26

20 2 3
                                    

Happy reading

"Sayang, dengerin Mas dulu, Mas bisa jelasin semuanya," kata Aiden berusaha menyamakan langkahnya dengan Ainara.

Namun sepertinya istrinya itu seakan menulikan pendengarannya dan tidak merespon apapun, perempuan itu terus berjalan menuju lift.

Saat hendak menekan tombol lift, Aiden menahannya dan menariknya masuk kedalam pelukannya, Membuat Ainara memberontak.

"Apasih Mas, Lepasin aku!" ucapnya berusaha untuk terbebas dari pelukan Suaminya itu. "Enggak! Mas gak akan lepasin sebelum kamu mau dengerin penjelasan Mas," ujarnya semakin mengeratkan pelukannya.

"Mas ini kita dilihat sama orang-orang loh, maluuu kamu emang gak malu hah?" tanyanya lagi, Aiden menggeleng sambil tersenyum tanpa beban semakin membuat Ainara kesal.

"Intinya Mas gak akan lepasin kamu sebelum kamu mau dengerin penjelasan Mas dulu titik!" ucapnya.

Finally Ainara menuruti kemauan suaminya itu, Aiden menarik Ainara masuk kedalam ruangannya yang dimana masih ada Amanda didalam sana.

"Ini maksud Aiden apa sih, ngapain coba bawa gua kesini males banget ketemu sama orang ini!" ucapnya dalam hati.

"Oke Mas bakalan jelasinyaa, Amanda kesini tuh tiba-tiba sayang Mas sama dia gak janjian sama sekali, Mas gak tahu kalau dia kesini tuh bawain bekel buat Mas," ujar Aiden.

"Bawain bekel? Ngapain Lo bawain bekel buat suami gua, repot-repot banget," ucap Ainara masih dengan nada yang ketus dan tatapan yang tak bersahabat.

"Yaaa emang gak boleh? Bawain Aiden bekel tuh bukan hal yang baru buat gua sama Aiden kali, dulu juga pas masih sekolah gua sering bawain dia bekel atau dia makan bekel gua, iya kan?" ucap Amanda, Aiden yang mendengar itu hanya mengusap wajahnya.

"Ya salah lah! lo tau dia punya istri tapi ngapain lo kek gini?! Stop bertingkah seolah-olah lo sama Aiden masih ada di zaman sekolah okey?! Buka mata lo lebar-lebar dan simpen ini di otak lo! lo gak perlu mikirin apapun tentang kebutuhan suami gua! karena sekarang dia udah punya istri!" ucap Ainara memperlihatkan cincin yang melingkar di jari manisnya.

Mendengar itu Amanda menjadi kesal ia berjalan satu langkah mendekati Ainara dan menatapnya intens.

"Lo itu orang baru di hidupnya Aiden jadi lo gak usah sok seolah-olah lo paling tau soal dia, gua! gua yang paling tau semua hal menyangkut Aiden bahkan seandainya aja gua gak keluar negeri waktu itu mungkin yang jadi istrinya Aiden itu gua bukan Lo!" ucap Amanda yang sukses membuat pipinya merasa panas akibat tamparan keras dari Ainara.

"Ehhh stop! stop! kenapa kalian berdua jadi seperti ini?! Amanda tolong! Hargai Ainara sebagai istri saya, kamu sangat tidak pantas mengatakan itu sebagai sesama perempuan tolong hargai dia," tegur Aiden.

Amanda tertawa sinis sambil menatapnya, "Aiden stop membela istrikamu yang gak berguna ini! Mau sampai kapan kamu di tipu sama tampang polosnya? Tau gak sih, kalau perempuan ini, perempuan  yang katanya istri kamu ini sudah menghianati kamu! Tanpa sepengetahuan kamu dia sering ketemu sama laki-laki lain, bahkan dia pernah memasukkan laki-laki lain ke rumah kalian!" ucap Amanda.

"Eh jaga ya ucapan lo! Jangan asal nuduh!" marah Ainara.

"Ooh nuduh? liat ini, apa kamu masih mikir aku nuduh istri kamu setelah kamu lihat foto ini?" tanya Amanda sambil memperlihatkan sebuah foto yang dimana ada Ainara dan Alister saat di kantin tadi.

"Kamu ketemuan lagi sama dia?" tanya Aiden.

"Mas, percaya sama aku, aku sama sekali gak tau kalau ada dia disana dan katanya dia bisa ada disni itu karena dia ngasih kamu berkas untuk tawaran bekerja sama dengan perusahaan dia Mas, iya memang aku sempat ngobrol sama dia tapi cuman sebentar," ucap Ainara.

"Berkas? berkas apa Ainara?? bahkan sampai sekarang Mas gak dapat berkas apapun soal kontrak kerjasama!" ucap Aiden.

Ainara terkejut mendengar itu,

"Tapi aku gak bohong Mas, aku sama Alister ketemunya gak sengaja tolong percaya sama aku," ucap Ainara.

"Halah emang dasar tukang selingkuh, gak akan pernah bisa berubah, aku malah kasihan banget kamu udah di rendahin kaya gini sama Ainara," kata Amanda semakin memanaskan suasana.

"Eh tutup mulut lo ya! lo kenapa ngelakuin ini sama gua hah? Jangan-jangan Lo kerja sama dengan Alister buat ngejebak gua?!" teriak Ainara.

"Apaan sih, gua aja gak kenal sama laki-laki itu!" kesalnya.

"Mas, aku yakin banget aku dijebak mas dan aku juga yakin teror yang kemarin itu ulah Amanda sama Alister!" ucap Ainara.

"Wow sekarang giliran lo yang nuduh gua tanpa bukti?, Aiden lihat kan seberapa liciknya istri kamu!" ucap Amanda.

"Gua gak perlu bukti Amanda, orang yang mempunyai motif kuat buat ngelakuin itu semua cuma lo dan Alister!" teriak Ainara sambil menunjuk Amanda.

"AINARA STOP!" bentak Aiden membuat kedua perempuan yang ada di ruangan itu terkejut.

"Stop menuduh orang tanpa bukti! Mas kenal bagaimana Amanda dia gak mungkin nekat buat celakain orang! Mas lebih tau tentang dia jadi tolong! Jangan berasumsi yang tidak-tidak, karena Amanda bukan orang yang seperti itu!" ucap Aiden.

"Mas?" lirih Ainara dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Mas minta kamu pulang sekarang," ucapnya kali ini dengan nada yang sangat lembut.

"Tapi mas-" ucapan Ainara terpotong saat Aiden memberikannya selembar uang merah sebagai ongkos untuk pulang, hari ini Aiden sukses membuat hati istrinya itu tercabik-cabik.

Tanpa mengatakan apapun Ainara keluar dari ruangan itu dengan air mata yang tak terbendung lagi, ia bahkan tidak mengambil uang yang diberikan oleh suaminya.

"Aiden makasih ya kamu udah mau belain aku, aku terharu banget dan gak nyangka," ucap Amanda.

"Tolong keluar dari ruangan ini, dan saya harap ini yang terakhir kalinya kamu bertindak seenaknya, apa yang di katakan Ainara itu tidak sepenuhnya salah memang benar kamu harus tau batasan dengan laki-laki yang sudah beristri, tolong keluar," ucap Aiden membukakan pintu agar terbuka dengan lebar.

Melihat itu Amanda mengepalkan tangannya dan pergi meninggalkan Aiden sendirian, setelah pertengkaran tadi konsentrasi Aiden untuk melanjutkan meeting hancur bahkan moodnya juga sangat berantakan, terlebih lagi saat melihat foto Ainara bersama Alister.

Aiden menyadari bahwa pernikahan mereka ini hasil dari paksaan kedua orangtua mereka masing-masing, Namun Aiden menghargai pernikahan ini meskipun dulu ia belum mencintai Ainara ia selalu berusaha untuk menjaga dan menghargai istrinya itu.

Aiden pun sadar bahwasanya beberapa bulan pernikahan mereka Ainara masih saja berhubungan dengan Alister hanya saja Aiden diam dan tidak ingin mempermasalahkan itu, ia memberikan kesempatan untuk Ainara menyadari kesalahannya.

Lalu bagaimana dengan perjanjian selama enam bulan itu?, Apa selama enam bulan itu hanya Aiden yang mencintai Ainara? Apa Ainara tidak pernah mencintainya selama ini?. Pertanyaan itu terus berkelana di kepalanya sehingga laki-laki itu memutuskan untuk tidur sebentar dan memberitahukan kepada sekertaris nya agar tidak ada yang mengganggunya untuk saat ini.

Seeu in the next part 🙌....

pantrologimata Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang