Bagian 8

929 116 29
                                    

❪ A MIRACLE ❫

Pagi hari tiba, alarm di nakas sangat berisik sehingga membangunkan si pemilik alarm yang sebenarnya malas bangun dari tidurnya.

Riki berdecak sebal, dia menutup kedua telinganya dengan bantal, berusaha untuk tidur lagi tapi sayang alarmnya sepertinya minta di lempar.

Riki membuang bantalnya, dengan kesal dia mengambil alarm itu dan hampir mau membantingnya jika saja dia tidak ingat harga alarm ini sangat mahal.

Riki menghela nafas kemudian meletakkan kembali alarmnya, kali ini dia harus sabar, dia tidak boleh membanting alarm lagi, bisa-bisa uang nya habis hanya untuk alarm kecil.

Riki bangun dari kasurnya kemudian berjalan keluar kamar. Yang harus dia lakukan sekarang adalah mandi setelah itu pergi ke sekolah.

Walau memang di kenal berandalan Riki sebenarnya anak yang rajin dan tidak pernah absen, nilainya juga sebenarnya bagus-bagus tapi sayangnya ke halang sama rasa mager, jadi dia menyuruh orang lain untuk mengerjakan pr nya.

Dan kelakuan Riki di sekolah juga cuma di anggap remeh sama Guru-guru, mereka menganggap itu cuma kenakalan remaja biasa jadi mereka tidak terlalu peduli.

Kembali pada Riki yang sudah tiba di kamar mandi lantai 2. Riki langsung memegang knop pintu kamar mandi kemudian membukanya, Riki langsung masuk tanpa memeriksa apakah di dalam ada orang.

Dan benar saja, tanpa di sadarinya ternyata di dalam ada Junghwan yang baru selesai mandi, tapi karena kejadian begitu cepat terjadilah tabrakan kecil antara Riki dan Junghwan.

Riki hampir jatuh karena menabrak Junghwan yang ada di depannya, tapi untung saja dengan cepat Junghwan meraih pinggang Riki dan menahannya. Tentu saja Riki terkejut dan reflek dia mengalungkan kedua tangannya pada leher Junghwan.

Keduanya sama-sama terdiam dalam posisi yang sedikit ambigu, dan tanpa sadar mereka mengamati wajah satu sama lain.

Melihat Junghwan dari jarak sedekat ini membuat detak jantung Riki bekerja lebih cepat dari biasanya dan sialnya kenapa wajah Junghwan saat ini sangat tampan?

Semakin berdamage dengan rambutnya yang masih basah dan tubuh sixpacknya yang terekspos jelas karena Junghwan belum mengenakan pakaian.

Benar-benar bukan seperti Junghwan yang dulu Riki kenal.

Ya cukup lama terjadi adegan tatap-tatapan seperti di sinetron India, sampai seseorang datang dan memecahkan suasana.

"Kiw cukurukuk," kekeh Jungwon yang baru saja ingin turun ke lantai 1 tapi malah di kejutkan dengan pemandangan Junghwan dan Riki.

Mereka kompak melirik Jungwon yang ada di sebrang sana. Sadar dengan posisi mereka yang ambigu, Riki pun langsung mendorong Junghwan agar menjauh sampai Junghwan hampir kejengkang kalau dia tidak segera berpegangan pada dinding kamar mandi.

"Masih pagi udah pacaran," gumam Jungwon lalu menghampiri keduanya.

"Siapa juga yang pacaran?" balas Riki ketus.

"Itu lo berdua, tadi ngapain coba kalo gak pacaran?" Riki berdecak, sudah salah, sok tau lagi.

"Kita gak pacaran" akhirnya Junghwan buka suara. Riki menganggukki ucapan Junghwan, ternyata idiot itu berguna juga.

"Tapi sebentar lagi pacaran," lanjut Junghwan yang langsung dapat tatapan horor dari Riki.

"Dih ngarep, gue gak mau pacaran sama idiot kayak lo."

Junghwan tersenyum kecil "Kita liat aja dulu."

Riki berdecak, sampai kapan pun dia tidak akan pernah jatuh cinta pada si idiot Junghwan, tidak akan pernah dan sampai kapan pun.

a miracle ★ hwanki.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang