22. Kesalahpahaman Selesai

172 49 27
                                    

Atas bantuan Sasan yang mengambil alih kasus Mimosa dan Ingin mengkonfirmasi bahwa Hanya memiliki alibi di malam dia bertemu Mimosa, akhirnya kesalahpahaman itu selesai.

Ingin adalah pria teliti yang suka diam-diam memvideokan seuatu dengan handycam-nya jika dia mengira situasi sedang tak kondusif. Siapa sangka berkatnya ketelitiannya, Hanya dilepaskan dari tersangka pembunuhan.

"Kenapa kakak merekam tanpa izin? Kau mau kutuntut karena pelanggaran pasal 32 UU ITE ayat 2? Atau mungkin pasal 310 KUHP."

Ingin bersedekap. "Tidak tahu terima kasih. Sudah syukur aku meluruskan masalahmu."

"Aku tidak pernah minta bantuan kakak..." Melihat Ingin melotot, nyali Hanya menciut. "Ampun! Ampun! Aku mengaku salah! Ampun!"

"Sebenarnya kau ada masalah apa sih di sekolah? Kenapa ada yang menjebakmu seniat itu?" Kali ini Ingin bertanya serius.

Hanya mendengus. "Bukan urusanmu." Dia tidak akan memberitahu Ingin soal Auris, si psikopat gila itu. Bisa-bisa Auristella juga akan menargetkan Ingin seperti Buk Ardena...

Membicarakan Buk Ardena, rasanya sekarang Hanya mendapat pencerahan. Benar. Dia sudah tahu apa motif Auris membunuh beliau.

"Hanya Annavaran."

Pemilik nama berhenti melangkah. "Apa?"

"Kau tahu kan, selagi orangtua kita pergi, kau adalah tanggung jawabku. Jika ada yang membuatmu resah, jangan sungkan speak up padaku. Aku akan mendengarkan ceritamu."

Hanya diam saja. Enggan menjawab.

Masalah yang mendatangi Hanya bukan badai biasa. Kalau orang luar tiba-tiba ikut campur, Hanya tak bisa memperkirakan apa yang akan terjadi. Dia mau bermain aman untuk saat ini.

*

Skill Serena cukup baik dalam penggunaan Search Engine. Dia berhasil menemukan apa yang kuinginkan: data siswa Alpha Astara.

Ternyata benar. Seperti yang dikatakan Hanya, Alpha Astara satu tahun di atas kami dan mantan ketos saat kami MOS. Mengingat siapa Kak Alpha membuat memoriku kembali:

Soal rumor Alpha Astara yang menghilang. Salah satu pemicu dibukanya lowongan ketos baru. Hanya mendaftarkan diri karena iseng, eh tahu-tahunya lolos. Jadi ketos deh dia.

Karena waktu itu aku dan teman-temanku masih tercatat murid baru, kami tidak terlalu ngeh tentang rumor Kak Alpha yang ditelan oleh gosip kepala sekolah punya selingkuhan.

Pertanyaannya sekarang, apakah Auris punya hubungan dengan Kak Alpha? Itu artinya ada kemungkinan Auris kakak kelas...

Tidak! Aku menggelengkan kepala. Ingatlah, Sen, jangan lupa tentang misteri kematian Buk Ardena. Lagian kami sudah punya dugaan kalau-kalau Auris seangkatan dengan kami.

Cielo bersama Noura pergi mengunjungi salah satu dari lima murid yang absen di hari kematian Buk Ardena. Begitupun Aga dan Serena, menyisakan aku dan Abigail di kelas.
Kami membagi tim guna mempersingkat waktu.

"Aku masih tidak mengerti," gumam Abigail bingung. "Kenapa Auris ingin Hanya tertidur. Apa rencananya? Aku tadi mampir ke kelas Bendahara Osis, tapi dia tak datang sekolah."

Aku juga penasaran tentang itu. Kalimatnya 'berani-beraninya kau menggangguku' bikin diri ini mau terbang ke Amerika dan minta tolong ke Detektif Monster; Watson Dan. Aku benar-benar tidak hebat dalam teka-teki.

Plak! Seseorang menampar kepalaku.

"Yo, Alsenon keparat! Kenapa kau menelepon kakakku~ Aku tak menyuruhmu melakukan itu, sialan. Karena ulahmu, dia jadi membatasi jam bermainku~" sapa Hanya, tersenyum jengkel.

"Harusnya kau berterima kasih, laknat."

Abigail bersedekap. "Kau sudah keluar, heh. Sekarang katakan pada kami, kenapa kau dan Mimosa ketemuan di hari sebelum dia mati."

"Aku datang langsung disambut masalah Auris nih? Baiklah." Hanya duduk di bangkunya. "Mimo menemukan petunjuk kematian Gracia."

Aku dan Abigail bergegas memperbaiki posisi duduk kami biar nyaman. "Oh, ya? Apa itu?"

"Sebenarnya sejak Gracia meninggal, Mimosa melakukan penyelidikan diam-diam. Dia pergi mengunjungi taman bermain Sky Starry dan mendengar lirik lagu aneh dari trubadur."

Kami menyimak Hanya serius. "Lalu?"

"Lantunan lagunya begini; 'Tampak seorang gadis imut membawa tas besar yang membuat mata demi mata menatap curiga. Sang gadis memaksa masuk ke kabin bianglala'. Mimosa pun menyimpulkan jika Gracia ditembak oleh Auristella dengan senapan panjang."

Hanya mengeluarkan sebuah flashdisk. "Mimo memeriksa cctv yang ada di taman bermain dan bingo. Kita mendapat kunci baru di sini. Inilah alasan kami bertemu malam sebelum dia tewas. Mimo mau menyerahkan benda ini."

"Tapi, apa kalian tahu? Aku rasa Auristella terburu-buru dalam membunuh Mimosa."

Aku mengernyit. "Apa... maksudmu?"

"Sebab, kami bertemu jam delapan malam dan pulang jam sebelas—cukup lama sih memang. Aku mengantar Mimo sampai rumahnya lalu kami sempat saling teleponan membahas Auris lebih lanjut sampai pukul dua malam—iya, kami begadang. Bahkan Mimo mengirim VN pukul empat pagi. Lantas, kapan Auristella brengsek itu membunuh Mimosa? Waktunya sangat tipis. Mengingat dia pintar, dia pasti menyiapkan semua hal sebelum pertunjukan, termasuk perhitungan saksi mata dan lokasi."

"T-tunggu, maksudmu... Jangan bilang?!"

Hanya menyeringai. "Benar. Auristella tidak sempat memutilasi semua anggota tubuh Mimosa. Aku rasa dia menyembunyikannya di suatu kamar rahasia di rumah Mimosa yang berhasil luput oleh mata polisi dan detektif."

[END] Auristella is DeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang