper, menarik kabel untuk mengisi daya ponselnya.

Arlo sudah mengambil tempat di atas kasur, menonton serial anak favoritnya. Seketika lupa mau bermain air di pantai.

Vincent mengangguk, kemudian mengendikkan bahu. "Entah. Gue juga bingung sama definisi lancar atau nggaknya."

"She's georgeus, right?" Goda Jeffrian.

Semburat tawa menghias bibir Vincent, mengangguk. "Cakep. Cakep banget. Cakep banget buset, gue kaya ketemu bidadari." Ujarnya sembari menghempaskan badan di atas kasur. "Tapi bang," Vincent menoleh pada Jeffrian yang sudah beralih duduk di pinggir kasur lain sembari memainkan ponselnya. "Jeni udah punya pacar belom?"

Kepala Jeffrian terangkat, menatap Vincent. "Mau lo apain?"

Vincent terkekeh, menggeleng. "Enggak. Ngeri aja kalo ternyata dia bini orang."

"Aman. Bukan bini orang. Bisa gue jamin."

Vincent tertawa, diikuti Jeffrian yang juga tertawa. Perhatian Jeffrian kembali pada ponsel.

"Kalo lo sama Rose, gimana bang? Pacaran atau..." Vincent menggantung kalimatnya, menanti jawaban Jeffrian.

Jeffrian terdiam. Bingung juga harus jawab apa. Dibilang teman, rasanya mereka berada pada satu tingkat di atas sebuah hubungan pertemanan. Namun jika dibilang berpacaran, rasanya juga belum sejauh itu. Selain karena ia yang berulang kali di tolak oleh Roseanne, Jeffrian juga ragu atas perasaan Roseanne pada dirinya.

Cerita BahagiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang