Die-29

12.7K 1.6K 487
                                    

Hargai penulis dengan memberikan Vote juga komentar💐

Hargai penulis dengan memberikan Vote juga komentar💐

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

●.●

"Woi darimana lo?"

Rangga bertanya saat melihat Gugu yang baru saja sampai di kantin. Lelaki itu memperbaiki kacamatnya sebentar kemudian duduk di samping keduanya.

"Ran, cara naklukin cewe gimana si?" tanyanya tanpa menjawab pertanyaan Rangga.

Rangga tersedak baksonya saat mendengar pertanyaan itu. Dia memandang Gugu dengen melotot.

"Lo sehat kan?"

Gugu menoyor kepalanya.

"Jawab aja elah!" ketus Gugu sewot.

Rangga memegang dagunya. Kemudian mengangguk-anggukkan kepalanya. Layaknya seorang kakek tua saat dimintai sang cucu sebuah nasihat.

"Cewe itu suka yang panjang, gedhe, dan tahan lama."

Dan saat itulah, Gugu menoyor Rangga untuk kedua kalinya. 

"Nggak mutu jawaban lo, anjing!"

Gugu harusnya tau. Tak ada yang benar di kepala anak itu. Isinya hanya kenikmatan duniawi saja. Gugu heran, tercipta dari tanah apakah orang seperti Rangga ini.

"Hehehe, lagian pertanyaan lo aneh. Emang lo suka sama siapa si? ada ya orang yang nolak seekor Guvaish sampai bikin dia minta nasihat cinta," celotoh Rangga. Sengaja menganti seorang menjadi seekor. Karena menurut Rangga, temannya ini spesies anjing.

"Kepo lo!" balas Gugu jutek. Sudah enggan berbicara pada Rangga.

Tiba-tiba saja Rangga mengangkat telunjuknya. Seakan menemukan ide yang sangat cemerlang.

"Gampang Gu. Perkosa aja. Entar juga dia mau sama lo."

Saat inilah Gugu ingin mengambil kursi di sampingnya dan menghantamnya pada kepala Rangga. Hingga bocah itu bisa ke nereka secepatnya.

"Lo kayanya pantes masuk rumah sakit jiwa deh." Gugu melirik dengan sengit. Yang kali ini dibalas dengan Rangga yang tertawa terpingkal-pingkal. Puas mengerjai temannya.

Gavin yang berada di satu meja dengan keduanya seperti tak terganggu dengan percakapan absurd itu. Matanya justru menatap Yuna dan Rine yang saat ini makan di meja tempat mereka biasanya berada.

Rangga yang sejak tadi tertawa itu ikut memperhatikan dimana arah pandangan Gavin.

"Ternyata sepi ya nggak diganggu Yuna." Celotoh Rangga yang sudah selesai dengan tawanya. Dirinya menatap Yuna lekat-lekat. Teringat saat dulu Yuna tanpa absen menempel kepada Gavin. Bercelotoh tak jelas hingga kepala Rangga pusing dan ingin memasukkan Yuna kekarung untuk ia buang. 

"Btw Yuna kalau dipandang-pandang, cantiknya nambah pas kalem." 

Saat itulah, air aqua menyiram kepala Rangga. Kali ini, Gugu yang tertawa puas melihat itu. Di mana Gavin yang menyiram kepala Rangga menggunakan Aqua. Tanpa rasa ragu sedikitpun. Harusnya jangan disiram. Lempar saja ke kepalanya.

I Just Want To Die Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang