Happy Reading...
Ainara melirik jam yang ada di ponselnya jam menunjukkan pukul tiga pagi namun suaminya belum pulang sejak kejadian tadi siang.
"Duh Aiden kemana sih kok jam segini belum pulang gak biasanya dia pulang selarut ini," ucap Ainara cemas ia terus mondar mandir di ruang tamu sambil terus melirik jam di ponselnya.
"Pengen gua telepon tapi gak punya nomornya, ck gimana yaaa biar bisa tau dia lagi dimana".
Ainara memijit pelipisnya kepalanya tiba-tiba pusing karena ini untuk pertama kalinya ia tidak tidur selarut ini, perempuan itu juga baru menyadari bahwa selama beberapa bulan menjadi istri Aiden perempuan itu tidak memiliki kontak suaminya bahkan sosial medianya saja ia tidak tahu.
"Apa gua se-tidak peduli itu sama Aiden?" rasa bersalah menjalar dalam diri Ainara, dan entah mengapa saat ini ia sangat khawatir pada laki-laki yang ia benci.
Beberapa menit kemudian Ainara berpikir untuk mencari kartu nama Aiden secara Aiden pemimpin perusahaan besar sangat tidak mungkin kalau suaminya tidak memiliki tanda pengenal.
"Dimana yaa," kata Ainara sambil membuka laci-laci di kamar Aiden, matanya tertuju pada kotak kecil yang berada dalam laci ketiga, karena penasaran Ainara membuka kotak itu dan disana terdapat beberapa kartu termasuk kartu pengenal milik Aiden.
Setelah menyalin nomor telepon milik Aiden Ainara langsung menelepon suaminya itu dan tidak butuh waktu lama sambungan telepon pun terhubung.
"Heh Lo kemana aja? Inget pulang ga sih? tahu ga ini jam berapa hah?" marah Ainara begitu saja keluar dari mulutnya ketika sambungan telepon itu terhubung.
"Maaf ini siapa?" tanya Seseorang dari sebrang sana.
Tunggu! Ainara terdiam sebentar untuk mengecek ulang nomor yang ia telepon, nomornya sesuai dengan yang tertera di kartu itu namun, kenapa yang mengangkat seorang perempuan?.
"Halo?" .
"Eh, Lo siapa? Mana suami gua? Lo selingkuhan dia ya, ngaku Lo!" kata Ainara bertubi-tubi.
"Sebelumnya saya minta maaf Bu karena lancang mengangkat telepon suami ibu, saya salah satu perawat dari rumah sakit ingin memberi tahu ibu kalau suami ibu ada di rumah sakit tiga puluh menit yang lalu," jelas perawat itu membuat Ainara terkejut hingga mulutnya terbuka lebar.
"D-di rawat?? rumah sakit mana?" tanyanya nada suaranya kini jauh berbeda dengan yang awal.
"RS Medika Bu, alamatnya ada di jalan Anggrek 13,".
"Oke baik, saya kesana tolong pantau suami saya sampai saya datang!" tanpa menunggu respon perawat itu Ainara langsung mematikan teleponnya secara sepihak.
***
Ainara meremas jarinya saat berada dalam taxi online yang ia pesan jantungnya berdegup kencang, ia khawatir dengan Aiden tapi disisi lain ia juga takut karena ini pertama kalinya ia naik taxi online di jam seperti ini.
"Kenapa mbak?" tanya supir itu sambil melirik Ainara dari kaca.
"Enggak apa-apa pak, tolong cepat ya pak suami saya udah nunggu!" ketus Ainara menutupi ketakutannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
pantrologimata
أدب المراهقينAinara putri seorang perempuan yang harus menyetujui sebuah pernikahan hasil dari perjodohan kedua orangtuanya karena kesalahan kecil yang ia perbuat, bagaimana bisa ia menikahi seorang laki-laki yang benci? Sedangkan disisi lain Ainara mempunyai se...