"BUNDAAA" panggil Juna saat membuka pintu rumahnya, ia lalu berjalan sambil mengayun ngayunkan tanganya. Berjalan ke arah Kamila dan haris yang sedang duduk di sofa ruang tamu
Kamila menatap tingkah anaknya, sudah bisa. Ia melihat tingkang Juna di luar nalar
"Bunda aku, cantik banget" Juna mengecup pipi bundanya, lalu duduk di samping Kamila, sehingga Kamila di apit olehnya dan ayahnya.
"Ketauan banget, Kalau lagi bahagia" Ucap Haris yang duduk di samping istrinya
"Kamu nembak yaa tadi, terus di Terima" Ledek Kamila
"Kalau aku nembak sekarang, yang ada. Aku langsung di tolak bun" Juna meletakan serabi yang ia bawa ke meja
"Gak papa, ayah juga awalnya di tolak sama bundamu. Tapi, karna ayah pantang menyerah. Akhinya bundamu cinta mati sama ayah" Cerita Haris menyisir rambutnya kebelakang dengan tanganya, lalu menatap istrinya. Sambil memberikan kedipan mata
"Apaan sih, kepedean banget" Kamila meraup wajah Haris, merasa jika suaminya sudag tidak pantas bertindak begitu. "Jangan percaya sama ayahmu" Ucapnya pada juna
"Gak bun, siapa juga yang percaya sama ayah" Juna menyandarkan kepalanya pada pundak sang bunda
"Oke fine" Ucap Haris dramatis, kembali fokus pada tanganan TV. Yang mereka anggurin sejak tadi
"Tapi bun, kenapa bunda mau sama ayah" Tanya Juna yang tiba kepo. "Kalau Juna jadi bunda, gak bakal mau sama ayah"
"Kalau bunda gak sama ayah, gak bakal ada kamu jun" Haris melempar bantal sofa ke arah anaknya
"Iya yaa, kalau bunda gak sama ayah. Bunda gak bakal punya anak kayak Juna, yang ganteng, baik, rajin menabung" Juna memuji dirinya sendiri
"Sejak kapan, kamu rajin menabung" Ledek Haris, mengingat anaknya tak punya tabungan. Kecuali, tabungan yang di buat olehnya dan Kamila untuk masa depan juna.
"ayah ajak yang gak tau" Balas Juna, mengelurkan dompetnya. Lalu mengakat 2 kartu ATM, "ini atm, isinya tabungan Juna"
Kamila yang melihat itu, langsung merebut ATM yang ada di tanganya anaknya. "Bunda kok gak pernah liat ini"
"Kan tadi Juna bilang, kalau ini. Tabungan Juna"
"Kamu kerja Jun" Kamila menatap anaknya
"Enggak" Balas Juna yang sudah tidak bohong, karna. Tadi sore, ia sudah mengajukan surat pengunduran diri. Sehingga sekarang ia resmi, tidak menjadi ojol lagi.
"Terus, ngisinya. Pake duit siapa" Tanya Haris
"Duit bulanan dari ayah"
"Uang bulanan kamu, Udah bunda itung jun. mulai dari perlengkapan mandi, bensin, jajan, Uang darurat, sama uang makan. Soalnya kamu gak bisa masak, pasti beli terus. Uangnya kok bisa di tabung, bunda ngasihnya pas pasan lo" Ucap Kamila tak percaya
"Iyaa, juna bisa nabung. Karna punya koki di kosan, Uang bulanan untuk makan, Juna pake buat beli bahan bahan makanan. Itu masih sisa banyak, soalnya tukang masaknya juna. Belanjanya di pasar"
"Tukang masak kamu, siapa? "
"Sii Felix bun"
"Belajar gitu jun, sama si Felix " Ucap Haris
"Ini lagi belajar sama dia" Balas Juna, memasukan kembali ATM nya ke dalam dompenya
"Bund, jawab pertanyaan Juna yang tadi"
"Pertanyaan apaa?"
"Yang bunda mau sama ayah, gara gara ayah. Jadi ngalor ngidul, entah bahas apa"
"Gw lagi yang kena"