ETP 9

89 63 23
                                    

Enjoy and happy reading

Enjoy and happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

"Gendis." Panggil seorang wanita paruh baya yang berjalan mendekati seorang gadis yang sedang asik membaca buku.

Gendis, gadis yang dipanggil itu menoleh.

"Kenapa, mam?" Tanya Gendis.

"Ada tamu didepan, kamu bisa temuin sebentar? Mami mau ke dapur bikin minum gak enak kan sayang, kalau ditinggal." Jawab Mami gendis dengan tutur kata yang lembut.

Gendis mengangguk. Mami Gendis tersenyum seraya mengusap kepala anaknya pelan.

"Yuk." Ajak Mami Gendis.

Sebelum mereka berdua keluar dari kamar, handphone Gendis berbunyi menandakan adanya telepon dari seseorang.

'Angkasa⛹️ calling'

Gendis sebenarnya sadar, ia ingin mengangkatnya tapi tidak enak dengan Maminya. Lagipula ia juga menjalankan hubungan backstreet di hadapan keluarganya. Jadi ia membiarkan saja.

Dua orang wanita berbeda umur kini sedang berjalan menuruni tangga.

"Hei la."

Orang yang dipanggil 'la' itu menoleh. Mala, teman dari Mami Gendis.

"Waw, hei siapa ini?" Tanya Mala kepada Mami Gendis.

"Anak gadisku." Jawab Mami Bulan memamerkan Gendis dengan senyuman.

Mala memandang Gendis kagum.

"Sudah besar ya sekarang, padahal dulu aku ketemu lagi kecil kecilnya loh." Ujar Mala terkekeh pelan. Gendis tertawa pelan menanggapinya.

Mami Gendis juga ikut tertawa.

"Aku ke dapur dulu ya, Gendis yang bakal nemenin kamu dulu di sini." Pamit Mami Gendis.

"Oh oke oke, aku malah seneng banget loh ditemani anak cantik ini." Ujar Mala bercanda.

Gendis tersenyum malu.

"Sini sayang, duduk samping Tante." Ujar Mala menepuk sofa sampingnya. Gendis menurut.

Mala merangkul Gendis dengan akrab, ia tersenyum menatap Gendis.

"Kamu sekarang kelas 12 ya?" Tanya Mala.

"Iya Tante."

Epilog Tanpa PrologTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang