Hargai penulis dengan memberikan Vote dan komentar💐
■.○
"Rine pulang!"
Teriakan menggelegar Rine disambut hangat oleh ibunya. Wanita paruh baya yang menggunakan kursi roda itu tersenyum hangat pada anak sulungnya.
"Temen kamu nggak mampir dulu?" tanya Gita--mama Rine--saat melihat mobil yang menghantarkan anaknya pergi menjauh.
"Engga ma. Mereka mau pulang cepet katanya," jawab Rine sembari melepaskan sepatunya.
"Temen-temen kamu baik ya... mereka mau bantu kamu kasih uang."
Gerakan Rine yang melepas sepatu berhenti. Kemudian dia memaksakan senyum. Membuatnya senatural mungkin.
"Hehehe, iya ma. Btw Bima sama Gustian kemana ma?" tanya Rine untuk mengubah topik pembicaraan.
"Dikamar, tuh."
Mendengar itu, Rine segera menuju kamar kedua adiknya tanpa melepas seragam sekolah terlebih dahulu. Membuka pintu kamar serta berteriak agar kehadirannya diketahui kedua adiknya.
"Kakak pulang!"
"KAKAK!" teriak kedua anak lelaki itu saat melihat Rine.
Mereka bertiga berpelukan hangat. Membuat Gita yang melihatnya tersenyum kecil.
Rine, anaknya yang paling sulung itu sungguhlah kuat menurut Gita. Semenjak kecelakaan itu. Dimana suaminya meninggal dan dirinya yang mengalami kelumpuhan total, Rine lah yang menjadi anak paling terbebani oleh itu. Mereka yang dulunya hidup dalam harta berkecukupan, kini menjadi keluarga sederhana yang harus membanting tulang untuk menghidupi kebutuhan harian.
Gita yang dulunya hanya ibu rumah tangga, kini harus bangun pagi dan membuat kue untuk bisa menafkahi ketiga anaknya. Karena keterbatasan fisiknya, Rine lah yang menjadi garda terdepan untuk menghantarkan kue-kue itu ke warung atau kerumah pelanggan mereka yang memesan.
Anak itu tau, kondisi keuangan mereka memburuk. Jadi Rine yang dulunya hobi untuk berbelanja di mall, kini harus membuang kesukaannya dan ikut merasakan rasa susahnya mencari uang. Anak sulung dari Gita itu bahkan meminta untuk pindah sekolah. Karena ia tau, SMA Britariya tak memerlukan hanya sedikit uang. Tapi Gita menolak. Ia tak ingin anaknya kehilangan kebahagiaannya disekolah dikala dirumah dirinya tak bisa menikmati hidup sesantai sebelum suaminya meninggal. Gita tak ingin merebut satu lagi kebahagiaan anak sulungnya.
"Kakak kenapa? Kok kelihatannya sedih?" Gustian, adik Rine yang saat ini kelas 1 SMP bertanya kepada kakaknya saat melihat raut kakaknya yang sedikit suram.
Rine sendiri yang tadinya terdiam akibat mengingat ucapan Aria, kini berusaha tersenyum. Menampilkan deretan gigi putih miliknya. Tangan Ribe mencubit gemas pipi milik Gustian. Anak lelaki yang selalu peka akan suasana hatinya
KAMU SEDANG MEMBACA
I Just Want To Die
FantasyWarning : 18+ Harsh word and Adult scene. Tolong bijak dalam memilih bacaan sesuai umur. Tidak suka silahkan keluar. Dan mohon, jangan plagiat cerita orang. •~• Reina Yuna Hidupnya tak pernah bahagia. Sedetikpun tak pernah. Seakan tuhan memang tak...