15

2.8K 283 11
                                    

sesampainya di kamar chika mereka pun duduk sambil berbincang bincang. namun adel tidak ingin banyak bercerita mengenai request hour kemaren, karena ia yakin pasti itu akan membuat chika sedih.

“btw lo kok bisa bawain to be continued kemaren?” tanya chika pada adel

“gatau, gua juga kaget waktu dibilang bawain itu” adel

“mana pas banget lagi itu blokingan lo” sambung adel

“ tapi lo keren kok kemaren” chika

“iya gua tau kok kalau gua keren” adel

“ahh elah gajadi muji ah kalo gini” ucap chika

adel pun hanya senyum dan sedikit tertawa karena gemas dengan chika yang kini sedang cemberut

“eh kita ke belakang yok” ajak adel

“ngapain del panaas diluar” chika

“udah ayok ikut aja” adel

“lah yang punya rumah siapa, malah dia yang ngajak” ucap chika

“udah ayok” adel pun berdiri dan menarik tangan chika

sesampainya di halaman belakang adel pun meninggalkan chika disana, dan ia pun kembali ke garasi untuk mengambil sesuatu di motornya

“tunggu sini bentar, jangan kemana mana” adel

“lah malah ditinggalin gua. heh lo mau kemana” chika

“udah tunggu aja” ucap adel sedikit berteriak karena ia sudah menjauhi chika

ya adel pergi untuk mengambil mainan balon sabun yang tadi ia beli di jalan. setelah itu ia langsung kembali ke halaman belakang untuk menemui chika yang pastinya sudah bete karena ditinggal sendirian

"Taraaa" ucap Adel sambil memberikan salah satu mainan balon sabun itu pada Chika

Chika yang tidak mengerti maksud Adel pun hanya diam dan menatap Adel dengan tatapan penuh tanda tanya

"Ah elaah" Adel

Ia langsung merebut kembali balon sabun yang sudah ia beri pada Chika dan membukanya

"Nihh, tuh udaaah tinggal ditiup doang" ucap Adel

Chika yang baru ngeh maksud Adel pun tertawa

"Owhh ngajakin ke belakang tuh buat main ini" ucap Chika.

"Iyaaa" Adel

"Nemu aja Lo mainan ginian" Chika

"Tadi kebetulan liat di jalan" Adel

"Dasar bocil, badan aja gede, mainannya ginian" Chika.

"Biarin wlee" ucap Adel yang kini tengah asik memainkan balon sabun itu

Chika pun mengikuti Adel dengan memainkan balon sabun itu juga. Terlihat banyak bulatan bulatan yang dihasilkan dari mainan balon sabun itu di halaman belakang.

Mereka berdua asik bermain. Sesekali mereka juga berlomba untuk membuat balon yang terbesar.

"Del lagi yok terakhir, siapa yang bisa paling gede" ajak Chika

"Pasti gua lagi lah" Adel

"Kali ini gaakan" Chika

"Ok kita liat aja" Chika

Mereka pun mulai meniupkan balon sabun itu perlahan lahan agar tidak pecah. Keduanya tampak begitu serius. Tak ada yang mau mengalah. Kali ini balonnya sudah begitu besar. Namun dari mereka tampaknya masih mau lebih besar lagi.

Tak berselang lama akhirnya balon yang ditiup oleh Adel pecah terlebih dahulu. Chika yang melihat itu pun langsung kegirangan karena kali ini dia yang menang. Namun karena balon tersebut begitu besar, saat meletus sabunnya terciprat ke mata Adel.

"Apa gua bilang Del" Chika

Adel yang sedang mengucek matanya pun tak menghiraukan apa yang Chika katakan. Chika yang menyadari itu pun panik melihat Adel yang tampak tidak baik baik saja.

"Heh Del Lo kenapa?" Chika

"Ini sabunnya masuk mata" ucap Adel masih dengan mengucek matanya

Chika yang mengetahui itu pun langsung menarik tangan Adel.

"Eh mau kemana kak?" Tanya adel yang heran tangannya ditarik tiba tiba

"Ikut aja" Chika

Ternyata Chika membawa Adel ke dekat kran air yang ada di samping rumahnya

"Sini liat gua. Buka matanya jangan dikucek lagi" Chika.

Adel pun menuruti nya dan langsung melihat ke arah Chika. Tampak matanya yang sudah merah akibat dikucek sedari tadi

Chika pun langsung membasuh mata Adel dengan air. Sepengetahuannya jika ada sabun yang masuk ke mata harus segera di bilas dengan air.

"Gimana masih perih ga?" Tanya Chika

"Udah ga gitu kak" Adel.

"Jangan dikucek kalo gini tuh, langsung cari air" Chika

"Ya kan gua gatauu" adel

"Merah kan matanya dikucek gitu" Chika

"Iya iyaa marah marah muluu" Adel

"Sinii deketan palanya" Chika

Adel pun mendekat kan kepalanya ke Chika dan ternyata Chika meniup mata Adel. Ia dengan lembut meniup mata Adel agar tidak panas akibat terkena sabun tadi dan juga akibat dikucek.

Jangan tanya bagaimana Adel saat ini. Jantungnya berdetak dengan sangat cepat. Posisinya sangat dekat dengan Chika. Ia takut Chika bisa mendengar detak jantungnya ini. Akhirnya ia pun menghentikan Chika, ia tidak bisa berlama lama di posisi tersebut

"Udah kak udah gapapa kok" ucap adel

"Beneran udah aman?" Tanya Chika

"Udah kok udah aman" Adel

"Okee, eh btw yang tadi berarti gua yang menang wlee" Chika

"Iya deh iyaa, gua kalah. Udah kalah kecipratan sabun pula" Adel.

Chika yang gemas melihat Adel pun tertawa dan spontan mencubit pipi adel

"Udah ah ayok kita ke dalem lagi aja" ajak Chika pada Adel

"Ayok" adel

Mereka pun berjalan kembali ke kamar Chika. Sesampainya di kamarnya Chika pun langsung merebahkan badannya di atas kasur

"Hhh panas banget diluar" Chika

"Sini Del kalo mau rebahan juga" ucap Chika melihat Adel yang masih berdiri

Adel pun ikut merebahkan dirinya disamping Chika. Mereka hanya diam. Sibuk mendinginkan diri masing masing. Entah kenapa baru terasa sekarang panasnya, di luar tidak terasa

Setelah dirasa sudah dingin Chika pun beranjak dari tidurnya untuk ke bawah mengambil air dingin. Ia lupa belum memberi Adel air. Namun saat ia berdiri Adel terlihat menutup matanya. Ketika ia sudah balik dari dapur pun Adel terlihat masih menutup matanya.

"Lah tidur ni anak" ucap Chika

"Del Lo tidur ya" Chika

"Yaudah lah gausah dibangunin, cape kayanya" pikir Chika

Ia pun akhirnya kembali merebahkan badannya disamping Adel sambil memainkan ponselnya







Segitu dulu ajaa
Jangan lupa vote sama komennya yaa

RELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang