Bagian 2

1.6K 177 15
                                    

❪ A MIRACLE ❫

Setelah memperkenalkan diri Junghwan langsung di persilahkan duduk di bangku kosong yang ada di belakang, tepat di samping barisan bangku Riki dan tepat juga di samping Riki.

Riki memperhatikan Junghwan yang mulai berjalan ke arah bangkunya, Junghwan melewati Riki begitu saja seakan tak pernah mengenalnya. Junghwan menarik bangkunya, lalu duduk dan meletakkan tasnya di lantai.

Riki terus memperhatikan Junghwan, sementara Junghwan tak melirik Riki sedikitpun seakan Riki tidak terlihat di matanya. Padahal saat berjalan ke bangkunya tadi Junghwan sempat tersenyum kepada semua orang.

Apa Junghwan melupakannya atau dia pura-pura lupa?

Riki masih tidak percaya, dia bisa bertemu kembali dengan Junghwan. Yang mengejutkan Riki bukan soal dia bertemu kembali dengan Junghwan tapi soal Junghwan yang berubah total.

Riki yakin terakhir kali dia bertemu dengan Junghwan bentukannya tidak seperti ini.

"Woi! lo ngeliatin siapa sih?" tanya Shota yang duduk di depan bangku Riki. Akhirnya Shota mengikuti kemana arah mata Riki dan ternyata mata Riki terus menatap Junghwan yang sedang fokus dengan buku tulis.

"Oh Junghwan? gue tau lo gak sabar ngerjain dia tapi jangan lo pelototin juga, kasian nanti bola mata lo kabur dari tempatnya."

"Berisik lo!" Riki memukul wajah Shota dengan buku tulisnya, Shota yang di pukul pun pasrah dan kembali duduk tenang di kursinya.

Riki menghela nafas, ia harus mengabaikan Junghwan lagi pula Junghwan bukan orang spesialnya, dia hanya seorang idiot yang dulu pernah menjadi pacarnya.

Di saat Riki sudah fokus dengan dunianya sendiri baru lah Junghwan meliriknya. Junghwan tersenyum kecil, ia sedari tadi sadar kalau Riki menatapnya tapi memang Junghwan sengaja tidak membalas tatapannya karena permainan yang sebenarnya belum di mulai.

"Kita ketemu lagi, Nishimura Riki."

❪ A MIRACLE ❫

Bel istirahat berbunyi, langsung tanpa basa basi Riki dan kawan-kawannya memulai aksi mereka. Mereka berlima mulai mendatangi bangku Junghwan rame-rame udah kayak ngajak tawuran.

"Woi anak baru!" panggil Jongseob, Junghwan yang baru saja membereskan alat tulisnya langsung mendongak menatap Riki dan gerombolannya. Sementara murid lain sudah kabur duluan karena tahu apa yang akan terjadi selanjutnya di kelas.

Dari pada mereka kena semprot juga mendingan ngibrit ke kantin.

Junghwan melirik Riki, ia tersenyum kepada Riki membuat Riki mengernyitkan dahinya.

"Hai Riki, udah lama gak ketemu" keempat teman Riki kebingungan, mereka semua langsung menatap Riki dan bertanya-tanya.

"Lo kenal sama dia Rik?" tanya Yewang sambil menunjuk Junghwan.

"Gak penting, dia cuma temen lama gue," jawab Riki dan gobloknya keempat kawannya itu percaya dengan jawaban bohong Riki.

"Udah lama gak ketemu kok lo semakin menarik sih?" Junghwan tersenyum, niatnya untuk menggoda Riki tapi ujungnya dia malah kena tampol sama Riki.

"Jaga ucapan lo," ucap Riki berusaha untuk tenang dan sabar walau dalam hati sudah ingin menginjak-injak Junghwan.

"Masih kasar kayak dulu," gumam Junghwan setelah mendapat tamparan dari Riki. Junghwan pun berdiri dari duduknya dan menatap Riki. Badan Junghwan yang menjulang tinggi membuat kelima berandalan itu terkejut, apa lagi Riki. Ia terkejut karena sekarang tingginya di balap oleh Junghwan.

"Gue permisi dulu," ujar Junghwan yang nadanya tiba-tiba berubah dingin. Ia menyingkirkan Riki dan kawan-kawannya kemudian langsung pergi meninggalkan kelas begitu saja.

"Wah ternyata gak ada takut-takutnya sama kita," ucap Jongseob. Selama pengalamannya membully murid baru, baru pertama kali ini dia melihat tipe yang seperti Junghwan.

Di saat yang lain kesal melihat tingkah Junghwan, ada Yewang yang meragukan jawaban Riki kalau hubungan Junghwan dan Riki sekedar teman.

Riki mendengus, ia benar-benar menahan amarahnya melihat kelakuan Junghwan yang tak kalah mengesalkan dengan dulu. Riki beralih melihat teman-temannya, dan dia terkejut saat tahu kalau ternyata Yewang sedang menatapnya.

"Ngapa lo?"

"Beneran lo sama Junghwan cuma temen lama?" pertanyaan Yewang membuat yang lain ikut menoleh dan menatap Riki.

"Etdah beneran cui, masa lo gak percaya sama temen sendiri sih?" kesal Riki, padahal dia bohong tapi dia kesal karena teman-temannya tak percaya dengan kebohongannya.

"Iya deh iya gue percaya" Yewang pasrah dan berakhir mengiyakan ucapan Riki.

"Yok langsung ke kantin, katanya mau ngerjain tuh murid baru," ucap Jaeho yang langsung membuat teman-temannya sadar dan tanpa berlama-lama langsung tancap gas pergi ke kantin.

❪ A MIRACLE ❫

Sampai lah mereka di kantin, sampai di kantin mereka langsung bersiap-siap sesuai rencana. Tapi pertama-tama mereka harus mencari tahu di mana Junghwan duduk. Dan setelah di cari-cari ternyata Junghwan duduk di meja yang agak di pojok, di sana dia hanya duduk sendiri. Sangat kebetulan.

"Sini minumannya, kali ini biar gua yang ngelakuin," pinta Riki lalu Jaeho memberikan satu botol berisi minuman jus. Setelah menerima minuman dari Jaeho, Riki langsung pergi menghampiri Junghwan.

"Riki kayak ada dendam kesumat sama si Junghwan," bisik Jongseob ke Yewang.

"Iya njir, tatapannya gak santai banget," sahut Shota tiba-tiba.

"Lah gue kan bisikinnya ke Yewang, kok lo yang nyaut?" tanya Jongseob.

"Sorry, gue sengaja nguping," jawab Shota sambil memberikan cengiran yang membuat Jongseob kesal dan rasanya ingin menendang Shota sampai ke Kutub Utara.

Kita beralih ke Riki yang sudah sampai di samping Junghwan, Junghwan yang baru saja ingin melahap makanannya menjadi terganggu dan bingung dengan kehadiran Riki.

"Ada a-" Junghwan tak sempat melanjutkan kata-katanya karena dengan tiba-tiba Riki menumpahkan nampan berisi makanannya ke atas kepala Junghwan. Rambut dan seragam Junghwan yang awalnya bersih sekarang menjadi kotor karena Riki.

Riki tersenyum kecil, merasa belum puas Riki langsung membuka tutup botol dan menumpahkan botol berisi jus jeruk ke atas kepala Junghwan. Junghwan tak bisa berbuat apa-apa selain pasrah menerima perlakuan kejam Riki.

Lalu Riki melempar nampan makan siangnya yang sudah kosong ke atas nampan Junghwan yang masih utuh. Riki tersenyum menang melihat tubuh Junghwan yang sudah kotor terkena noda jus dan makanan.

"Selamat makan," ucap Riki lalu dengan santai pergi meninggalkan Junghwan. Seakan tak terjadi apa-apa Riki kembali ke teman-temannya, mereka bercanda bersama soal Junghwan.

Junghwan mendengus, dia lihat-lihat tak ada satupun yang membantunya. Orang-orang yang ada di kantin hanya menonton Junghwan di permalukan oleh Riki. Setelah Riki pergi mereka kembali makan seperti tak terjadi apa-apa.

Benar-benar sekolah yang aneh.

Baru hari pertama saja Riki sudah seperti ini, bagaimana nanti di hari-hari berikutnya?

─── 〔 𝐁𝐄𝐑𝐒𝐀𝐌𝐁𝐔𝐍𝐆 〕 ───

gak tau kalian bakal suka sama ceritanya atau gak, soalnya nothing special di cerita ini.

bikin cerita ini karna gabut + sebagai permintaan maaf karena ga bisa lanjutin book oneshoot.

just for fun guys.

a miracle ★ hwanki.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang