Bagian II: Surat

424 89 19
                                    

Komen nya jangan lupa!
🦋
🦋
🦋
🦋
🦋



Tanpa Sadar Dia Tumbuh.

Jakarta, 2022

Aku berkaca pada cermin, bermonolog bahwa perasaan untuk mu hanya euforia sesaat, yang akan hilang dalam hitungan hari. Sialnya, semudah itu kau menyeret ku menjadi budak mu. Dan banyangan di cermin tertawa mengejek ku, "Makan itu cinta!" Kata nya puas.

Mengapa cinta selalu bersemi di tempat, waktu, dan situasi yang tidak terduga? Ia laksana mentari di tengah temaram; hijau diantara gersang.

Kita kembali bertemu, saling menjamu dengan pipi ku yang bersemu kemerahan tatkala kau menyarankan agar aku merapihkan pakaian. Diam-diam aku menjadi suka menyembunyikan senyum malu ku, di depan mu. Setelah kau pulang, aku berjingkrak-jingkrak kegirangan. Bak anak kecil yang marah karena tidak di belikan mainan, tetapi saat pulang mainan itu sudah tersaji di meja kaca ruang tamu.

Di sini lah aku, mengingat pertemuan singkat kita seperti orang gila sungguhan yang tersenyum tanpa sebab. Aku terlampau heboh saat tahu kau pun memiliki kesukaan pada alam raya ini; embun. "Unik." gumam ku saat kau mendeskripsikan embun dalam sudut pandang mu.

Serius, aku tak pandai mengungkapkan. Aku pun tak pandai menjelaskan. Namun, rintik di waktu fajar terbenam di ufuk timur, menyadarkan ku bahwa aku ; mulai mencintai mu.







Gimana tanggapan nya? Bagus atau enggak?

Kolase Tentang Mu [ZeeSha] USAI✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang