Juna berjalan ke arah parkiran, lebih tepatnya parkiran fakultas Lia. Ia hanya iseng sebenarnya, memarkirakn motor miliknya disini. Yaa mana tau ia tidak sengaja bertemu dengan Lia, jadi lumayan iseng iseng berhadiah.
Langkahnya terhentik, juna menoleh ke bawah, melihat tali sepatunya yang terlepas "sial sial" Gumam Juna langsung berjongkok, tapi matanya tak sengaja melihat sosok Lia sedang berjalan ke parkiran. Senyumnya mengembanh, dengan semangat ia berdiri kembali, tanpa mengikat tali sepatu yang tadi sudah ia pegang.
"LIAAA" Panggil Juna lumayan keras, hingga beberapa orang yang ada di ara parkiran menoleh ke arahnya.
Merasa di panggil, Lia berbalik ke belakang. Matanya menyipit, karna sinar matahari yang menyilaukan matanya. Ia berusaha mencari orang yang memanggilnya, bibirnya melengkung membentuk senyum saat melihat Juna, orang yang memanggilnya.
Juna menyentuh dadanya, melihat Lia di hadapannya membuat jantungnya tidak sehat. "Gila, cakep banget" Gumam nya lalu membalas senyuman Lia dan berlari menghampiri nya
"Mau balik?" Tanya Juna menatap Lia yang masih berusaha menghalau sinar matahari dengan tanganya. Melihat itu Juna langsung menggeser tubuhnya, sehingga cahaya matahari terhalang olehnya.
"Maacih Junaa" Ucap Lia sambil tersenyum lebar, melihat tindakan Juna terhadapnya "Iya, gw mau balik" Lanjut Lia menjawab pertanyaan
Bibir Juna semakin lebar, membentuk senyum saat melihat tingglah lucu Lia. Merasa pipinya memanas, Juna berjalan munduk ingin berbalik menutup wajahnya. Tapi nasib soal menimpanya, baru saja mundur, Juna terjungkal ke belakang karna menginjak tali sepatu yang belum ia ikat tadi.
"LIA LO CANTIK BANGET" pekik Juna merasa mengucakapnya dalam hati, saat tubuhnya oleh ke belakang. Ia mengulurkan tanganya, berharap Lia menangkapnya. Dan akan terjadi sesuatu yang romantis
Lia yang melihat Juna yang hendak terjatuh ingin meraih tanganya, tapi tindakannya terlambat, karna Juna lebih dulu jatuh ke tanah.
Bughhh
Nyatanya, tidak sesuai ekspetasi. Juna menatap langit, tubuhnya benar benar sakit sekarang.Tapi rasa sakit itu hilang saat matanya melihat wajah khawatir Lia. Ini sudah cukup mebayar kekecawanya.
"Jun lo gak papa" Tanya Lia panik jongkok di samping Juna, tapi melihat Juna yang hanya diam sambil menatap langit. Melihat juna yang tersenyum kepadanya ia sedikit lega.
"Sini gw bantu" Ucap Lia membantu Juna yang hendak duduk "Rambut sama baju lo kotor" Dengan telaten Lia membersihkan tanah yang mengotori tubuhnya juna
Juna tersenyum Lebar, ia hanya diam menikmati usapan tangan Lia pada rambutnya
"Udah bersih" Ucapan Lia menyadarkan Juna "Lo gak papa" Tanya Lia
"Baik Li, semuanya aman" Jawab Juna dengan senyum yang kembali muncul. Ia berdiri dari duduknya karna melihat beberapa orang yang masih menatap meraka, ia lalu menglurkan tanganya, untuk membantu Lia bangkit.
Lia menatap Juna tak percaya "Baik baik, lo jatoh sampe rebahan di tanah masih lo bilang gitu" Ucap Lia kesal menerima ukuran tangan Juna
"Suwer dah li, beneran gak papa" Tutur Juna mengakat tanganya membentuk tanda peace untuk meyakinkan Lia
"Seriuss" Tanya Lia remeh
"iyaAAAA"
BUGH
Pekik Juna saat secara tiba tiba Lia memukul punggunya "Li sakitt" Ucap Juna menatap Lia, ia tak bohong punggungnya banar banar sakit. Hal ini karna ia terjatuh di atas tanah yang terdapat beberapa baru kecil, kecil tapi menyiksa.