4. I Miss You, Roseanne.

776 112 3
                                    

Please, kindly leave a vote and comments. Thank you! Happy reading 🎀❤











⚠️ Caution! Mentioned a bed scene, but not s*x.










Matahari sudah berada pada tempatnya setelah berganti tugas dengan sang rembulan. Cahaya lembutnya menelisik masuk lewat celah-celan jendela dan gorden yang tak tertutup rapat.

Dari dalam sebuah kamar bernuansa monokrom, suara dentuman musik terdengar halus dan pelan. Bukan lagu dengan aransemen EDM, bukan juga lagu pop yang tengah hits di masyarakat. Melainkan lantunan tembang lama dari Sheila on 7, Vierra, dan lainnya.

Bagi seorang wanita yang sudah dua hari tidak mampu tidur, lagu itu sudah cukup menangkan pikirannya yang ramai. Tidak perlu lagu aesthetic, cukup lagu yang mudah diterima oleh telinganya saja.

Derap langkah kaki terdengar dari luar ruangan. Sedetik kemudian, suara pintu yang terbuka terdengar. Roseanne tidak menoleh, tetap memeluk guling sembari bersembunyi dibalik selimut putih lembut tebal yang nyaman.

Langkah kaki itu semakin mendekat. Hingga sosok lelaki yang sangat Roseanne kenal berhenti di hadapannya, membuka gorden kamar hingga seluruh cahayanya merangsek masuk kedalam kamar.

Roseanne mendesah pelan. Tangannya terangkat menutupi kedua matanya yang kesilauan. "Tutup aja, Jeff. Silau." Pintanya. Lelaki yang akrab dipanggil Jeff itu menoleh, membungkuk hingga ia bisa melihat Roseanne lebih jelas.

Jeff tersenyum, mengelus rambut Roseanne. "Aku kira kamu tidur."

"Did u think i can?" Jawabnya ketus. Sebenarnya lebih terdengar seperti anak kecil yang tengah merengek bagi Jeffrian.

"Yuk, sarapan. Aku udah bikin sandwich di depan." Ujar Jeff dengan amat lembut. Tangannya masih setia mengelus rambut Roseanne. Menyelipkan anak rambut yang menghalangi wajah indah Roseanne.

Roseanne menggeleng, mengeratkan selimut pada badannya. "Aku nggak laper, Jeff."

"Sedikit aja, ya?"

Roseanne menggeleng lagi. "Aku mau peluk."

"Iya, peluk. Tapi, makan dulu, ya?"

"Peluk dulu."

"Sedikit makan, abis itu peluk yang lama."

"Noo! Mau peluk?" Roseanne merengek. Persis seperti anak kecil yang tidak diperbolehkan membeli permen oleh ibunya. Mana bisa Jeffrian lama-lama melihat wanitanya merengek meminta sesuatu? Bahkan jika Roseanne tiba-tiba meminta bulan kepangkuannya, Jeffrian akan mengusahakan hal itu sebisa mungkin.

Jeffrian menghela nafas. Ia mengangguk pelan. Menuruti mau Roseanne. Roseanne memekik girang. Jeffrian sigap menyingkap selimut yang membungkus tubuh Roseanne. Merebahkan badan di tempat Roseanne tidur sebelumnya, setelah Roseanne bergeser pada kasur sebelahnya. Setelah mendapatkan posisi yang nyaman dengan meletakan bantal pada kepala kasur, menyender. Roseanne langsung memeluk Jeffrian dengan erat. Begitu juga Jeffrian memeluk Roseanne yang terlihat nyaman meletakkan kepalanya pada dadanya.

Untuk Roseanne, tempat ini adalah tempat ternyaman untuknya. Tempat yang tidak bisa Roseanne temukan dimanapun. Rumah yang selalu membawanya pulang.

Lengang sejenak. Kamar hanya dipenuhi oleh lantunan lagu Sheila On 7 selanjutnya.

"Jeff," panggil Roseanne.

"Iya, Rose?"

"Maaf ya, aku nggak sempat jemput kamu. Bukannya nggak bisa, tapi- ish! Atasanku itu rese banget!" Roseanne bergumam kesal. Jeffrian mengelus rambut Roseanne.

Cerita BahagiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang