Happy reading sweetie....
02.25 a.m.
"AKHHH!!.. AMPUN... KUMOHON" Sayup-sayup terdengar suara seseorang yang meminta ampunan.
Suara itu berasal dari tempat yang disebut 'blood house' .
Rumah itu- ralat bahkan itu bisa disebut sebagai mansion.
Mension itu terletak di tengah tengah hutan. Memiliki kesan menyeramkan dan aura yang kental akan kegelapan.Sesuai dengan namanya mansion itu terlihat menyeramkan dengan darah yang terciprat dimana-mana. Itu adalah darah para korban yang mana telah berani mengusik ketenangan nya.
Dalam salah satu ruangan dimansion itu terlihat seorang pria gagah yang tengah duduk di kursi tunggal kebesarannya.
Menghisap nikotin yang terjepit diantara jari kekarnya.Prok!..prok!..prok!..
Suara tepuk tangan mengema diruangan itu. Orang orang yang berada satu ruangan dengan pria itu terlihat santai saat seekor singa jantan ya walaupun masih belum terlalu besar dengan brutal nya menggigiti seorang pria yang terpantau kedua kaki dan sebelah tangan nya dirantai. Kenapa hanya sebelah?...
karena sudah ia tebas. karna tangan sialan itulah yang telah berani menyentuh miliknya."Good job max" ucap pria tersebut memuji hewan peliharaan nya yang telah berhasil mengoyak kaki pria malang tersebut. Yang tak lain adalah tuan Drevil Cleondra maheswara.
"Jake!!" Panggilnya dengan sedikit keras.
"Saya, tuan." Membungkuk kan sedikit badan untuk menghormati tuannya.
Masih ingat Jake?
Jake Wilson adalah tangan kanan sekaligus sahabat dari Drevil. Kalo ga inget baca ulang chap3."Bawa max masuk ke kandangnya dan panggilkan dokter untuk memeriksa mulutnya." Ucap Drevil memerintah.
"Baik tuanku" Drevil melihat punggung Jake yang mulai menghilang karna tengah menuntun singanya menuju kandangnya.
Setelah itu ia mengalihkan tatapan tajam nya pada pria yang terlihat mengenaskan. Setelah itu ia tersenyum. Bukan senyum manis melainkan senyum mematikan.
"Lets start the game" Entah sejak kapan belatih itu sudah berada dalam genggaman Drevil.
Mendekati pria malang tersebut dan jongkok untuk menyamakan tinggi mereka.
Drevil mengarahkan belati tersebut kearah wajah sang korban. Menggores belatih tersebut pada pipi sikorban. Membuat darah merembes keluar melewati pipinya. "Akhh!.." tak menggubris erangan korbannya Drevil pindah pada mulut pria tersebut.
"Mulut sialan ini yang telah berani menyatakan cinta pada gadisku, heh?" Drevil menatap pria itu dengan remeh, sedetik kemudian pria itu membelalakkan matanya.
Ia kaget dan kesakitan secara bersamaan. Bagaimana tidak, drevi telah menancapkan belatih itu dengan kasar pada mulutnya. Menekan dengan kuat hingga membuat lidah pria itu ikut putus. Melihat korbannya yang kemungkinan tak dapat bicara dan memberontak lagi dengan kasar Drevil mencabut belatih nya.
Mulut pria itu hancur, mulutnya mengeluarkan cairan darah kental yang begitu banyak. Pria itu diambang kesadaran karna ia tak sanggup lagi menahan rasa sakit pada tubuhnya.
"Death" Desisnya menyeramkan.
Jleb!..
Dengan kuat Drevil menancap belati itu tepat pada dada kiri pria tersebut.
Mencabutnya dengan kasar dan kembali menikam sang korban berulang kali. Hingga dada pria tersebut menganga, daging dan darah berceceran dimana-mana.
Drevil mengoyak tubuh tak bernyawa itu. Mengeluarkan jantung dan hatinya lalu ia remas hingga hancur.
Darah bercucuran dari tangannya dan dari tubuh sang korban. Darah mengenang dimana-mana. Bahkan wajah dan pakaian nya juga terciprat oleh darah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil Man Obsession
General FictionGadis itu seperti kelinci kecil yang sedang diintai oleh singa buas. . . . "Lepaskan aku...apa yang kau inginkan dari ku tuan..." "Yourself" ucapnya dengan santai, tangan kekarnya senantiasa mengusap lembut pipi chubby gadisnya. "S-siapa kau sebenar...