Happy Reading...
Ainara memegang wajahnya yang terasa panas, untuk yang pertama kali tangan Ayahnya yang selalu memeluknya itu memberikan rasa sakit pada pipinya. Mata Ainara berkaca-kaca, hatinya sangat sakit entah bagaimana Ayahnya tega melakukan itu.
"A-ayah," lirih Ainara sambil menatap Ayahnya dengan wajah yang penuh akan air mata.
Adnan memandang putrinya itu, sebenarnya ia pun sangat amat merasa sakit harus melakukan itu pada putri kesayangannya namun kali ini sikap Ainara benar-benar kelewatan.
"Kamu! Gara-gara kamu rating perusahaan kita turun drastis!" ucap Adnan sambil menunjuk Ainara yang berada dalam pelukan sang Ibu. "Salah Ainara apa Yah???" tanyanya masih belum sadar dengan apa yang telah ia lakukan.
"SALAH APA?! KAMU MASIH NANYA SALAH KAMU APA?" teriak Adnan membuat Ainara semakin mencengkram lengan Ibunya. "Maas udah, jangan kaya gini, kita bicarakan baik-baik yaa," ujar Anggi mencoba untuk menenangkan suaminya itu.
"Gara-gara ulah kamu yang ninggalin rapat gitu aja, terus maki-maki CEO Argantara company di depan semua client, berbicara tidak sopan didepan client! Kamu pikir itu gak berdampak sama perusahaan kita?" ujar Adnan lagi masih dengan nada yang begitu marah.
"Kenapa kamu ngelakuin itu? hah? Kamu mau buat Ayah malu?" tanya Adnan lagi, Ainara hanya menggeleng lemas lidahnya seakan keluh untuk berbicara sepatah katapun.
"Terus kenapa kamu berbuat seperti itu Ainara putriiii?" geram Adnan sambil menjambak rambutnya yang sedikit memutih itu.
"Oooh atau jangan-jangan kamu ninggalin rapat untuk ketemuan dengan laki-laki pengangguran itu?! Iyaaaa?!" ujar Adnan, Ainara sangat tahu siapa yang di maksud dengan Ayahnya itu.
"Yaah, Ainara minta maaf," ujar Ainara dengan suara parau, tangannya meraih lengan sang Ayah. Berusaha untuk membujuk dan mendapatkan maafnya.
"Ayah bangun perusahaan itu gak mudah, butuh perjuangan yang sangat panjang! tanya ibu kamu bagaimana perjuangan Ayah selama ini! Ayah banting - tulang kesana kemari nawarin kerja sama dengan perusahaan-perusahaan ternama, dengan sekejap kamu hancurin semuanya! semuanya butuh perjuangan Nak, jadi tolong jangan hancurkan semua usaha Ayah," kata Adnan kali ini suaranya terdengar lembut.
Adnan memegang dadanya yang terasa sakit, membuat Ainara dan ibunya seketika panik. "Loh, Ayah, Ayah kenapa???" tanya Ainara panik. "Kayanya Jantung Ayah kumat deh kita bawa ke rumah sakit aja," ucap Anggi namun tidak di setujui oleh suaminya.
"Gak usah, panggil dokter Hayra aja," ucapnya sambil menahan sakit.
Dokter Hayra adalah salah satu dokter keluarga yang mereka kenal selama kurang lebih empat tahun, setiap ada anggota keluarga yang sakit Dokter Hayra lah yang menangani mereka, baik di rumah maupun di rumah sakit.
Ainara menuntun Ayahnya berjalan ke keamar sedangkan Anggi segera menelepon Dokter itu. Rasa penyesalan merasuki Ainara ia sangat menyesal melakukan hal itu.
Tiga puluh menit kemudian sebuah mobil berwarna pink memasuki pekarangan rumah Ainara, setelah memarkirkan mobilnya seorang wanita keluar dari mobil itu sambil menenteng sebuah tas dan tersenyum kearah Anggi.
"Selamat malam Bu Anggi," sapanya dengan hangat. "Iya dok selamat malam, silahkan dok langsung aja saya antar kekamar ya," ujar Anggi sambil berjalan kearah kamar di susul oleh dokter Hayra.
KAMU SEDANG MEMBACA
pantrologimata
Teen FictionAinara putri seorang perempuan yang harus menyetujui sebuah pernikahan hasil dari perjodohan kedua orangtuanya karena kesalahan kecil yang ia perbuat, bagaimana bisa ia menikahi seorang laki-laki yang benci? Sedangkan disisi lain Ainara mempunyai se...