9 tahun kemudian...
"Ji, hati-hati!"
"Kak Harsa nya nakal, Bunda."
Harsa, dan Jiera bayi yang dulu selalu membuat hidup Marsha terisi kini sudah beranjak remaja. Harsa kini menginjak 12 tahun, sementara Jiera akan menginjak 9 tahun. Ke dua nya memang sering sekali bertengkar hal-hal kecil, tapi tak jarang mereka sangat akur. Unik nya, Harsa selalu mengatakan kata cinta bak orang dewasa, tapi Jiera hanya membalas dengan tampang malas tanpa mengatakan apapun.
Di teras rumah yang bisa di bilang sederhana dan sangat minimalis, dengan dominan tumbuh-tumbuhan di kebun nya, Marsha, Kathrina, Ashel, Indah, Dey, Gita, Gito, Flora, Freya, dan terakhir Shania dan Nathan. Memperhatikan Jiera dan Harsa yang masih saling kejar karna bakso kecap kesukaan Jiera di makan tandas oleh Harsa.
Ya... setelah bertahun-tahun berlalu akhirnya Flora bisa menerima kenyataan bahwa kepergian Zee karna ulah Keynal, bukan ulah Marsha. Meski dulu sulit untuk mengatakan kata maaf pada Marsha, kini ke dua nya menjadi lebih akrab dan bahkan mempunyai bisnis bersama.
"Hallo Revan... udah bangun hum? bayi ganteng udah bangun!" ujar Ashel mengusap kepala Revan anak Kathrina dan Gito. Dia masih jomblo, entah mengapa lama-kelamaan mainset nya sama seperti Marsha. Malas menjalin hubungan serius dengan siapapun.
Revan yang berada di pangkuan Shania menggeliat "Susuin dulu." titah Shania lembut memberikan Revan pada Kathrina.
"Aku ke dalam." pamit nya pada Gito, Nathan, dan Shania.
Indah bertopang dagu terus melihat gerbang bambu seolah mengharapkan seseorang datang ke rumah Marsha dan Zee. Iya, rumah minimalis dan sederhana ini akhirnya mau Marsha tempati setelah kejadian malam di mana ia mengiklaskan Zee, ia dengan cepat mengambil keputusan untuk mendiami rumah yang sudah di bangun dan di rancang oleh Zee. Untung, Jiera lebih betah tinggal di sini ketimbang di rumah Nathan yang sangat besar.
"Sabar, mungkin lagi di perjalanan." kata Dey yang bersender manja pada Gita dan juga ia tengah mengandung setelah keguguran tiga tahun silam.
"Paling bentar lagi sampai." timpal Gita yang baru berbicara.
"Lamaaaa..." mencak-mencak Indah.
"Sabar!" Sahut mereka semua.
Shania beranjak dari duduknya "Mamah mau masak, makan siang dulu. Di sini, ada yang mau bantu Mamah?"
"Aku aku aku!" Girang Marsha, Freya, Dey dan Ashel.
"Dua orang aja, Marsha sama Frey."
"Aku kok enggak Mah?" Rajuk Ashel.
"Kamu kan nggak bisa masak."
"Aku bisa iris-iris."
"Yaudah ayo." Ajak Shania mengulum senyum akibat Ashel.
"Aku--"
"--Kamu lagi hamil, diam aja terima beres."
Dey mendengus sepeninggal nya Marsha, Shania, Ashel, dan Freya ke dapur.
"Bunda mana?" Tanya Jiera wajah nya penuh dengan peluh.
"Kenapa sayang? Bunda lagi masak." Terang Nathan.
"Aku mau jus strawberry, Kek."
"Masuk ke dalam, pesan sendiri."
Jiera mengangguk dan bergegas masuk.
"Askara tunggu aku!"
"Kamu lama gendut!"
Harsa buru-buru menyusul Jiera "Aku gendut waktu bayi, sekarang enggak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kolase Tentang Mu [ZeeSha] USAI✓
Teen FictionMengabadikan kisah mu dalam ingatan adalah cara terakhir ku untuk terus merasakan hadir mu