Jeonghan melirik kalender dan jam digital yang ada diatas meja kerja. Pukul empat sore, itu berarti jam kerjanya akan berakhir satu jam lagi.
Seungcheol menghubunginya tadi siang, mengatakan bahwa dia akan menjemput Jeonghan sepulang bekerja, dan sialnya Jeonghan membawa mobil. Jadi mereka sama-sama setuju untuk bertemu di restoran tempatnya sudah melakukan reservasi, dan Seungcheol akan menunggu disana pukul tujuh nanti.
Jeonghan baru tahu kalau berjarak empat meja dari meja kerjanya ada tiga pria berisik bernama Kwon Soonyoung, Lee Seokmin, dan Boo Seungkwan yang memiliki selera fashion yang baik. Dalam waktu singkat Jeonghan berhasil berteman dengan mereka.
Tadi pagi saat Jeonghan sedang senggang, Mrs. Yoon menelpon. Dia bilang segalanya berjalan baik dan menyenangkan. Jeonghan senang karena Lee yang menjadi suami baru Mrs. Yoon. Lee benar-benar pandai mengambil hati Mrs. Yoon dan juga mengurus keperluan rumah tangga mereka. Setidaknya, Ibunya akan menjalani hari-harinya dengan sangat baik mulai detik ini. Dia yakin Ibunya tidak akan lagi menuangkan pemutih pakaian ke pakaian berwarna mereka di dalam mesin cuci.
Dan Mr. Yoon bilang, untuk tiga hari kedepan dia tidak akan pulang ke rumah. Selain jadwal shift yang panjang, dia juga akan pergi memancing bersama sahabatnya di kantor. Hidup sendirian selama belasan tahun memaksanya menjadi seorang pemalas yang hanya pergi memancing ketika hari libur.
Soonyoung dan Seokmin juga sudah mengetahui rencana kencan Jeonghan dengan Seungcheol karena mereka menguping pembicaraan keduanya tadi. Seketika mereka berteriak histeris, menyebut-nyebut bahwa Jeonghan jalang beruntung karena bisa mengencani seorang Choi.
Menurut mereka, Mrs. Choi adalah seorang staff dokter pemerintah yang tinggal di rumah dinas di kawasan perumahan elit. Sementara Ayah Seungcheol adalah seorang senator. Seungcheol sendiri sering muncul di TV untuk memberikan keterangan tentang penggagalan penyelundupan narkoba, dan berbagai macam tindak kejahatan lainnya yang berhubungan dengan pekerjaannya. Seungkwan bahkan dengan kotornya berucap bahwa jika dia jadi Jeonghan, maka dia akan meninggalkan mobil tuanya di kantor dan bersedia untuk diantar-jemput oleh Seungcheol. Dengan begitu mereka bisa melakukan sesuatu yang hebat setelah makan malam. Dan Seokmin dengan kurangajar berkomentar bahwa Seungcheol adalah pemilik pantat terbaik.
Jeonghan sudah bersiap-siap untuk pergi berkencan. Karena Seungcheol menghubunginya secara mendadak, dan Jeonghan tidak membawa baju ganti, maka dia hanya bisa menyiapkan kemeja polos model slimsuit berwarna biru muda, celana bahan berwarna abu-abu, dan rambutnya yang mencapai tengkuk dibiarkan tergerai setelah dia mengucirnya menjadi ekor kuda.
Jeonghan menyetir selama dua puluh menit untuk mencapai restoran. Pelayan menuntunnya ke meja yang sudah dipesan oleh Seungcheol setelah Jeonghan menyebutkan namanya, dan Jeonghan melihat pria itu mengangkat wajah lalu tersenyum lebar saat melihatnya.
"Hai..." Pelayan menarik kursi untuk Jeonghan duduk berhadapan dengan Seungcheol.
"Siap memesan sesuatu?" Pelayan bernama Bean bertanya dengan halus, bertanya apa yang Jeonghan inginkan dan Jeonghan baru sadar bahwa dia sangat lapar. Rasanya dia ingin memesan banyak dan menghabiskan semuanya.
Bean pergi setelah mengulang sekali lagi pesanan mereka, memberi keduanya ruang untuk mengobrol santai. Alunan musik jazz terdengar dan tanpa sadar Jeonghan menggoyangkan kepala pelan.
"Kau suka musik jazz?" Seungcheol bertanya dan Jeonghan menggeleng.
"Aku paling anti musik jazz. Tapi kurasa tidak ada salahnya mendengarkan musik itu setelah seharian penuh bekerja." Seungcheol mengangguk setuju lalu tersenyum.
Pelayan lain datang membawakan seteko besar es batu, sebotol anggur, dan juga dua buah gelas bergagang ramping. Seungcheol kembali mengucapkan terima kasih saat pelayan menuangkan anggur ke dalam gelas mereka masing-masing.
"Apa pekerjaanmu, Jeonghan?" Seungcheol bertanya selagi ia menggoyangkan gelasnya, membuat suara dentingan yang berasal dari es batu beradu dengan gelas terdengar.
"Aku penulis jurnal." Seungcheol mengulang jawaban dan Jeonghan mengangguk, lalu dia kembali tersenyum.
"Di kantor swasta?"
"Tidak," Jeonghan menggeleng dan sedikit mengernyit karena rasa asam dari anggur tersebut. "Di kantor pemerintah."
Seungcheol menggumamkan kata wow.
Steak yang mereka pesan datang lima belas menit kemudian. Jeonghan menatap daging miliknya dengan liur nyaris menetes. Oh, steak dan anggur benar-benar perpaduan sempurna.
Mereka mulai memotong daging dan Seungcheol mulai menyantap kaviar yang dia pesan dan Jeonghan hanya bisa memandang jijik kepada kaviar-kaviar tersebut.
"Kudengar, Ayahmu seorang senator dan Ibumu staff dokter untuk pemerintah." Seungcheol terlihat menegang di kursinya saat Jeonghan mengucapkan kalimat itu. Ada apa? Apakah Seungcheol tidak ingin Jeonghan tahu tentang latar belakang keluarganya?
Seungchrol tersenyum setelah pulih dari keterkejutannya lalu mengangguk. "Ya. Siapa yang memberitahumu? Kau pernah melihat mereka di TV atau bahkan bertemu langsung dengan mereka?"
Jeonghan menggeleng dan menyeka sudut bibir dengan serbet sebelum menjawab, "seseorang memberitahuku."
Kedua alisnya menukik. "Kau membicarakanku dengan orang lain?"
Jeonghan hanya bisa mengangkat kedua bahu. "Entah lah apakah itu bisa disebut sebagai membicarakan atau tidak. Yang jelas, orang ini memberitahuku bahwa kau berasal dari keluarga yang hebat."
Seungcheol kembali tersenyum. "Bagaimana denganmu?" Dia bertanya setelah memasukkan potongan daging ke dalam mulutnya dan mengunyah perlahan.
"Apa yang ingin kau tahu tentangku?"
"Banyak hal. Kenapa kau pindah ke West Coast, dimana kau tinggal sebelumnya, dan apa pekerjaan Ayah dan Ibumu."
Jeonghan menyesap anggur lebih dulu sebelum memberinya jawaban. "Aku tinggal di Australia sebelumnya, dan kuputuskan untuk tinggal bersama Ayah disini karena sudah terlalu lama Ayahku hidup sendiri." Jeonghan tidak berbohong untuk yang terakhir, tapi dia juga tidak akan memberi Seungcheol alasan yang sebenarnya, bahwa Ibunya menikah lagi. Tidak, belum saatnya Seungcheol mengetahui itu.
"Ayahku seorang chief di kantor polisi yang ada dekat rumah kami."
"Wow!" Jeonghan mengangguk dan tersenyum.
"Bagaimana dengan Ibumu?"
"Ibuku hanya Ibu rumah tangga biasa." Jawab Jeonghan malu-malu. Seungcheol tetap tersenyum lalu menganggukkan kepala beberapa kali seolah menyerap informasi yang baru saja diberikan.
Makan malam berjalan dengan lancar. Seungcheol menawarkan secangkir latte dan tiramisu sebagai hidangan penutup dan Jeonghan menolaknya karena dia harus segera pulang ke rumah. Seungcheol mengantarnya sampai ke mobil dan bahkan membukakan pintu untuknya. Dia menahan pintunya agar tidak tertutup, lalu menanyakan jadwal Jeonghan besok dan lusa.
"Aku libur..." Seungcheol tersenyum puas saat mendengar jawaban Jeonghan. Lalu sebelum Jeonghan memasukkan gigi dan menginjak pedal gas, Seungcheol berucap bahwa dia akan menjemputnya besok dan membawanya berkeliling West Coast. Ide yang bagus, dan Jeonghan menerimanya dengan senang hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
WORLD | JEONGCHEOL COUPHAN
FanficDisclaimer : © BG Seventeen, Pledis Ent. Hybe Ent Written and published : Adoringharuno Rate : M (for some reasons) Pair : Yoon Jeonghan x Choi Seungcheol Language : Indonesian 🔞 NSFW, bxb, Mpreg di bagian akhir. (Silahkan mundur jika dirasa tidak...