poisoned

625 84 42
                                    

Berita soal Mahen dan Geisha yang berpacaran menyebar dengan sangat cepat. Tentu saja ada pro-kontra yang menyambutnya, tetapi kebanyakan dari mereka masih belum bisa percaya.

Yang mana hal itu sangat wajar karena semua serba mendadak.

Mahen juga tidak bisa banyak menuntut. Apapun tanggapan orang-orang atas status mereka saat ini, Mahen hanya bisa pasrah.

Yang penting ia sudah melakukan semua yang ia bisa untuk menjauhkan rumor itu darinya.

Tok Tok Tok

Butuh beberapa kali ketukan sampai pintu dengan warna coklat muda itu terbuka dari dalam.

Mahen sedikit tersentak karena melihat sosok yang tidak asing di matanya.

Bukan.

Bukan karena pria di depannya ini adalah ayah dari Geisha, tetapi karena ia pernah melihatnya entah dimana.

"Selamat pagi om" Sapa Mahen dengan senyumnya

"Cari siapa pagi-pagi begini?" Balas Awan

Beneran galak kayaknya... - Mahen membatin

"Cari Geisha, om" Mahen mengulurkan tangannya untuk menyalami Awan, syukurlah tangannya tidak dihempas.

"Icha masih di atas. Lagi dandan." Ucap Awan sedikit ketus "Mau kopi?"

"Terimakasih tawarannya om, tapi saya ga biasa minum kopi"

"LAKI APAAN GA BISA MINUM KOPI?"

Mahen cuma bisa meringis.

"Wes lah! Duduk dulu di situ." Awan menunjuk kursi di teras

Akhirnya Mahen duduk di sana, bersebelahan dengan Awan yang asik menyesap kopi miliknya

"Jadi... Kamu tuh pacarnya Icha?"

Icha

"Iya om" Jawab Mahen pelan

Awan menggaruk bawah hidungnya, sepertinya kumisnya mau tumbuh lagi "Kenapa kamu suka sama anak saya?"

Pertanyaan itu sukses membuat Mahen terdiam selama beberapa detik.

"Lha? Kok diem?" Awan memicingkan matanya

"Ummm... Saking banyak alasannya saya jadi bingung harus jawab apa om" Jawab Mahen yang entah didapat darimana

"HELEH! Gombal!" Awan menoyor kepala Mahen "Tinggal bilang aja Icha itu cantik! Gitu aja repot!"

"Salah satunya itu om hehe..." Mahen berseru sambil memegang dahinya yang habis ditoyor barusan

Awan menghela nafas "Tapi yo... Om itu bahagia kalau Icha bahagia... Sekarang dia lagi berantem sama mami-nya! Diem-dieman! Om itu pusing harus mihak yang mana! Coba kamu bayangin jadi om! Kalo om belain Icha, maminya bisa ngamuk. Kalo om belain maminya, Icha bisa ngambek! Asal kamu tau aja yo, Icha karo maminya sama-sama serem kalo lagi marah! Bertanduk!"

Mahen tertawa pelan

"MALAH NGGUYU!" Awan protes

Pria itu kemudian mengambil sesuatu dari bawah vas bunga, setelahnya ia memberikan kartu nama itu pada Mahen.

"Iki nomorku. Kalau kamu butuh bantuan, telfon." Ucap Awan yang membuat Mahen bingung

Kemudian ia membaca kartu nama tersebut dengan seksama. Semakin banyak informasi yang ia terima, semakin lebar matanya.

"N-nama om... Awan?" Mahen menatap Awan tidak percaya

"Kenapa? Kaget ya?" Awan menyibakkan rambutnya ke belakang "Emang kalo ga pake make up muka om rada kampungan sih, tapi om ini model loh! Kamu pake kancut merk apa?"

#1 From : MahenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang