"Tumben jam segini dah balik" Heran Felix salah satu teman kosnya
"Suka suka gw" Jawab Juna duduk di salah satu kursi
"Iya, lagi pula lo udah pulang jam segini, biasanya kalau belum gelap lo belum balik" Felix melihat jam, baru jam setengah 1 siang
"Capek gw, mau rebahan sampe pagi"
"Kalau gak mau capek jangan kerja bodoh, lagian lo, orang kaya. ngapain jadi tukang ojek?" Felix heran karena bisa dibilang Juna berasal dari keluarga berada, namun memilih tinggal di kos dan bekerja sebagai tukang ojek.
"Yaa, biar gw ngerasa jadi orang susah" jawab Juna santai lalu bangkit meninggalkan Felix, menuju kamarnya.
"Bajingan" Maki Felix tidak dihiraukan oleh Juna
"Jun" panggil Felix yang langsung masuk kedalam kamar Juna
"Gak sopan masuk kamar orang, tanpa izin," kata Juna yang sibuk bermain game di ponselnya.
"Berisik, kuy nongkrong"
"Males" jawab Juna langsung melempar ponselnya ke kasur karena kalah dalam permainan game
"Ayolah Jun, kasian gw sama lo, gak punya temen selain gw" Bohong Felix yaa karna tidak mungkin Juna tidak memiliki teman sedangkan statusnya social butterfly
"Gimana gw kenalin cewe, temen gw ada adek cewe" Bujuk Felix panjang menyerah
"Silahkan, pintu keluar ada di sana" Juna menunjuk ke arah pintu
Felix yang mulai kesal mau tak mau mengeluarkan satu jurus yang akan membuat Juna tidak bisa menolak ajakanya
"Gw beliin roti coklat di indomaret, 5 bungkus"
"10 bungkus "
"Anjir, 7 bungkus gimana"
"10"
"Okee" Balas Felix mengalah merelakan uang jajan ya
"Gw siap siap dulu" Ucap Juna berjalan ke arah kamar mandi
"Sialan loo yaa jun" Maki Felix hendak keluar dari kamar untuk bersiap siap
"Ehh" Tiba tiba ide muncul di kepalanya saat melihat dompet Juna tergeletak di kamar
Setelah banyak drama dan perdebatan akhirnya mereka berangkat juga, walaupun Felix harus membonceng sohibnya itu yang berasalan males nyetir
"Kita nongkrong di rumah" Tanya Juna saat Felix mengajaknya di arah perumahan
"Iyaa" Jawab Felix memarkirkan motornya di salah satu rumah
Bugh
"Anjir loo" Maki Juna setelah memukul helm yang di gunakan Felix
"Sakit bodoh" Kesal felix membalas perbuatan Juna
"Gw kira nongkrong di cafe njir"
"Gw gak ada bilang nongkrong di cafe yaa" Kesal Felix meninggalkan Juna yang masih di atas motor menuju depan pintu
"Ngapain kesini" Heran pemilik rumah saat melihat temanya
"Mau main lah"
"Ini bukan teman bermain" Jawab Aji lalu langsung masuk kedalam rumah tanpa berniat menawari untuk masuk
"Loo ngapain, gak mau masuk" Ajak Felix lalu meninggalkan Juna
"Pertemuan macam apa ini" Ujar Juna tak habis pikir
"Lah ngalain ke sini lix" Tanya yasa yang duduk di sofa ruang tamu
"Kalian yang nyuruh gw kesini bangsat"
Aji dan Yasa yang mendengar itu tertawa melihat Felix yang kesal, lalu tawa mereka baru berhenti saat melihat Juna duduk di samping Felix
"Kenalin, temen kos gw" Felix memperkenalkan
"Gw Juna"
"Gw Aji, kalau yang ini Yasa"
"Ji kembaran lo mana" Tanya Felix di sela permainan mereka, karna setelah sesi perkenalan Felix langsung mengajak mereka untuk bermain game
"Kepo banget loo"
"Yaa kan gw tanyain calon pacar"
Aji yang mender itu langsung melempar Felix dengen bantal sofa, Aji bersumpah tidak akan membiarkan Lia, dekat ataupun menjalani hubungan dengan salah satu temanya
"Terus kita gimana" Tanya Yasa tiba tiba saat permainan selesain
"Kita gak gimana mana" Jawab Juna ingin tertawa tapi tiba tiba keadaan hening
"Gw salah apa njir" Gumam Juna
"Eh gw pengen pizza, Jun pesenin. Jangan lupa bayarin" Celetuk Felix mengalihkan pembicaraan
"Lo belum beliin gw roti" Kesal Juna akan tetapi membuka aplikasi online
"Nanti gw beliin pas pulang, lo berdua mau apa Juna bandar" Tawar Felix
"Gw mau miras" Jawab Yasa
Plak
"Sakit bego" Maki Yasa saat kelapanya di pukul oleh Aji
"Sok sokan lo" Ejek felix
"Eh Lia habis dari mana" Panggil Felix saat Lia masuk kedalam rumah
"Habis mai eh mas nya "
Juna yang fokus menatap layar handphone langsung mendongakan kepala saat merasa di panggil
"Kenal lo Li" Tanya Aji melihat Juna yang balik menyapa kembaranya
"Iya yang kemaren nganterin pulang, eh gw tinggal ya" Jawab Lia meninggalkan mereka karna terlalu malas menjawab pertanyaan kembaranya
"Lo pernah nganterin dia pulang" Tanya Aji setelah Lia tidak terlihat
"Iyaaa udah beberapa kali"
"Udalah Ji, Lia kan cantik jadi wajar lah" Yasa melihat wajah kesak Aji
Juna yang mender itu hanya diam tak paham sedangkan Felix menahan diri agar tidak tertawa
"Ngapain lo nganter dia, mau deketin kembaran gw"
"Gw ngater dia karna gw tukang ojek njir" Jelas Juna yang akhirnya paham situasi
"Hahahaa" Felix tertawa lepas melihat ekspresi kedua temanya yang tak percaya
"Jofood"
"Biar gw yang ambil" Aji langsung berdiri membayar pesanan mereka
"Lo beneran tukan ojek" Yesa tak percaya
"Iyaa loo, makanya gw bisa nganter si Lia itu" Jelas Juna
"Sorry yaa Jun" Ucap Aji meletakan pesanan mereka
"Tak apa, Juna yang tampan ini pasti memaafkan" Jawab juna walaupun ia tak paham salahnya di mana
Selesai
Hi semua semangat menjalani hidup
Jangan lupa vote jugaNatanael Felix
.
.
.
.Tbc