Chapter 18 DMO

10.4K 460 188
                                    

VOTEE DAN KOMEN FLISS JANLUPPP!!👹💋
Yang gak votmen bisulan dah tuh pantat!! Ahahahhahah..

Aisss shiball, tapi bener loh kesel sama silent reader, setidaknya lo vote kalo ga mampu komen hargai cerita gue.
Dan buat kalian yg votmen luvv dehh...

Flashback..

Brakk!!

Sofia menoleh kearah suara itu berasal, ia menoleh kearah balkon yang sepertinya ada sesuatu yang mencurigakan?

Ia turun dari kasur menapakkan kakinya diubin lantai yang dingin. Ia meremas baju tidurnya dengan perasaan gundah. Ia takut tapi penasaran.

Mengambil vas bunga untuk berjaga-jaga.
Membuka pintu balkon dengan pelan lalu keluar dengan hati-hati--

Srettt..

Spontan Sofia menolah lalu terbelalak kaget matanya melihat ujung pistol yang menyentuh keningnya.

"Hai gadis manis."

Prangggg!!!

Bughh!

Pecah vas bunga yang dipegang oleh Sofia menghantam lantai saat orang itu mencekik lehernya lalu memukul tekuknya hingga ia meluruh kelantai karena pingsan.

"Ahh..awal yang mudah, aku harus berterimakasih padanya." Tersenyum mengejek dan berjongkok pria itu mengelus pipi sofia.

"Dad dendammu sebentar lagi akan lunas.." lirih Elias.

Mengingat begitu keras upaya Daddy nya menyembunyikannya bersama mommy nya kedesa terpencil agar tidak ikut menjadi korban atas pembantaian kediamannya lima tahun lalu.

Mengingat bagaimana rumahnya hancur tak berbentuk dan jasad Daddy nya dan para pekerja yang tidak ditemukan, dan berkemungkinan tubuh mereka ikut hancur melebur dengan rumahnya.

"Aku dan mommy hancur... mommy gila dan aku menderita, hanya karena satu orang."

Plakk!!

Menampar pipi Sofia melepaskan amarahnya, bayangan begitu terguncangnya ia dan ibunya saat kehilangan semuanya terlebih lagi mommy. Wanita itu mendapat ganguan jiwa dan sampai sekarang masih berada dirumah sakit jiwa.

Menghapus air matanya lalu menggendong Sofia beranjak dari sana, ia turun menggunakan tali dibantu asisten nya dengan Sofia digendongnya lalu berjalan santai keluar perkarangan dengan mobil membawa Sofia pada penderitaan yang seharusnya tidak ia tanggung.

Flash on...

Jam delapan malam..

"Eughh.." leguhan itu menandakan jika Sofia telah terbangun.

Mata Sofia melihat kesegala arah, ah? Ini bukan kamarnya dan Drevil, dimana dia?
Sedetik kemudian barulah Sofia mengingat jika ia berada ditempat asing ini saat seorang pria tiba-tiba menodongkan pistol padanya lalu memukul tekuknya.

Ia mulai diliputi kepanikan yang luar biasa saat tau jika ia diculik.
Ia turun dari ranjang lalu berlari kearah pintu yang terkunci.

"Cleo.." lirihnya.

"Siapapun tolong aku!" Teriak Sofia sambil menggedor-gedor pintu.

"Ohh astaga, aku harus bagaimana? Tolong!! Siapapun aku terkunci!! Tolongg!!"

Devil Man ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang