rooftop fight

553 76 49
                                    

Aura Mahen pagi itu benar-benar berbeda. Tidak ada senyum di bibirnya, tidak ada sapaan hangat yang biasa ia lontarkan bahkan pada seekor kucing sekalipun. Wajahnya mengeras, matanya yang biasa selalu berbinar kini seperti diselimuti kabut tebal.

Siapapun yang melihat Mahen dapat langsung mengetahui bahwa lelaki itu sedang memiliki masalah serius.

Dan masalah serius yang dimaksud masih belum tau apa yang terjadi.

BRAK!

Begitu pintu kelas X IPS 3 terbuka, Mahen langsung mengedarkan pandangannya.

"Kenapa bang?" Tanya Haikal yang terkejut, sementara Nalendra masih duduk di tempatnya.

Meski tanpa reaksi, sejujurnya Nalendra juga kaget.

Tidak menjawab pertanyaan Haikal barusan, Mahen langsung berjalan menghampiri Nalendra dan menyeretnya keluar dari kelas.

Saat itu juga, Nalendra tau bahwa hidupnya dalam bahaya.

"Kak!"

Mahen mendengar suara itu, Geisha berlari ke arahnya dan mencegat agar Mahen tidak membawa Nalendra pergi kemanapun.

"Kak! Please jangan kayak gini—"

"Kamu diem di sini. Jangan ikut ke atas!" Sela Mahen

"Gimana bisa aku diem di sini sementara Kak Mahen emosi kayak gini???" Geisha mencoba memanggil kewarasan Mahen kembali, tetapi lelaki itu masih sama.

Kabutnya belum menghilang.

Mendengar semua itu, Nalendra cuma bisa pasrah. Sudah jelas bahwa Mahen tau semuanya sekarang.

"Pokoknya kamu stay di sini!"

"Ga! Aku mau ikut—"

"PLEASE DENGERIN AKU SEKALI AJA BISA GA SIH?!"

Geisha mundur satu langkah.

Ia tidak menyangka akan dibentak seperti itu oleh Mahen.

Terlebih Mahen langsung membawa Nalendra ke rooftop tanpa mengucapkan apapun lagi pada Geisha.

Itu adalah bentuk ultimatum yang mutlak.

Sesampainya di rooftop, Mahen langsung mendorong tubuh Nalendra ke tembok.

"Gue pernah bilang apa soal ga deketin Kinara?" Tanya Mahen dengan emosi tertahan

Nalendra tidak menjawab, ia juga tidak menatap mata Mahen

"Gue ga pernah sok suci dan ngelarang lo buat main cewek, Na! Satu-satunya hal yang gue minta sama lo cuma jangan deketin Kinara! Dan lo masih ga mampu buat ngelakuin itu?! Dan lebih buruknya... YOU CHEATED ON HER." Mahen kembali mendorong tubuh Nalendra hingga menabrak tembok

Lagi-lagi, Nalendra tidak menjawab.

"Lo tau gue mati-matian buat ga mukul lo... Tapi kalo lo diem terus kayak gini, gue ga tau apakah gue bisa nahan, Na!" Mahen menunjuk wajah Nalendra

Karenanya Nalendra menatap Mahen perlahan "... Kenapa sih semua orang selalu ngeliat gue cuma di bagian buruknya aja? Kenapa lo ga mau nyari tau dulu apa aja yang udah gue lakuin cuma buat bikin Kinara seneng?"

"Dan memaklumi tindakan selingkuh lo?" Mahen menaikan satu alisnya "Tingkah lo terlalu brengsek untuk gue maklumi, Na! Lo sahabat gue! Kenapa lo harus kayak gini?!"

Nalendra memilih untuk tidak menjawab.

"Di sini gue bukan cuma ngejaga image gue sebagai ketua OSIS makanya gue ga mukul lo... Tapi gue juga menganggap lo kayak adik gue sendiri... Gue cuma ga paham kenapa lo harus ngelakuin hal se-bajingan itu?!" Mahen memegang dua bahunya kemudian mengguncang tubuh Nalendra, melampiaskan amarah tanpa menyakiti

#1 From : MahenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang