"Marsha, akhir-akhir ini Aku suka lagi sama bulan. Tentunya setelah senja merebut hati aku, dan nyuruh aku buat lupa sama bulan selama satu tahun terakhir."
"Kenapa kamu bisa berpaling?"
"Aku kira senja bisa menjadi salah satu alasan aku buat bahagia, dimana gelap menyapa ada senja yang datang. Tapi ternyata salah, saat gelap itu datang cuma bulan yang selalu ada, senja malah hilang di telan gelap nya malam."
"Ahaha... Kamu ini, ada ada aja. Senja itu datang nya sore, waktu malam menyapa dia otomatis hilang, di ganti sama bulan dan bintang."
"Iya, aku lupa sama hal itu."
"Nanti lagi jangan lupa sama cara kerja semesta."
"Iyaaa... Gak akan. Marsha?"
"Humm?"
"Aku kangen bulan."
☞☞→ ←☜☜
"Kamu tau apa yang lebih indah dari alam raya ini?"
"Hum? Apa?"
"Pertemuan kita,. dari berjuta juta manusia yang berpijak di alam raya ini, Tuhan menginginkan kita bertemu, dan atas nama takdir... aku sama kamu gak bisa bersatu. Kamu tau aksara mengiklaskan, Sha?"
"Enggak, apa itu?"
"Kamu."
☆☆☆☆☆
Kegiatan Marsha hari ini agak berbeda, tak berpergian seperti biasanya melainkan diam di ruang membaca sebab siang ini hujan turun dengan curah sedang tanpa angin. Udara yang pengap akan polusi ikut lenyap begitu saja tergantikan dengan suasana sejuk dan wangi nya tanah saat terkena air hujan. Mengunci Marsha untuk diam di rumah.
Berbicara perihal kegiatan Marsha jadi menotis satu hal yaitu; kian hari hidup nya kian sepi. Ke tiga teman nya tak ada lagi yang berkunjung mereka bertiga seolah menjauhi nya, bahkan terlihat tak ingin tahu bagaimana hidup nya di setiap hari yang ia jalani.
Ya ... sangat sunyi. Tak ada teman, tak ada tempat bercerita.
Sekilas ia pernah berfikir untuk melupakan Zee saja agar ke tiga teman nya berhenti merajuk dan memusuhi nya. Namun, pilihan itu terasa berat untuk ia putuskan sebab mereka penting. Tetapi, mengingat pembicaraan Zee soal mengikhlaskan ada benarnya juga. Zee dulu yang mengikhlaskan nya, sekarang mungkin dia yang harus mengikhlaskan kepergian Zee dengan lapang dada.
"Aku lupain kamu?" Tutur nya pada foto kolase Zee dan diri nya.
"Harus kah?"
"Tap-tapi Harsa manggil-manggil kamu, kamu masih ada di sini? kalau iya kenapa nggak pernah peluk aku?"
"Zee, lupain kamu emang nya harus? kenapa mereka gak wajarin aja atau anggap aja mereka berteman sama orang gila, gak perlu nyuruh aku buat berhenti ingat kamu lagi."
"Ikhlas itu apa? aku gak paham. Azizi, kalau kamu masih ada di sini tolong bilang sesuatu, satu kata aja biar aku tahu." menengok kekanan dan kekiri berharap Zee menjawab "Dan kalau gak ada jawaban, aku akan putuskan untuk nggak akan pernah ingat kamu lagi kaya hari-hari yang lalu. Aku akan akuin ke semua orang bahwa bisikan yang selalu aku dengar memang imajinasi aku semata."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kolase Tentang Mu [ZeeSha] USAI✓
Teen FictionMengabadikan kisah mu dalam ingatan adalah cara terakhir ku untuk terus merasakan hadir mu