EPT 14

53 29 6
                                    

Happy Reading

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

"Angkasa titip ini bentar, aku mau ke ruang OSIS buat nganter ini dulu." pesan Gendis menyerahkan beberapa barangnya ke Angkasa.

Angkasa mengangguk melirik barang Gendis.

Gendis berjalan sedikit berlari, karena ia lupa memberikan kertas penting ini kepada anggota OSIS siang tadi, jadinya sehabis pulang sekolah ia harus menyerahkan kertasnya.

Ia pun tak mau membuat Angkasa menunggu.

Sedangkan Angkasa sedikit terusik dengan notif dari handphone Gendis. Entah mengapa ia meninggalkan handphonenya kepadanya, karena biasanya Gendis selalu membawa handphone nya dan tidak pernah jauh dari benda tersebut.

Angkasa melirik sedikit pada layar yang menyala. Ia tertarik dengan nama seseorang yang tertera dalam layar tersebut.

Ia mengambil handphone tersebut lalu membukanya.

"Disandi?" ujar Angkasa pelan.

Angkasa terpikirkan oleh beberapa angka yang mungkin menjadi sandi handphone tersebut.

"Terbuka, gak nyangka." lanjut Angkasa.

Mau tahu apa sandinya? Gak bisa dong kan rahasia, kalau kalian tahu bisa-bisa kalian yang buka handphone Gendis, wkwk.

Angkasa terdiam melihat pesan-pesan dari seseorang untuk Gendis. Ia membaca dengan cermat isi pesan tersebut.

Dan yang membuat ia semakin terdiam adalah foto Gendis dengan seorang lelaki yang nampak asing dimatanya.

"Angkasa." Gendis melihat Angkasa yang menggenggam handphonenya. Ia melirik benda yang ditangan Angkasa.

Angkasa melirik Gendis yang terpaku.

"Angkasa siniin handphonenya." Gendis mencoba merebut kembali tetapi Angkasa menyembunyikan dibalik punggungnya.

"Enggak akan gue balikin kalau lo gak jelasin Poto ini." ujar Angkasa menatap Gendis dengan tatapan yang sedikit berbeda.

Gendis mengerutkan dahinya.

"Kenapa sih Angkasa?" tanya Gendis merasa tak paham.

"Lo jelasin dulu poto ini, baru gue balikin handphone lo." Angkasa memperlihatkan poto itu kehadapan Gendis.

Gendis sedikit terkejut melihatnya.

"Poto apaan sih? Itu cuma temen." jelas Gendis berusaha merebut kembali handphone nya dari genggaman Angkasa.

Epilog Tanpa PrologTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang