32

18 2 0
                                    

Happy reading.....

Amanda mengetuk pintu ruangan Aiden tak lama kemudian muncul sosok Aiden dengan balutan Jaz berwarna hitam.

"Hai, aku ganggu gak?" tany Amanda.

"Enggak kok, kebetulan juga saya mau makan siang," ucap Aiden sambil melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Aelah pake kamu aja kali disini kan gak ada Ainara jadi aman hahaha, eh btw aku ikut ya makan siang bareng kebetulan juga belum makan dari pagi," kata Amanda. Aiden hanya mengangguk dan tidak mengatakan apapun ia bergegas kekantin dan disusul oleh Amanda.

Sembari menunggu pesanannya, Aiden dan Amanda duduk di kursi yang sama dan saling berhadapan, Amanda terus mencuri pandang pada Aiden yang fokus dengan ponselnya.

"Aku semakin yakin buat perjuangin kamu biar jadi milik aku seutuhnya," ucap Amanda dalam hatinya.

"Ini pak, buk pesanannya selamat menikmati," ucap salah satu pelayan sambil membawa pesanan Aiden dan Amanda.

Mereka berdua menikmati pesanan dengan lahap pandangan Aiden terhenti pada sudut bibir Amanda yang terlihat lebam.

"Bibir kamu kenapa?" tanya Aiden.

"Ohh ini emm... tadi habis kejedot," ucapnya.

"Kejedot apa sampai kena ujung bibir gitu?" tanya Aiden lagi .

"Iyaaa tadi tuh aku lagi nyetir kan terus ngerem mendadak nah aku kebentur di setir mobil makanya lebam," katanya lagi.

"Bener?" tanya Aiden.

"Iyaaa, aku gak apa-apa kok makasih ya udah khawatirin aku," kata Amanda sambil mengusap punggung tangan Aiden.

Setelah makan siang selesai Amanda meninggalkan kantor Aiden, sedangkan Aiden kembali keruangannya laki-laki itu memutuskan untuk menghubungi Ainara mencoba untuk mencairkan hubungan mereka lagi. Namun, saat hendak menghubungi Ainara sebuah nomor tak dikenal mengirimkannya video yang dimana terlihat dengan jelas Ainara menapar Amanda, namun sayangnya video itu tidak memiliki suara.

Aiden memejamkan matanya berusaha untuk sabar menghadapi sikap Ainara, ia mengurungkan niatnya untuk menghubungi Ainara masalah ini harus ia bahas di rumah.

***

Jam menunjukkan pukul delapan malam, Ainara terus saja menghubungi Aiden namun tak ada satupun teleponnya yang di angkat sedangkan saat ini ia sedang berada di rumah orang tuanya, semua orang menanyakan keberadaan Aiden.

"Mas kamu kemana sih gak biasanya kamu gak angkat telepon aku," kata Ainara cemas.

"Lo kenapa?" tanya Queenza yang melihat sahabatnya itu gelisah.

"Aiden gak angkat telepon gua guys, gua juga udah ingetin dia soal acara hari ini tapi dia gak ngebales cht gua," kata Ainara.

"Mungkin dia lagi sibuk Ra maklum lah CEO," kata Zara yang di angguki oleh yang lain.

"Atau gak gini, Lo mending pulang dulu siapa tau suami Lo udah pulang terus ketiduran makanya gak dateng," kini giliran Shanika yang ikut angkat suara.

"Yakali gua ninggalin kalian, udah tenang aja urusan Aiden itu biar jadi urusan gua".

Mendengar Ainara berkata seperti itu teman-temannya pun tak lagi berkomentar dan kembali menikmati acara tersebut.

***

Ainara turun dari taksi online yang ia pesan matanya tertuju pada mobil suaminya yang terparkir rapih dihalaman rumahnya, tanpa menunggu lama Ainara masuk kedalam dan melihat Aiden yang duduk didepan tv sambil bermain ponsel.

"Mas kamu pulang jam berapa? Kok telepon aku gak di angkat, chat aku juga gak di balas satu pun semua orang nungguin kamu dan nanyain kamu loh mas," kata Ainara.

"Kenapa kamu nampar Amanda di mall?" tanya Aiden yang sukses membuat Ainara terkejut.

"Mas? hubungan kita belum baik dan kamu masih bahas perempuan gak tahu malu itu? mau kamu apa sih Mas?" tanya Ainara dengan suara yang agak meninggi.

"Kamu tanya apa mau aku??? kamu sadar kalau rumah tangga kita masih canggung kaya gini tapi kamu selalu cari masalah! buat apa coba kamu nyakitin Amanda hah? dan satu lagi stop sebut dia sebagai perempuan yang gak bener dia perempuan baik dan dia punya nama!" ucap Aiden yang juga ikut membentak istrinya itu.

"Kamu kenapa berubah sih mas? dulu kamu gak pernah bentak aku kaya gini, dulu kamu selalu ngejaga perasaan aku tapi sekarang kenapa kamu kaya gini mas?" tanya Ainara dengan suara yang lirih.

"Gak ada yang berubah Ainaraaa!!!!!!" ujar Aiden geram sambil menjambak rambutnya sendiri.

"Sikap mas saat ini ke kamu itu karena ulah kamu sendiri, karena keegoisan kamu yang selalu menyalahkan orang tanpa bukti!" kata Aiden lagi.

"Dia ngadu ke kamu? cih emang tukang drama!" kata Ainara.

"Dia gak bilang apa-apa ke mas, tapi tadi siang saat mas sama dia lagi makan si-".

"Kalian makan bareng? hebat banget kamu ya mas, disaat hubungan kamu dengan istri kamu lagi renggang bisa-bisanya kamu makan siang bareng sama perempuan yang jadi dalang masalah dirumah tangga kita," kata Ainara membuat Aiden terdiam.

"Mas, kamu kelihatan marah banget saat aku nampar Amanda sekarang aku mau tanya sama kamu, apa kamu juga ngerasa hal yang sama saat nampar aku waktu itu? apa kamu juga ngerasa marah sama diri kamu sendiri, hah?!".

Ainara tertawa dengan tatapan yang penuh kekecewaan saat suaminya itu tak mampu menjawab pertanyaannya, perempuan itu meraih tasnya dan berjalan menuju kamarnya.

"Sayang, heii sayang dengerin mas dulu mas minta maaf mas gak bermaksud buat nyakitin kamu tolong...tolong maafin mas," kata Aiden sambil menggedor-gedor pintu kamar yang di kunci oleh Ainara.

Seeu in the next part 🙌......

Huhuuhuhuu udah sejauh ini tp masih aja sepi😫 :(

pantrologimata Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang