02

5.2K 360 2
                                    

Adel masih bertengkar dengan pikirannya sendiri. Saat ini sudah malam, namun Adel memutuskan untuk menenangkan pikirannya di danau dekat rumahnya.

"Kemana Rev?" Tante mama

"Ke luar bentar ma, mau nyari angin" jawab Adel datar

Ia langsung mengeluatkan motornya dari garasi dan melakukannya dengan cepat.

"Anjir kaget gua, gila ya tu orang" kaget Robby mendengar suara motor Adel

Sesampainya di danau Adel memarkirkan motornya dan berjalan menuju sebuah kursi yang ada di tepi danau tersebut. Saat ia mendekat, ternyata ada seseorang yang sedang duduk disana dan terdengar jelas suara tangisan dari orang tersebut. Adel pun berbalik dan melangkahkan kakinya pada penjual minuman keliling yang ada di sana. Setelah membeli 2 botol minuman, Adel kembali menghampiri orang tersebut sambil menawarkan minum.

"Nih minum dulu mbak" Adel

Orang tersebut terdiam dan berusaha menghapus air matanya. Namun saat ia melihat ke arah sumber suara tersebut ia terkejut karena itu merupakan orang yang ia kenal

"ADEL??"

"KA CHIKA??"

Adel pun segera duduk di samping chika dan membuka kan minum untuknya.

"Ini minum dulu" Adel

"Makasih" sahut Chika sembari mengambil dan meminum air yang diberikan oleh Adel

"Ka Chika ngapain disini sendirian, udah malem loh ini" tanya Adel memecah kecanggungan diantara mereka karena dari tadi mereka hanya saling diam

"Gapapa, kamu ngapain disini" tanya Chika balik

" Aku lagi nyari angin aja, bosen" bohong Adel, karena sebenarnya ia ingin menenangkan pikirannya

Suasana kembali hening, tak ada lagi balasan dari Chika dan Adel pun tidak tau harus membahas apa. Ada sih sebenernya yang sangat ingin ia tanyakan pada Chika, namun ia tak tau bagaimana harus menanyakannya

"Ka Chika suka bintang ga?" tanya Adel tiba tiba sambil menatap langit

"Hmm aku suka" jawab Chika singkat

"Tapi Ka Chika tau ga ada orang yang ga suka sama bintang" Adel

"Ya pasti ada lah del yang ga suka, ga mungkin semuanya suka juga" Chika

"Iya kak, pasti ada yang ga suka. Dan sebenarnya matahari kan juga bintang. Dia bintang yang paling dekat dengan bumi. Namun saat siang hari banyak yang mengeluh akan keberadaan nya karena membuat cuaca panas. Padalah disisi lain ada yang sangat bersyukur atas adanya matahari karena bisa memberikan cahaya dan juga kehangatan yang berguna untuk banyak hal" ucap Adel

Chika hanya diam mendengarkan Adel. Ia mendengarkan tiap kata yang disebutkan oleh Adel. Entah mengapa ia merasa Adel sangat berbeda dengan yang biasanya ia kenal.

"Saat malam hari pun terkadang kita melihat banyak bintang di langit, namun kadang hanya sedikit dan bahkan kadang juga langit tak berbintang. Ada bintang yang bersinar dengan sangat terang dan ada juga yang redup. Namun sebenarnya bintang itu tidak kemana mana dan mematikan cahayanya. Penghalang yang ada antara kita dan bintanglah yang mengakibatkan kadang kita tak bisa melihat cahaya yang dipancarkannya. Bintang tidak kemana mana ia tetap disana. Ia tidak peduli bagaimana orang melihatnya. Yang ia tau adalah ia harus tetap bersinar dan memberikan cahayanya." Sambung Adel yang masih menatap bintang bintang di langit malam kala itu.

Chika yang mendengar itu pun merasa kagum dengan pola pikir Adel. Ia tak menyangka Adel yang ia kenal dengan tingkahnya yang jail dan umurnya yang masih muda bisa berpikiran dewasa itu. Saat ia sedang mengagumi perkataan Adel, Adel memutar tubuhnya untuk menghadap ke arah Chika

"Ka Chika" Adel

"Yaa?" Chika

" Jadilah bintang kak, jadilah satu bintang. Satu bintang yang akan selalu bersinar, tak peduli dengan bagaimana orang lain melihatnya. Tak peduli dengan orang yang tidak menyukainya. Karena yang bintang tau hanyalah ia harus tetap bersinar karena banyak orang yang menginginkannya dan bersyukur akan keberadaanya." Ucap Adel tulus pada Chika

Chika tak bisa menahan air matanya saat mendengar Adel mengatakan hal itu kepadanya. Ditambah lagi tatapan mata Adel yang terlihat sangat tulus mengatakan hal tersebut. Ia menunduk dan menangis. Adel yang legihat hal tersebut membawa Chika ke dalam pelukannya. Ia hanya mengusap kepala Chika tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Membiarkan Chika meluapkan tangisnya agar membuat perasaanya lega.

Setelah tidak ada lagi suara usak tangis, Adel pun melepaskan pelukannya pada Chika. Dan terlihat mata chikabyang merah dan sembab. Ia sangat tidak tega melihat orang yang ia cintai berada pada keadaan seperti ini.

"Makasih ya Del udah nenangin pikiran aku yang lagi kacau banget' Chika

"Iya ka Chika sama sama" Adel

"Ka Chika ga ninggalin grup ini kan?" Adel pun memberanikan dirinya untuk bertanya mengenai hukuman Chika

"Nggak del, aku tetap di JKT kok, tapi aku di bebaskan dari semua aktivitas jkt selama 2 bulan. Sosmed pun juga gak boleh ada aktivitas. Yah mungkin ini bisa jadi waktu buat aku introspeksi diri untuk bisa jadi lebih baik lagi" chika

"Gapapa kak, mungkin ka Chika juga lagi di suruh istirahat dulu. Yang penting jangan ada pikiran untuk pergi ya kak" Adel

"Iya del, aku ga akan pergi kok, berada di titik sekarang ini adalah impian aku, aku ga mungkin semudah itu untuk melepaskannya" Chika

"Yaudah sekarang kita pulang yuk, udah hampir jam 11" Adel

Sesampainya di parkiran

"ka Chika ke sini naik apa?" Adel

"Owh aku naik taksi tadi" jawab Chika

"Yaudah biar aku anterin pulang, Ayuk naik" Adel

"Gausah Del, udah malem kamunoangsung pulang aja, ntar kamu kemaleman" Chika

"Karena udah malem makanya biar aku yang anterin, nanti kalo dibawa kabur supir taxi gimana. Udah naik" Adel

Chika pun akhirnya menyetujui dan naik ke atas motor Adel. Adel pun menjalankan motornya. Karena motor Adel yang merupaka motor sport dan dan Adel mengendarai nya dengan cukup cepat, Chika pun akhirnya berpegangan pada minggang Adel. Adel yang melihat tangan yang melingkar di pinggangnya tersebut tersenyum bahagia.

"Andai bisa gini terus kak" batin Adel

Tak perlu waktu malam mereka akhirnya sampai di depan rumah chika

"Makasih ya Del, udah nganterin, makasih juga tadi udah bisa nenangin aku" Chika.

'iya kak sama sama, aku balik ya, ka chika langsung istirahat" Adel

"Iya kamu hati hati yaa" Chika

Adel pun pergi dari pekarangan rumah chika dan melakukan kotornya menuju rumahnya yang tak jauh dari sana.

RELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang