Chapter 17 DMO

8.8K 306 30
                                    

Haii paa kabarr? Kangen ma cerita aa drevil ga? Sama gue, kangen ga?!
Sorry kalo gue udah lama ga up,sorryyyy bgttt...
Gue ga lupa kok sama cerita ini tapi keadaan lagi ga mendukung bangett, gue tauu kalo part sblmnya itu udh nyampe targett tapi yaa gitu gue ga up karena ada alasan.

Sekali lagi gue minta maaf, I'm sorry sweetie bear.
Part kali ini gue ga bakalan targetin karna gue juga ga bisa janji up cepat.

Kita mulai memasuki konflik ya man-temannnn~

1 bulan kemudian...

Setelah pertemuan Sofia dan Hyra satu bulan yang lalu mereka sudah tak pernah bertemu lagi.

Seiring berjalannya waktu perasaan Sofia pada Drevil mulai muncul karna telah tinggal bersama lumayan lama juga karna Drevil yang begitu perhatian dan setiap perlakuan Drevil begitu manis dan lembut terhadap nya.

Pagi ini Sofia terlihat masih bergulung dengan nyaman dengan selimut berwarna gelap itu. Sedangkan Drevil terlihat tengah menyeruput kopi nya disofa tanpa mengenakan atasan alias bertelanjang dada.
Ia melihat keuangan perusahaan nya lewat tablet nya sesekali melirik Sofia yang masih terlelap.
Huhh pagi yang damai, hinggaㅡ

DOR! DOR!

BRAKK!!!

"Aaaaa!!"

Sofia terpenjat kaget dari tidurnya saat mendengar suara lesatan peluru itu. Ia langsung mengigil ketakutan dan duduk lalu menutup matanya dan telinga nya rapat-rapat.

Melihat gadisnya yang ketakutan Drevil segera bangkit dan memeluk Sofia dengan erat, mengelus dengan sayang kepala gadisnya.

"Shuttt..calm sweetie, l'm here. Don't worry, everything goona be okay." Kata Drevil menenangkan.

Begitu lembut perlakuannya terhadap sofia, tetapi berbeda dengan sorot matanya yang tajam.
Ia bersumpah akan membunuh orang yang membuat tidur gadisnya tidak nyaman.

"W-hat happen Cleo?"

"Hanya sedikit masalah sayang. Tetap disini, akan ku selesaikan si brengsek itu." Kata Drevil sambil menangkup pipi sofia.

Cup.

Mengecup kening Sofia lalu berlalu dari kamar untuk melihat apa yang terjadi. Mengunci pintu kamar dari luar agar gadisnya tetap aman didalam sana.

Tap, tap, tap.

Langkah kakinya bagai melodi yang membawa kematian. Ia masih bertelanjang dada memperlihatkan badan atletis nya itu. Satu tangannya membawa sebuah pistol berwarna hitam. Ia menuruni anak tangga dengan dagu yang terangkat wibawa dan sorot mata akan kegelapan, sangat tajam.

Saat sampai dilantai bawah para bodyguard nya telah menyekap 3 orang pria yang terduduk dengan wajah penuh lebam dan salah satu dari mereka sepertinya mendapatkan satu tembakan diarea bahu.

Mereka menunduk hormat saat Drevil telah berada tepat dihadapan mereka sambil menatap remeh orang-orang yang bersimpuh dibawah nya. "Tuan, mereka adalah orang-orang yang telah berani menyusup kesini." Ucap salah satunya.

Drevil hanya mengangguk samar dengan memegang pistol hitam kesayangannya.
"Berani-beraninya kalian menganggu tidur nyenyak gadisku," desisnya.

DUGH!!

Dengan tak berperasaan Drevil menendang kepala salah satu dari mereka hingga darah bercucuran dari pelipis yang terbuka itu. Pria tersebut telah tumbang dengan lemas tepat didepan kaki Drevil.
Kakinya yang dibalut oleh sendal rumahan yang cukup keras itu terangkat untuk menginjak, menekan dengan keras kepala tersebut, hinggaㅡ

Devil Man ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang