Happy Reading...
"Tumben senyum-senyum terus, ada apa?" tanya Aiden saat memasuki rumahnya dan melihat Ainara tersenyum sendiri.
Ainara menatap Aiden senyum yang merekah diwajahnya seketika luntur dan wajahnya menjadi kusut.
"Kepo Lo!" ketusnya berjalan meninggalkan Aiden.
Laki-laki itu hanya menghembuskan nafasnya tak ingin berdebat dengan Ainara ia langsung menyusul istrinya itu.
"Jam 7 nanti saya ada acara kantor perayaan kecil-kecilan di hotel dan kamu harus ikut," ucap Aiden berdiri depan kamar Ainara.
Ainara menatap Aiden bingung " ngapain gua ikut?" tanyanya. "Gak usah banyak tanya! Lagian nanti orang tua saya ada disana," jelasnya. Ainara mendelik kesal mendengar jawaban Aiden.
"Gak mau ah, gua lagi pengen dirumah aja jadi lo aja yang pergi, okey?" ucap Ainara. Aiden yang mendengar itu menggelengkan kepalanya pertanda ia tidak setuju dengan perkataan istrinya itu.
"Saya gak terima alasan apapun intinya kamu harus ikut!".
"Nih ambil," kata Aiden menyerahkan sebuah paper bag berisi dress yang sangat indah. Berwarna merah menyala dengan beberapa berlian-berlian kecil yah menambah kesan mewah dari dress tersebut.
"Wah anjirrrr cantik banget, buat gua?" tanya Ainara. "Iya, kamu pakai ini nanti malam dan tolong jas saya yang berwarna merah kamu setrika agak kusut dikit," ucapnya.
"Kenapa kita gak ambil pembantu aja? Biar gua ga perlu repot-repot ngerjain ini semua!" kesal Ainara.
"Tugas istri melayani suami!" tegas Aiden berjalan menuju kamarnya.
"Nyenyenye bilang aja Lo gak mau bayar, dasar pelit!" gumam Ainara menutup pintu kamarnya.
Jam menunjukkan pukul enam sore lewat dua puluh menit Ainara tengah duduk didepan cermin sambil memoles wajahnya dengan makeup yang ia punya. Tak lama kemudian Aiden masuk dan mematung melihat penampilan Ainara. Rambut yang digerai serta ujungnya yang terlihat Curly dan hiasan bando mutiara yang melekat di kepalanya, serta makeup yang sangat serasi dengan dress-nya semakin membuatnya terlihat sangat cantik.
"Kedip gua tau gua cantik," kata Ainara membuyarkan lamunan Aiden.
"Ekhm, saya mau pake dasi tapi bingung mau yang mana," ucap Aiden sambil menenteng dua dasi dengan warna yang berbeda.
"Yang ini aja, lebih cocok sama Jas yang Lo pake," tunjuk Ainara pada dasi yang berwarna hitam. "Oke, saya tunggu kamu di bawa sepuluh menit kita berangkat," ucap Aiden yang di angguki oleh Ainara.
Beberapa menit kemudian Ainara menuruni anak tangga mengalihkan pandangan Aiden, munafik jika Aiden tidak terpanah akan kecantikan istrinya itu apalagi dengan dress yang melekat pada tubuhnya itu.
"Lo tau ga si caranya pake dasi? Gak rapih banget," ucap Ainara sambil membenarkan dasi yang melekat dileher Aiden.
Aiden tidak bergeming ia terus menatap setiap inci wajah Ainara yang ada didepan wajahnya, matanya seakan tak mau lepas dari objek yang sangat indah.
"Lo kenapa?" tanya Ainara merasa aneh dengan tingkah laku suaminya itu, jantungnya berdegup kencang saat matanya bertemu manik mata milik Aiden, entah mengapa akhir-akhir ini jantungnya berdegup tidak normal saat menatap mata Aiden.
KAMU SEDANG MEMBACA
pantrologimata
Teen FictionAinara putri seorang perempuan yang harus menyetujui sebuah pernikahan hasil dari perjodohan kedua orangtuanya karena kesalahan kecil yang ia perbuat, bagaimana bisa ia menikahi seorang laki-laki yang benci? Sedangkan disisi lain Ainara mempunyai se...