18. If You Leave Me

327 29 0
                                    

Jeonghan tidak bersemangat melakukan apapun. Dia seolah menarik diri dari dunia luar, mengunci diri rapat-rapat di dalam rumah. Dia memutuskan untuk menginap sementara di apartemen Seungkwan berharap dia memiliki waktu untuk merenung sendiri, memikirkan tentang hubungannya dengan Seungcheol.

Tapi seharusnya Jeonghan tahu. Dia memiliki sahabat-sahabat paling berisik yang pernah hidup di muka bumi, dan mereka jelas tidak akan pernah meninggalkannya sendirian untuk bermuram durja.

Tadi malam Soonyoung dan Seokmin memutuskan untuk mengambil cuti. Seungkwan juga mengambil cuti selama tujuh hari kedepan dan Soonyoung harus mengajukan izin berpura-pura sakit cacar air, sehingga dia tidak bisa dijenguk oleh siapapun karena memang mereka tidak ingin dijenguk agar sakit palsu mereka tidak ketahuan. Dan Jeonghan mengajukan izin sakit selama tujuh hari kedepan dengan alasan flu perut.

Seokmin mengajak berkendara ke daerah perbatasan, satu setengah jam perjalanan dari West Coast. Dan Jeonghan dengan senang hati menerima tawarannya untuk berkunjung ke kelab malam yang bernama Homem. Entah apa maknanya.

Seokmin dengan berani memakai pakaian super terbuka. Dia memakai kemeja yang empat kancing teratas dibiarkan terbuka dan celana sangat pendek, sedangkan Soonyoung memakai kemeja berukuran besar dan celana diatas lutut. Dia hampir terlihat tidak memakai celana apapun. Dan yang lebih gila daripada itu adalah Seokmin membawa vibrator di tangannya!

Jeonghan hanya bisa terkikik geli saat Seokmin menggoda penari telanjang pria bernama Chitapon yang sedang melakukan tarian panas di atas lantai dansa, dan berputar lentur di tiang-tiang besi yang disediakan pihak kelab.

Mereka bersenang-senang dan kembali ke rumah pukul dua dinihari dan Jeonghan langsung jatuh tertidur setelahnya. Terlalu lelah tertawa hingga melupakan pria tampan bertubuh indah dengan pantat yang besar.





Seungkwan menerobos masuk ke kamar tamu di rumahnya yang Jeonghan tempati sejak dua hari lalu dan berteriak bak orang gila. Jeonghan hanya bisa mengerang pasrah saat Seungkwan menarik selimut di atas tubuhnya dan mengatakan bahwa sepupunya akan datang berkunjung, membawa serta bayi-bayinya. Sepupunya adalah wanita single parent yang membesarkan bayi-bayinya sendirian. Wanita yang mencintai kebebasan dan menjual rahimnya pada pria hanya agar dia bisa mendapatkan bayi yang bisa diurus untuk menemani hidup tuanya nanti. Keeeeren!

"Aku sedang tidak enak badan."

"Oh, kau tidak enak badan?"  Jeonghan mengangguk dan Seungkwan bertolak pinggang. "Bagus! Seperti apa perasaanmu sekarang?"

"Seperti... aku akan mati dalam waktu dekat."

"Oh, hebat sekali! Kapan? Hari ini? Besok? Lima puluh tahun lagi? Karena kita semua akan mati pada akhirnya, maka kau harus bangun. Kita dalam masalah besar!"

Sepupu Seungkwan bernama Sinb, dia bermaksud ingin menitipkan tiga orang anak kembarnya. Satu balita perempuan dan dua balita laki-laki. Mereka bernama Ji, Kai, dan Yeonjo.

Selagi Sinb pamit pergi selama beberapa jam kedepan, Jeonghan dan Seungkwan disibukkan oleh kegiatan merawat tiga balita rewel di rumah Seungkwan. Kai menangis keras, Seokmin yang datang karena Seungkwan menghubunginya kini sedang berusaha menenangkan Ji, dan Jeonghan harus berurusan dengan Yeonjo. Dia tidak bisa berhenti menarik-narik rambut Jeonghan, memelintirnya seolah rambut itu adalah rambut ibunya.

Yeonjo menjerit dan menangis keras tiba-tiba dan Jeonghan tidak tahu apa yang baru saja dia lakukan. Jeonghan tidak menakuti Yeonjo, tidak membentaknya, dan bahkan dia bernyanyi untuknya.

Bel rumah Seungkwan ditekan berkali-kali dan Seungkwan beserta Seokmin mendorong Jeonghan keluar dari dalam kamar, memerintahnya untuk membukakan pintu. Tindakan mereka sungguh berbahaya, karena Yeonjo berada dalam gendongan Jeonghan dan beruntung Yeonjo tidak terjatuh dari pelukannya.

WORLD | JEONGCHEOL COUPHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang