"Daddy aku mau ngobrol sebentar."
Nathan menengok sebentar dan kembali memasukan kertas-kertas ke dalam tas kerja nya "sayang, nanti aja ngobrol nya, sekarang Daddy udah kesiangan." ujar nya, mengecup singkat kening Marsha "Daddy berangkat, nanti sore kita ngobrol, jangan lupa minum obat."
Nathan melenggang tanpa melihat kembali sang anak yang masih setia dengan sarapan nya di sana "Mobil sudah siap?"
"Sudah, Tuan."
Nathan tersenyum dan mengikuti sang supir yang akan mengantarnya pagi ini, ketika ingin menarik pintu mobil langkah nya mendadak terhenti kala mobil Sedan berhenti tepat di samping mobil Mercedes nya.
Pengemudi mobil itu turun dan buru-buru menyalimi Nathan "Marsha nya ada, om?"
"Ada, lagi sarapan. Kamu kenapa baru kesini lagi?"
"Ashel akhir-akhir ini banyak urusan, maka nya baru sempet ke sini. Om mau ke kantor?"
"Iya, ya sudah, kamu masuk aja, Om buru-buru."
"Iya Om, hati-hati."
Ashel mengedarkan pandangan selaras setelah mobil Nathan keluar gerbang. Ia tertegun sesaat melihat dua ekor merpati yang sedang mencari makanan di antara rerumputan taman, "Sejak kapan ada merpati?" Batin nya. Sebab ia tahu, Marsha tak terlalu menyukai hewan.
Dia menaikan bahu acuh dan segera masuk. Kala kaki nya melebar di ambang pintu ia langsung melihat Marsha yang tengah berjalan menuju lantai dua, kontras ia mendengus ketika tongkat itu masih menjadi komando Marsha berjalan "masih nggak mau juga, dasar keras kepala." rutuk nya gemas.
"Sha!" Panggil nya mampu membuat sang empu berbalik badan.
"Shel!" pekik Marsha bahagia "Lo udah nggak marah?" kata nya dengan senyum mengembang.
Namun Ashel geming.
"Kak Indah, sama Atin man--"
"--gue mau kontrak kerja kita putus, semua uang denda gue bayar sekarang." seloroh Ashel sedikit ketus.
Marsha malah tertawa terbahak-bahak mendengar penuturan Ashel yang jelas-jelas seperti candaan di telinga nya "Nggak usah bercanda, baru juga ketemu udah ngajak bercanda."
"Gue serius, gue mau kontrak kerja kita putus!" tegas Ashel.
Sang empu seketika langsung melunturkan senyum "Seriusan, Shel? kalian marah sama gue apa gimana? dulu Atin yang ngajuin pengunduran diri, sekarang Lo mau mutusin kontrak kerja, plis lah main marahan nya jangan kaya gini, yang rugi besar itu gue... marahan yaudah marahan aja nggak perlu ke ranah kerjaan."
"Loh, terserah gue dong, kan gue nggak lepas tanggung jawab gitu aja buat bayar denda." timpal Ashel.
"Tetep yang rugi banyak gue, cafe gue rame karna pancake Lo."
"Itu bukan masalah gue, itu masalah marketing pemasaran Lo. Udah deh, gue banyak urusan, uang denda udah gue kirim ke rekening Lo. Gue kesini cuma mau bilang ini doang."
"Masalah pribadi jangan di bawa ke kerjaan dong, nggak profesional banget." marah Marsha kadung kesal dengan sikap ke dua teman nya yang tidak profesional.
Yang tersindir langsung memberhentikan langkah lantas memandang lurus manusia di depan nya "Kita-kita muak sama sikap Lo yang labil, gak punya pendirian, gak pernah mikirin orang di sekitar, semau nya, di kasih saran nggak pernah denger. Itu alasan nya kenapa kita bertiga jauhin Lo! mikir harus nya jangan nyalahin orang lain terus, kali-kali introspeksi diri nggak bikin Lo rendah." sungut Ashel.
"Heh! ini masalah kerjaan, kenapa Lo cantolin sama masalah pribadi?!" Selak Marsha.
"Lo yang mulai duluan, Lo bilang gue sama Atin nggak profesional kan? barusan gue kasih alasan nya kenapa kita mutusin sepihak soal kerjaan. Lo denger atau budeg sih?!" Timpal nya "capek gue sama Lo!" kata nya bersungut-sungut melenggang begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kolase Tentang Mu [ZeeSha] USAI✓
Novela JuvenilMengabadikan kisah mu dalam ingatan adalah cara terakhir ku untuk terus merasakan hadir mu