12. Begins.

494 65 3
                                    

Please, kindly leave a vote and comments. Thank you! Happy reading 🎀❤




Let's go back to the time that make roseanne's whole life changed in one night.








(Summer, 2016)

Seorang gadis dengan rambut panjang sepinggang tengah berlari kencang melintasi rerumputan asri di sekeliling, melintasi orang-orang yang tengah duduk melingkar di atas rumput sembari bercakap-cakap. Entah itu penting atau tidak, gadis itu tidak peduli. Yang gadis itu pedulikan adalah ia harus tiba di kelas pukul sembilan tepat. Itu berarti hanya tersisa tiga menit lagi, karena sekarang waktu sudah menunjukkan pukul delapan empat tujuh.

Gadis itu adalah Roseanne Fuschia Gistara yang hampir terlambat masuk kelas.

Jika saja semalam Jennie tidak mengajak Roseanne hangout ke Blowfish hingga menjelang waktu fajar terbit, menemani gadis itu berpesta dan meliuk diatas lantai dansa, mungkin saat ini dirinya sudah duduk manis di dalam kelas, tidak perlu berlarian takut terlambat seperti atlet lari pada kejuaraan internasional.

Roseanne berlari tanpa henti. Bulir keringat menetes pada keningnya. Membiarkan rambut blonde panjang yang sudah setengah basah oleh keringat itu tergerai bebas bergerak kesana kemari, kusut diterpa angin. Juga sesekali bahunya bersenggolan dengan orang lain.

Bolak balik dirinya melihat kearah smartwatch pada pergelangan kiri, mengigit bibir bawahnya, berharap waktu berhenti sebentar saja agar dirinya bisa sampai tepat waktu. Apalagi, jarak dari tempat Roseanne berlari—taman kampus— ke arah kelas hampir 20 meter lagi. Roseanne berharap cemas bisa datang tepat waktu.

Namun takdir berkata lain. Disaat Roseanne berpikir ia bisa sampai tepat waktu—atau telat semenit pun tak apa, tubuh mungil Roseanne malah menabrak seseorang yang tubuhnya terasa sekeras batu. Bukan tidak mungkin Roseanne bertahan, tapi dengan tenaga Roseanne yang sudah terkuras habis karena berlari sedari turun dari motor, membuat badan Roseanne harus rela terhempas ke tanah.

"Awh!" Roseanne mengaduh. Memeriksa lengannya yang terdapat luka akibat tergores batu kerikil.

"Eh, sorry, sorry. Lo nggak papa?" Tanya lelaki itu baru melepas earbuds yang ternyata menyumbat telinganya. Lelaki itu membungkuk, mengulurkan tangan pada Roseanne yang sibuk menepuk-nepuk bajunya yang kotor.

Roseanne meraih tangan lelaki itu, lalu bangkit berdiri, masih menepuk celananya yang kotor.

"Gue nggak papa. Luka sedikit, tapi nggak serius," Singkat Roseanne. Kini tatapannya beralih menatap lelaki itu.

Lelaki dengan hoodie oversized berwarna abu-abu muda dengan tudung kepala yang menutupi rambutnya. Meski tertutup, Roseanne belum buta untuk melihat seberapa tampan lelaki di hadapannya ini.

"Anyways," Rose melanjutkan kalimatnya, berdeham sebentar. "harusnya gue yang minta maaf karena udah nabrak lo."

Lelaki itu hanya mengangguk. Matanya yang sedikit tertutup tudung hoodie menilik penampilan gadis didepannya dari atas sampai bawah. Gadis ini sangat cantik meski hanya memakai kaos putih polos lengan pendek dengan ripped jeans biru terang dan tas selempang yang tersampir di bahunya.

Lelaki itu tersenyum simpul, menatap Roseanne yang terciduk juga menatapnya lama, ia mengulurkan tangannya sembari membuka tudung hoodie yang semula menutupi rambutnya.

"Boleh kenalan?"

Pertanyaan lelaki itu membuat Roseanne sedikit terkejut. Sedetik sebelumnya lelaki itu tampak misterius dengan tudung di kepalanya, kini malah terlihat seperti malaikat setelah tudung itu tersingkap. Oke, ini berlebihan, tapi laki-laki ini memang setampan itu.

Cerita BahagiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang