[DIHARAPKAN SEBELUM BACA WAJIB UNTUK FOLLOW DULU]
Kalian pernah menyukai seseorang?
Kalian pernah mencintai seseorang secara gila-gilaan?
Bagaimana perasaan kalian ketika mengetahui bahwa orang yang kalian suka malah balik mendekati kalian?
Senan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
Dalam kurun waktu hampir 2 minggu, Gendis tidak muncul sama sekali. Ia tidak ada kabar bak ditelan bumi. Angkasa pun tak tahu dimana dan sedang apa Gendis hingga tidak pernah berangkat hampir 2 minggu setelah kejadian menghebohkan antara dia dan mantan kekasihnya itu.
Banyak yang mempertanyakan dimana keberadaan Gendis, tapi banyak pula guru yang diam seolah tidak menjadi masalah.
"Kira-kira kemana Gendis? Apakah liburan biar merefreshkan otaknya dari masalah ini? atau justru dia sedang trauma keluar?" heran Zerren dengan mengangkat kepalanya keatas seolah berpikir.
"Hus.. Gak boleh ngomong gitu. Coba pikirin hal positif, otak lu tuh banyak negatifnya." cibir Abi yang heran melihat teman satunya itu selalu berpikir negatif.
"Lo beneran gak tau sa? Dimana Gendis?" tanya Marcel menatap Angkasa yang sedari tadi hanya diam saja.
Angkasa menghela nafas. "Jujur ini udah kesekian kalinya orang nanya ke gue dan jawaban gue tetap sama. Gak tau." jawab Angkasa memijat dahinya pelan.
"Bahkan setelah dia ngirim pesan buat putus secara baik-baik pun nomor gue di blokir sama dia. Gak cuma itu aja, media sosial gue juga diblokir sama dia." lanjut Angkasa.
"Dia trauma keluar rumah kali ya? Karena berita yang kesebar dan banyak yang cibir dia." ucap Marcel menerka-nerka.
"Lo jangan buat asumsi kayak gitu cel, bikin kita takut aja." ucap Igel ikut nimbrung.
"Ya siapa tahu aja kan?"
Abi menggelengkan kepalanya.
Angkasa membuka notifikasi dilayar handphonenya. Terdapat pesan dari salah satu guru yang sangat bawel dan cerewet.
Ia membaca pesan tersebut lalu beranjak dari tempat ia duduk menuju ruang kelas IPA 2.
"Eh lo mau kemana?" tanya Igel melihat Angkasa beranjak dari tempat duduknya.
"Ke sebelah bentar." ucap Angkasa dengan menunjuk ruang sebelah.
"Mau apa dia?" tanya Igel menatap teman-temannya yang lain.
Marcel lantas mengendikan bahunya tak tahu. "Entah." balas Marcel.
***
Angkasa melirik jendela kelas IPA 2, ia melihat ada guru yang masih mengajar. Ia berjalan pelan sembari merapikan seragamnya, tak baik kan kalau dilihat guru dengan penampilan yang berantakan.