Chapter 14 DMO

14.5K 456 125
                                    

Vote dan komen jangan lupa!!

Apa kabar hari ini? Baik atau buruk?
Jaga kesehatan terus..
Happy reading babe 🥀
.
.
.

~ Peperangan antara pikiran dan hati adalah situasi yang ku benci ~


Didalam mobil putih itu terdapat seorang pria yang menatap datar sebuah bangunan mewah didepannya.
Tangannya terkepal kuat dengan rahang yang semakin mengeras.

Matanya berkaca-kaca Dengan menyimpan banyak dendam. Dia bersumpah akan membalas kan dendamnya ini.
Maaf? Cih!!
Memaafkan itu hanya sebuah kata, dendam itu nyata adanya. Sakit dibalas sakit, nyawa dibalas nyawa maka itu adalah setara!.

"Sakitmu sebentar lagi akan terbayar dad!" Gumamnya.

Setelah itu ia menancap gas pergi dari sana dengan amarah yang berkobar.

Sedangkan ditempat lain pria itu duduk di kursi kerjanya dengan senyum remeh nya. Tangannya terkepal dibawah hidung dengan smirik yang tak pernah luntur.
Ia memperhatikan laptop nya yang menampilkan rekaman cctv yang berada di perkarangan rumahnya, ia melihat mobil tersebut dari pertama datang hingga mobil itu pergi.

"Mulai bergerak, heh?"

"Seharusnya kubunuh saja kau dari dulu.." lanjutnya lagi.

"Kau pikir, kau siapa bisa melawan ku? Cih, mudah bagiku untuk memusnahkan mu. Tapi, menjinakkan nya lebih penting dari apapun itu." Lanjutnya lagi seperti tengah memikirkan sesuatu.

Ia mengklik mouse tersebut dan tampilan pada monitor tersebut terganti.
Memperlihatkan kamar yang terdapat seseorang,
Orang tersebut melihat dirinya yang dipantulkan oleh cermin.
Tangannya terkepal sambil menunjuk dirinya sendiri dicermin tersebut, tangannya kemudian terangkat menghapus kasar air matanya.

Pria itu melihat segalanya, dimana ia melihat orang tersebut berucap dengan marah dan juga mengusap air matanya.

Ia terkekeh melihat orang yang berada dalam awasan nya,

"Ahh, kau begitu manis sayanghh.." ucapnya sambil mendesah tertahan. Ia tersenyum penuh arti, membayangkan jika orang yang sedang ia pantau sekarang tengah beradu kasih dan cinta bersamanya diatas ranjang. Gila!.
.
.
.
.

"Aku ingin bertemu Hyra!! " Pekiknya.

"Tidak!" Tolak Drevil mentah-mentah.
Melihat itu bibir Sofia langsung melengkung kebawah dengan matanya yang berkaca-kaca.

"Kubilang aku ingin bertemu Hyra!! Ayo antar aku bertemu Hyra, Cleo. Aku merindukannya.." parau Sofia memohon.

"Ku bilang tidak, berarti tidak Amora!" Tekannya menatap tajam Sofia yang duduk di ranjang.

Drevil sekarang tengah duduk di sofa dengan laptop dipangkuan nya. Pria itu sedang mengerjakan berkas-berkas kantornya. Tetapi ia malah mendengar semua rengekan gadisnya yang ingin bertemu temannya itu.

Drevil melirik kearah Sofia yang seperti nya telah siap untuk menangis, terlihat dari bibirnya yang melengkung kebawah, mata yang berkaca-kaca dan hidung yang  kembang-kempis memerah.

Bibir Drevil berkedut menahan tawa saat melihat gadisnya yang begitu menggemaskan. Ia menaruh laptop nya dan berjalan kearah Sofia yang telah membuang muka enggan untuk menatapnya.

"Sekarang jam berapa, sayang?" Tanyanya sambil mengusap kepala Sofia lembut penuh kasih. Huekk!! Canda astagaaa.

Sofia melirik jam yang tergantung dan kembali membuang mukanya. Drevil terkekeh dan mendaratkan kecupan di ubun-ubun gadisnya.

Devil Man ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang