Seungcheol mengajak Jeonghan menonton film thriller yang sudah lama ingin sekali dia tonton. Mereka memilih bioskop kecil yang berlokasi di pinggiran kota dan sedikit kumuh. Beruntung bioskop kumuh dan jelek dan bau yang Seungcheol pilih masih menayangkan film yang ingin dia lihat.
Mereka kembali ke mobil dan Seungcheol memberi Jeonghan beberapa makanan ringan. Jeonghan tertawa dan sesekali memasukkan snack ke dalam mulut selagi Seungcheol bercerita panjang lebar tentang banyak hal, dan sesekali dia juga ingin mendengar tentang hidup Jeonghan yang sebetulnya tidak istimewa sedikitpun.
Mereka sampai di depan kediaman keluarga Yoon dan Seungcheol mengantar Jeonghan sampai depan pintu. Jeonghan menawarkan untuk masuk setelah daun pintu terbuka dan Seungcheol tampak menimbang tawarannya. "Entah lah. Aku bingung. Apa sopan jika aku mampir selarut ini?" Dia melirik arlojinya sekilas dan Jeonghan mengangguk untuk meyakinkan dia bahwa semuanya akan baik-baik saja.
Seungcheol memutuskan untuk mampir sebentar, dan dia duduk di sofa tua yang biasa Mr. Yoon duduki ketika sedang libur dan hanya disibukkan dengan kegiatan menyeka debu dari senapan kesayangannya sambil menyesap soda kalengan.
Jeonghan kembali ke tempat Seungcheol duduk dengan sebuah gelas dan teko kecil berisi air mineral dan Seungcheol mengangkat wajah lalu tersenyum. "Dimana Ayahmu?"
"Ayahku tidak akan kembali ke rumah sampai Rabu depan." Jeonghan duduk di sebelahnya dan menyelipkan anak rambut ke telinga.
Seungcheol mengangguk setelah mendapat jawaban dan menuang air dari dalam teko ke gelas yang tersedia.
"Apa kencan hari ini berjalan lancar?" Seungcheol bertanya, sorot matanya menatap Jeonghan dengan khawatir. "Maksudku, maaf, karena aku mengajakmu menonton film seperti itu dan di tempat seperti itu."
Jeonghan tertawa dan mengibaskan tangan. "Tak apa, tak masalah bagiku. Aku senang dengan kencan hari ini."
"Kau yakin?" Jeonghan mengangguk mantap dan Seungcheol tampak akan membantah ucapannya lagi, jadi Jeonghan dengan cepat menyela, "kau masih mau kudapan? Aku punya dua kotak es krim rasa vanilla dan juga kelapa di dalam lemari es."
Cara Seungcheol mengerjapkan kedua kelopak mata membuat dia terlihat menggemaskan di mata Jeonghan. "Kau suka sesuatu yang dingin ya?" Dia bertanya dan Jeonghan mendengar ada nada humor di dalam kalimatnya tadi.
"Yeah. Aku benar-benar pecinta es krim. Aku tidak pernah membagi es krimku dengan orang lain, dan kau satu-satunya pria beruntung karena mendapat tawaran dariku."
"Benarkah?" Seungcheol tersenyum menggoda, tersenyum miring dan Jeonghan ingin sekali rasanya menggelepar di atas lantai detik ini juga.
"Yep."
"Apakah itu berarti undangan?"
Oh! Seungcheol kembali menggoda seperti waktu itu!
"Tergantung sudut pandangmu." Jeonghan mencoba memasang wajah datar seperti biasa, tidak ingin terlihat terlalu menggoda ataupun mengharapkan godaannya.
"Kalau begitu, boleh aku tahu bagaimana sudut pandangmu?"
Jeonghan mengangkat kedua bahu dan dengan kurang ajar meminum air yang ada di dalam teko, menenggak airnya langsung ke dalam mulut tanpa perlu repot untuk mengambil gelas lebih dulu.
"Yah, kalau aku, aku tetap menganggap itu hanya sebagai tawaran mencicipi kudapan sebagai ungkapan terima kasihku." Jeonghan menjawab pertanyaannya setelah meletakkan kembali teko ke atas meja dan Seungcheol mengikuti gerakan tangan Jeonghan dengan pandangannya.
"Hm? Apa kalimat itu memiliki sebuah arti?"
"Ya." Jeonghan mengangguk cepat dan Seungcheol kembali tersenyum miring. "Seorang pria berusia hampir menginjak dua lima, trauma akan kisah percintaannya dengan seorang pria sebelum ini, dan akhirnya memutuskan untuk melajang hingga benar-benar menemukan yang pas."
Seungcheol kembali terkekeh dan mengangguk. "Kurasa aku sudah bisa mengambil kesimpulan dari situ." Matanya mengerling nakal, membuat Jeonghan ingin buang air kecil di tempat saat ini juga. Seungcheol melirik arlojinya dan mendesah, meminta maaf pada karena dia harus segera kembali ke rumah.
Jeonghan mengantarnya sampai depan pintu dan Seungcheol kembali bertanya kesediaan Jeonghan untuk pergi bersamanya besok. Dengan cepat Jeonghan menjawab "ya," saat Seungcheol mengatakan akan membawanya ke tempat dia bekerja.
Oh, Jeonghan sungguh tidak sabar bertemu lagi dengannya besok, dan juga melihat bokong-bokong seksi di balik seragam keren bertuliskan customs dengan warna biru gelap, model slimsuit.

KAMU SEDANG MEMBACA
WORLD | JEONGCHEOL COUPHAN
Fiksyen PeminatDisclaimer : © BG Seventeen, Pledis Ent. Hybe Ent Written and published : Adoringharuno Rate : M (for some reasons) Pair : Yoon Jeonghan x Choi Seungcheol Language : Indonesian 🔞 NSFW, bxb, Mpreg di bagian akhir. (Silahkan mundur jika dirasa tidak...