Die-17

13.4K 1.5K 869
                                    

Tolong hargai penulis dengan memberikan Vote juga komentar💐

Tolong hargai penulis dengan memberikan Vote juga komentar💐

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Terkadang kita mengatakan bahwa kita ingin menghilang. Tapi sebenarnya, yang kita inginkan adalah ditemukan."

●_●

Aku ingin mati

Aku ingin menghilang

Aku tak ingin hidup seperti ini

Aku tak peduli akan janjiku pada mama Yuna

Aku akan mati

Sekarang

Dan hari ini

***

"Hiks....."

Itu adalah kalimat pertama yang Yuna keluarkan setelah dirinya bungkam beberapa menit.

Yuna menyentuh bibirnya pelan. Kemudian, dalam sekejab tangannya mengosok bibir miliknya dengan keras. Berulang kali berharap kiasan saat Gavin menciumnya bisa hilang.

Tapi dirinya tau, seberapa lama dia mengosok bibirnya. Seberapa keras dia berusaha menghilangkan bayangan Gavin yang menciumnya, semuanya tak akan hilang. Bayang-bayang mengerikan itu tak akan musnah.

Yuna benci menjadi lemah.

Yuna benci bagaimana dirinya takut akan masa lalu kelamnya.

Dengan air mata yang masi mengalir di kedua matanya, Yuna mengambil tas miliknya yang berada di pojok gudang. Kemudian dengan kondisinya yang masi berantakan Yuna membuka pintu gudang dan melangkah keluar.

Mengikuti kata hatinya, Yuna menuju belakang sekolahan. Keluar dari gerbang belakang yang biasanya digunakan untuk membolos dan terus berjalan tanpa arah tujuan yang jelas.

Yuna hanya ingin menghilang.

Kepala Yuna terus menunduk di sepajang perjalanannya. Rambut yang acak-acakan menutupi wajahnya yang terus mengeluarkan air mata. Sepanjang jalan pikiran Yuna kosong. Yuna hanya ingin terus berjalan. Ke arah manapun. Ke manapun dimana dirinya bisa mati dengan tenang.

Langkah kaki Yuna berhenti di depan gedung yang telah ditinggalkan. Tanpa ragu, Yuna melangkah memasuki gedung kosong tersebut.

Suara sunyi yang ada membuat setiap langkah kaki Yuna yang menaiki tangga terdengar jelas. Setelah melewati anak tangga terakhir, Yuna sudah berada pada rooftop gedung berlantai 15.

Yuna tersenyum damai merasakan situasi yang ia alami sekarang.

Tanpa ragu Yuna berdiri pada ujung rooftop. Menunduk untuk melihat seberapa tinggi dirinya berada sekarang.

Yuna merasa dejavu dengan apa yang dirinya alami sekarang. Dulu, berkali-kali ia ingin melompat dari rooftop sekolahan. Tapi berkali-kali itulah ia tak pernah melaksanakan niatnya karena mengikuti kata hatinya.

I Just Want To Die Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang