Happy reading...
"Mau kemana?" tanya Ainara saat melihat Aiden memakai stelan Jaz nya.
"Mau masuk kantor, kenapa?" tanya Aiden.
"Mas, kamu bercanda? kita masih suasana duka loh mas kamu udah mikirin kerja?" tanya Ainara.
"Mas tau mas minta maaf tapi ada pekerjaan yang benar-benar lebih penting dan gak bisa mas tinggalin gitu aja," ucapnya.
"Aku butuh kamu Mas, kamu belakangan ini sering pergi tiba-tiba gak ngabarin aku, di saat-saat seperti ini aku butuh kamu buat temenin aku! Di kantor kan ada banyak karyawan dan orang-orang kepercayaan kamu kenapa gak kasih ke mereka aja?!" kesal Ainara.
Tiba-tiba ponsel Aiden berdering ada panggilan masuk membuat laki-laki itu terlihat kesal.
"Sayang maaf, aku janji pulang nanti akan nemenin kamu okey?" ucapnya lalu mengecup kening Ainara.
Ainara memandang nanar punggung Aiden yang perlahan menghilang dari pandangannya matanya kembali memanas namun dengan cepat ia mengusap air mata yang menumpuk di pelupuk matanya.
Ainara berjalan masuk kedalam kamar Ayahnya ia terdiam saat melihat ayahnya melamun sambil menatap foto mendiang ibunya.
"Ayah," panggil Ainara.
"Ibu cantik banget ya yah, ibu sekarang udah tenang disana ngeliatin kita makanya kita juga harus kuat biar ibu gak sedih diatas sana," ucapnya.
"Ayah cuma gak nyangka ibu kamu ninggalin ayah secepat itu," ujar Adnan tertunduk lesu.
"Yang namanya ajal gak ada yang tahu yah, sekarang ayo kita sarapan bareng aku udah masak makanan kesukaan ayah aku juga mau bangunin Abang zel," kata Ainara.
Mereka bertiga berkumpul diruang makan suasana yang sepi tidak ada Omelan pagi hari seperti dulu, tidak ada teriakan-teriakan dari ibunya saat membangunkan mereka.
"Widihhhhh Lo semenjak nikah bisa masak ya dek, hebat-hebat yah cobain yah nasi goreng spesial buatan Ainara," ucap Alfarezel mencoba mencairkan suasana.
"Iya dong kan emang harus bisa masak kalau udah nikah," ucapnya lalu menyendokkan nasi kepiring ayahnya.
"Suami kamu mana?" tanya Adnan.
"Mas Aiden berangkat ke kantor Yah, ada kerjaan yang gak bisa di tinggalin," ujarnya.
"Aiden gak dateng selama ibu di rumah sakit, terus kemarin datengnya pas jenazah ibu dimandikan sekarang masih suasana duka pun tetap pergi, kalian berdua baik-baik aja?" tanya Adnan.
"Bahkan ayahpun mulai curiga sama kamu Mas," batin Ainara.
"Baik-baik aja kok yah emang lagi ada kerjaan yang penting kok," ucapnya.
"Lo gak makan dek?" tanya Alfarezel mengalihkan pembicaraan.
"Enggak bang, gatau kenapa hari ini mual banget apalagi pas masak tadi bener-bener mual," kata Ainara.
"Cek ke dokter aja dek," ucapnya yang di angguki oleh Ainara.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
pantrologimata
Teen FictionAinara putri seorang perempuan yang harus menyetujui sebuah pernikahan hasil dari perjodohan kedua orangtuanya karena kesalahan kecil yang ia perbuat, bagaimana bisa ia menikahi seorang laki-laki yang benci? Sedangkan disisi lain Ainara mempunyai se...