Happy Reading...
Ainara melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangannya jam menunjukkan pukul enam sore sesuai perkataan suaminya itu malam ini mereka akan makan malam dirumah orang tua Aiden.
"Maaaas mana sih kok lama banget," teriak Ainara.
"Iyaa sebentar mas lupa nyimpen Hoodie cokelat mas dimana," katanya dari dalam kamar.
Ainara menghampiri suaminya itu membantu mencari Hoodie yang ia maksud.
"Ini bukan?" tanya Ainara memegang Hoodie berwarna coklat.
"Nah iyaa kok bisa di lemari ya tadi mas cari gak ada," katanya.
"Ada tapi jatuh dari gantungan bajunya".
"Udah siap nih ayo jalan," kata Aiden menuntun Ainara berjalan keluar rumah.
Saat hendak menjalankan mobilnya sebuah motor menghadang mereka, pasangan suami istri itu saling tukar pandang mereka bingung siapa orang itu.
"Kamu tunggu disni mas turun dulu," ucap Aiden, Ainara menahan lengan suaminya itu. "Tunggu mas aku tau itu siapa," kata Ainara langsung turun dari mobil itu dan di susul oleh Aiden.
"Kenapa?" tanya Ainara pada seseorang yang duduk diatas motor, laki-laki itu membuka helm full face nya menatap Ainara dengan tajam.
"Kenapa kamu bilang? kamu ini kemana aja sih kenapa telepon sama cht aku gak pernah di balas? Aku ada salah?" tanya Alister.
Ainara membuang pandangannya kelain arah untuk saat ini ia tidak bisa menatap lekat laki-laki itu sebab perasaanya masih tersisa sedikit Ainara tidak mau luluh lagi kepada laki-laki yang salah.
"Jawab! Jangan diem doang!" kata Alister meremas bahu Ainara, Aiden yang melihat itu lantas keberatan dan menepis tangan Alister.
"Jangan berani-berani menyakiti istri saya!" ucapnya.
"Mulai sekarang kita masing-masing aja," ucap Ainara membuat Alister bingung.
"Maksud kamu apa? Kita putus?".
Ainara mengangguk "iyaa, aku harap kamu bisa temukan perempuan yang lebih dari aku dan kamu bisa bahagia sama dia," ucap Ainara. Alister tertawa mendengar itu ia merasa saat ini Ainara sedang bercanda.
"Udah deh sayang gausah ngomong yang gak jelas aku kesini mau jemput kamu dan mulai hidup baru sama aku, ayo," kata Alister menarik tangan Ainara namun perempuan itu menepisnya dengan kasar.
"Kamu ngerti gak sih sama yang aku bilang?! Kita sekarang masing-masing aja!" ujar Ainara penuh penekanan.
"kenapa tiba-tiba kamu kaya gini sayang? Apa yang laki-laki ini lakuin sama kamu? ngomong sama aku biar aku kasih pelajaran sama orang ini!" kata Alister ingin melayangkan bogemannya.
"ALISTER CUKUP!" teriak Ainara.
"Tolong gak usah ganggu aku lagi, apapun hubungan yang ada di antara kita hari ini semua itu berakhir!" kata Ainara.
"Tapi kenapa Ainara????" tanya Alister memelas.
Ainara melirik Aiden perempuan itu meraih lengan suaminya dan kembali menatap Alister. "Aku mau fokus dengan suami aku dan rumah tangga aku".
"Ayo mas kita udah telat kerumah ibu," kata Ainara.
"Iya sayang".
mereka berdua meninggalkan Alister yang ada didepan mereka, ia menghiraukan Alister yang terus menahan agar Ainara tidak pergi.
"Kalian berani cari masalah tapi sayangnya kalian salah orang," kata Alister memandang mobil Aiden yang semakin lama semakin menghilang dari pandangan.
°°°
"Pusing?" tanya Aiden saat melihat Ainara memijit pelipisnya.
"Dikit tapi gapapa mas nanti juga hilang," kata Ainara sambil tersenyum.
"Makasih ya kamu udah milih saya tadi didepan Alister".
"Gak usah terimakasih mas udah seharusnya aku ngelakuin itu dari dulu," kata Ainara mengusap bahu kiri suaminya.
"Okeeyy, ayo kita turun udah sampai," kata Aiden.
"Loh udah nyampe? Kok gak ngerasa sih".
"Kamu sih ngeliatin mas terus jadi gak fokus ngeliatin jalan kan," kata Aiden membuat tawa Ainara pecah seketika.
"Apaan sih mas kok PD banget hahahahah".
"Oh jadi mas gak ganteng?" tanya Aiden mendekatkan wajahnya pada Ainara.
"Ganteng, suami aku ini ganteng kok," ujar Ainara.
Manik mata mereka saling bertemu bibir mereka sama-sama mengukir senyuman perlahan wajah mereka semakin dekat Ainara bahkan memejamkan matanya.
Tok tok tok...
Aiden memejamkan matanya kesal selalu saja ada yang menganggu di hal-hal seperti ini, seseorang mengetuk jendela pengemudinya Aiden membuka dengan sedikit kesal.
Dua orang yang berada dalam mobil itu terkejut melihat Amanda yang ternyata mengetuk jendela mobil mereka.
"Lo ngapai di sini?" tanya Ainara.
"Aku di sini udah dari siang kali, kita udah nungguin kalian dari tadi loh lama banget sih," kesalnya sambil mengerucutkan bibirnya.
"Apaan sih!" batin Ainara kesal.
Aiden turun dari mobil dan membukakan pintu untuk Ainara, Ainara yang mendapatkan perlakuan seperti itu sangat senang dan bangga karena Amanda melihat secara langsung.
"Aku sama ibu udah buatin makanan kesukaan kamu, tadi tuh masaknya seru banget ibu juga seneng aku ada di sini," kata Amanda menceritakan dengan antusias Aiden hanya mengangguk-angguk mendengar tiap tutur kata yang keluar dari mulut perempuan itu.
"Saya masuk dulu ya, ayo sayang," ujar Aiden menggenggam tangan Ainara.
Saat berjalan di samping Amanda Ainara berbisik suaranya kecil sehingga cuma mereka berdua yang mendengarnya.
"Lo asik, asik sendiri maksudnya," setelah mengatakan itu Ainara mengukir senyum seolah meremehkan Amanda.
"Dih apaan sih, Alay banget!" kesal Amanda menyusul mereka kedalam.
Seeu in the next part 🙌
KAMU SEDANG MEMBACA
pantrologimata
Teen FictionAinara putri seorang perempuan yang harus menyetujui sebuah pernikahan hasil dari perjodohan kedua orangtuanya karena kesalahan kecil yang ia perbuat, bagaimana bisa ia menikahi seorang laki-laki yang benci? Sedangkan disisi lain Ainara mempunyai se...