Lia and Juna's family

73 8 0
                                    

"BUNDAA, SAYANGG" Teriak haris yang baru turun dari mobil dengan panik, dengan segera ia lari ke arah kamarnya.

"BUN" panggil Haris lagi karna saat lari ke kamar tidak menemukan istrinya, pikiran buruk menghantui, ia takut hal buruk terjadi, karna Juna tiba tiba menyuruhnya pulang atas perintah bundanya, tanpa memberitshu alasanya

"DAPUR"

Mendengar teriakan dari sang istri, Haris langsung berlari ke arah dapur

"Bun, kamu gak papa" Tanya Haris panik saat sudah di depan istrinya, ia membolak balik tubuh Kamila, memastikan tidak ada lecet sedikit pun.

"Apaan sih kamu, malu maluin" Dengan gemas Kamila mencubit pinggang suaminya

Haris mengelus pingganya "Yaa kan aku khawatir, untung gak kenapa" Balasnya mengecup singkat pipi istrinya

"YAH,, di liatin anak anak" Dengan kesal Kamila membalik tubuh suaminya sehingga menghadap Lia dan Juna yang sedang menatap mereka sambil Tersenyum lebar.

Tidak, sebenarnya hanya Lia yang meleleh melihat pemandangan di depannya, sedangkan Juna menatap orang tuanya malas, karna ia selalu jadi nyamuk.

"Eh siapa ini?, yang kamu ceritain itu yaa Jun" Tanya Haris senang melihat perempuan asing seumuran anaknya

Juna menatap tajam ayahnya, "Ayahhh" Gumam Juna dalam hati. Lalu menoleh ke samping, menatap Lia yang sedang menatapnya seperti menuntut jawaban.

"Hahaha" Juna tertawa canggung, ia menghampiri ayahnya lalu merangkulnya "kapan yah, aku gak pernah cerita apa apaa" Ucap Juna tersenyum lebar ke arah ayahnya

"Udah Li, jangan dengerin mereka berdua. Gak ada yang waras" Ucap Kamila mengalihkan perhatian Lia, ia berjalan ke arah Lia tapi saat melewati suaminya, Kamila menatapnya kesal. Bisa bisanya suaminya berkata seperti itu, di depan gebetan Anaknya.

"Gak papa Bun" Balas Lia

Haris menatap istrinya tak paham, ia salah dimana. Setelah di pikir pikir ia tidak ada berbuat salah apapun dari tadi pagi.

"Yah, lain kali mulutnya di rem. Bisa bisanya ayah ngomong itu di depan gebetan anaknya"  Bisik Juna pelan setelah itu ia kembali bergabung bersama para kaum Hawa, untuk melanjutkan kegiatannya memakan kue.

Sekarang Haris paham, ia tersenyum, sambil mengingat pertanyaan bodohnya tadi. "Bun, aku gak di tawarin" Ucap Haris bergabung

"Yaa sini, ngapain kamu diem aja disitu" Balas Kamila menyerahkan sepotong kue ke suaminya

"Halo om, kenalin saya Lia" Sapa Lia memperkenalkan dirinya dengan canggung ke ayah Juna

"Panggil ayah aja Li" Ucap Kamila setelah mendengar panggila Lia

Haris tersenyum bangga ke arah Lia, sudah berapa lama mereka mengenal sehingga istrinya bisa berkata seperti itu. Padahal jika temen teman prempuan Juna datang, istrinya tidak se terbuka ini.

Lia tersenyum canggung, bingung untuk membalas apa. Ia baru pertama kali bertemu, untuk memanggil bundanya Juna dengan sebutan bunda tidak terlalu canggung, mungkin karna mereka sama sama perempuan. Tapi ini ayahnya Juna, Tolong Lia tidak sanggup.

"Kenalin, ayah namanya Haris" Ucap Haris memperkenalkan diri, ia lalu merangkul Juna yang ada di sampingnya "Ayahnya Juna" Lanjutnya sambil tersenyum ramah

Lia tercengang, ia tak paham arah pikiran keluarga Juna. Kalau di hitung hitung ia baru mengenal keluarga Juna 1 jam yang lalu, itupun bundnya Juna dan ayahnya baru 5 menit yang lalu. Kenapa Lia bisa di Terima dengan semudah ini.

"Kamu pasti canggung mau manggil ayah kan, gak masalah kamu mau manggil apa aja" Ucap Haris yang merasakan aura canggung yang di pancarkan Lia

Juna yang sedang asik tersenyum melihat interaksi Lia dengan keluarganya menoleh ke arah ayahnya, kenapa tiba tiba ayahnya sok bijak.

Losers in loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang