14. Seseorang di balik Ezra.

589 73 5
                                    

Please, kindly leave a vote and comments. Thank you! Happy reading 🎀❤





"Brengseekkkk!"

Prang!

Diruangan dingin itu, yang semula rapih, hanya berisikan satu orang saja. Namun sautan benda yang terjatuh dari ketinggian, juga benda yang pecah di atas tanah riuh terdengar. Ruangan yang sebenarnya sudah diberi pengedap suara namun nyatanya tak mampu menampung lengkingan suara barang pecah belah, juga teriakan frustasi di dalamnya.

Nafas lelaki itu tersengal. Pakaiannya berantak, seluruh tubuhnya kuyup oleh keringat. Matanya memerah, garis-garis nadi di sepanjang wajah hingga leher terlihat menyembul. Rahangnya mengeras. Darah yang mengalir pada punggung tangan akibat menghantam kaca pun tak di rasa lagi. Ialah Ezra yang sedang kalut.

"Fuck!!! Fucking bitch! Demi dunia dan seisinya, bisa-bisanya dia kabur tanpa kabar dan tiba-tiba ada di Thailand, berduaan sama si Jeffrian tai?!? Bener-bener sialan!" Umpatnya tak terbendung.

Ezra benar-benar sudah hilang kesabaran. Beberapa detik lalu, sebelum ruangan indah dan rapih tu berubah menjadi seperti kapal pecah, di laman utama akun sosial media rahasia milik Ezra, ia baru saja melihat sebuah foto yang diunggah oleh Roseanne tadi malam.

Itu hanya foto biasa, tentu saja. Tidak ada unsur apapun yang mendukung pemikiran liar manusia lain bahwa mereka berpacaran atau hanya berlibur berdua. Hanya sebuah gambar Jeffrian yang merentangkan tangan membelakangi pemandangan pantai ketika matahari hendak tenggelam. Arah lain, Roseanne membelakangi kamera, tampak berlari ke arah Jeffrian. Terlihat dari rambut Roseanne yang bergoyang.

Namun bagi Ezra, se-normal apapun itu, jika berkaitan dengan nama Roseanne dan Jeffrian, itu berarti sesuatu baginya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Namun bagi Ezra, se-normal apapun itu, jika berkaitan dengan nama Roseanne dan Jeffrian, itu berarti sesuatu baginya. Sesuatu yang Ezra sangat benci.

"And that's how we vibing at Krabi island?" Ezra membaca ulang caption pada postingan tersebut. Senyumnya terukir sinis, meledek. "And let me teach you how the vibing is."

Dengan tangan penuh darah hingga menetes pada karpet ruangan, Ezra meraih jas yang tergantung di sisi lain ruangan, menentengnya keluar ruangan. Meninggalkan ruangan yang berantakan.

"Beresin ruangan saya. 2 jam lagi saya balik kantor." Ezra berucap tanpa menoleh, terus berjalan tanpa memperhatikan ekspresi Ara—sekretaris yang juga hendak berteriak akibat ulah atasannya yang punya kelainan mental.










°°°°°

Penampilannya kini terlihat lebih baik. Jas nya nampak rapi, begitupula tatanan rambut dan raut wajah yang telah diubah sedemikian rupa. Kembali menawan sebagaimana biasanya ia memperlihatkan jati diri pada dunia.

Tangannya yang semula dipenuhi darah dan serpihan kaca, kini telah di balut rapih dengan kasa. Tak terlihat lagi sosok monster tukang ngamuk yang semula menyelimuti dirinya. Kini Ezra lebih terlihat seperti CEO tampan, kharismatik nan penuh sopan santun, idaman seluruh wanita, pemeran utama cerita-cerita novel roman kebanyakan.

Cerita BahagiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang