13. How it Starts

356 61 6
                                    

Please, kindly leave a vote and comments. Thank you! Happy reading 🎀❤





(Summer, 2016)


Klek!

Suara kunci pintu terdengar dibuka. Tak lama setelahnya, kenop pintu terlihat bergerak turun, membuat pintu kayu sebuah rumah sederhana dengan cat krem itu terbuka. Setelah pintu sempurna terbuka, nampak lah seorang gadis manis dengan rambut hitam yang tercepol asal. Gadis itu hanya menongolkan kepalanya, senyumnya merekah lebar menyambut laki-laki yang beberapa menit lalu mengiriminya pesan bahwa ia akan mampir.

"Jeff!" Pekiknya girang. Sedetik kemudian, raut wajah gadis itu berubah drastis, menjadi marah. "Lama! Kaya jauh aja rumah lo sama rumah gue!" Sambatnya.

Lelaki didepan pintu itu tertawa kecil. "Ampun, Rose, gue abis ngabarin cewe gue dulu tadi." Lelaki itu memberi alasan.

Roseanne berdecak sebal. Matanya menatap Jeffrian dari atas sampai bawah. "Kata ajaibnya dulu."

"Diding boding dibo ding boding."  ¹

Roseanne tertawa geli. Kepalanya mengangguk menerima kata ajaib dari Jeffrian, lantas tangannya menarik pintu agar terbuka lebih lebar. "Kata ajaib diterima, silahkan masuk tuan muda Jeffrian."

Jeffrian mendengus, melangkah masuk. Tangannya terulur mengacak rambut Roseanne saat dirinya berjalan melewati Roseanne. Jeffrian langsung berjalan menuju pantry rumah Roseanne yang sudah dipenuhi wangi khas mie instan kesukaan mereka berdua, meninggalkan Roseanne yang memekik kesal. Rambutnya jadi berantakan.

Roseanne dan Jeffrian, mungkin kalian sudah bertanya-tanya tentang apa hubungan mereka sesungguhnya. Maka inilah hubungan mereka.

Sahabat lima langkah.

Kenapa? Terdengar familiar?

Alasannya, karena rumah orang tua Roseanne dan rumah orang tua Jeffrian terletak sangat berdekatan. Bersebeerangan. Hanya terpisah sebuah jalan aspal selebar dua buah mobil yang disejajarkan bersamaan. Meski jaraknya tidak benar-benar hanya lima langkah, namun mereka menganggapnya seperti itu. Mengacu pada lagu dangdut yang amat populer pada zamannya.

Keduanya sudah bersahabat sejak bayi. Kedua orang tua mereka pun saling kenal, meski tak terlalu dekat. Mengingat orang tua Jeffrian sangat sibuk dengan pekerjaan mereka, berbanding dengan orang tua Roseanne yang hanya pegawai swasta biasa, yang masih punya waktu senggang di akhir pekan.

Maka dari itu, keduanya sudah sangat biasa saja jika main ke rumah satu sama lain secara bergantian hanya untuk memasak mie instan atau sekedar meledakkan dapur. Mereka juga yakin, tidak akan terjadi apa-apa di antara mereka.

Seperti sekarang, Jeffrian hanya datang ke rumah Roseanne yang tengah di tinggal sendiri dengan menggunakan bokser yang ketat, membentuk area pribadinya. Kaos belel yang robek sana sini. Dan Roseanne yang gampang kepanasan, selalu hanya mengenakan tanktop tanpa bra namun menggunakan nipple pads dan celana bahan pendek yang sudah lusuh. Tak jarang celana lusuh itu juga bolong.

Meski terlihat "mengundang", sejauh ini, tidak terjadi apa-apa. Entah dengan masa depan, belum terpikirkan oleh mereka.

"Ada mie rebus nggak lo?" Tanya Jeffrian sembari membungkuk, membuka lemari penyimpanan makanan.

Roseanne memilih duduk pada kursi pantry, memakan mie instan rebus yang sudah ia masak duluan. Dengan dagunya, Roseanne menunjuk kearah laci yang terletak di atas wastafel. "Atas wastafel. Nyokap abis rombak tempat penyimpanan."

Cerita BahagiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang