"BAPAK LO YANG HARUS NYA LO LIHAT! BUKAN ZEE YANG UDAH GAK ADA! GILA LO!"
Di tengah riuh orang yang berlalu lalang Marsha terduduk lesu di bangku taman, berkali-kali dia memainkan tongkat, sembari mengayunkan kaki yang menggantung.
Ini sudah 8 hari dari pertengkaran nya dengan Kathrina, ia menjadi kesulitan menemui sahabat bungsu nya itu. Terakhir bertemu saat Kathrina mengundurkan diri dari jabatannya menjadi kepala laundry, dan cafe itu pun sehari setelah pertengkaran, setelah nya tak pernah lagi ia mendengar suara sarkas Kathrina. Bahkan Ashel dan Indah pun seolah enggan menemuinya lagi, entah pergerakan apa yang mereka lakukan untuk membuat nya sadar perihal masalah kemarin.
Mungkin kah pergerakan bungkam?
Atau...
Pergerakan memusuhi untuk membuat nya berfikir?
"Gue juga gak mau kaya gini." Lesu nya.
Dia tahu Zee meninggal tapi di sisi lain dia juga yakin Zee masih hidup. Keyakinan bahwa Zee masih hidup memang sangat kuat ketimbang keyakinan bahwa Zee telah meninggal. Dia tak tahu ada apa dengan diri nya, yang jelas dia pun juga seperti ini saat Mommy nya meninggal.
"Marsha!"
Sapaan yang terdengar akrab membuat nya menegakkan wajah, meski tak melihat dia yakin suara itu orang yang kenal dengan nya.
"Siapa?" Gumam nya ketika deru langkah seseorang semakin mendekati nya.
"Yaampun udah lama kita gak ketemu, Sha."
Marsha mengkerut kan kening, merasa hapal dengan suara seseorang di depan nya. Sontak senyum nya merekah kala sadar bawah orang itu, "Freya!" Panggil nya.
Freya mengangguk dan tersenyum lantas memeluk Marsha sekilas "Hampir satu tahu setengah kita gak ketemu." Kata nya duduk di sebelah Marsha.
"Iya, Frey. Kamu apa kabar d-dan Harsa mana?"
"Aku kurang enak badan tapi baik kok, kalau Harsa lagi main sama Mbak bentar lagi juga kesini. Kamu gimana kabarnya?" Terang Freya.
"Puji Tuhan baik. Gak bikin Harsa ke dua?" Gurau nya.
Freya tertawa kecil "Tunggu aja, lagi program." Bisik nya.
"Mau cewe atau cowo?"
"Aku sama Flora mau nya cewe, tapi gimana yang di atas aja."
"Semoga lancar proses nya, Harsa sekarang berapa tahun?"
"Harsa 2 tahun. Kamu kemana aja? Kenapa gak pernah ke rumah aku bareng Ashel-Kathrina?"
Marsha tersenyum tipis "Aku lebih suka di rumah akhir-akhir ini, males pergi-pergian." Dalih Marsha yang sebenarnya terjadi dia tak mau mendengar ucapan Flora untuk nya.
Freya mengangguk paham "Om Nathan apa kabar, Sha?"
"Daddy baik." Sesaat ia mengingat Shania kala Freya bertanya kabar sang Ayah, "Frey,"
"iya?" Sahut nya yang merasakan ada sesuatu yang ingin Marsha ucapkan.
"Tante Shania sama Kak Dey apa kabar?"
"Tante-- yang aku tahu baik, kalau Kak Dey terakhir aku dengar dari Flora lagi sibuk siapin pernikahan nya sama Kak Gita."
"Kak Dey mau nikah?"
Freya menatap heran wajah Marsha "Kamu gak tahu?"
"Enggak sama sekali."
Freya sempat terdiam sebelum Marsha mencairkan suasana kembali.
"Harsa masih lama? Aku pengen banget ketemu sama Harsa dari lama." Semangat nya walau hati bertolak belakang sebab tak ada yang memberitahu nya bahwa Dey akan menikah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kolase Tentang Mu [ZeeSha] USAI✓
Teen FictionMengabadikan kisah mu dalam ingatan adalah cara terakhir ku untuk terus merasakan hadir mu