Biji jagung dan bekatul berserakan di rumput taman membuat dua merpati putih mengepakan sayap berniat memperebutkan makan siang mereka berdua. Tatkala dua merpati turun dan menginjakan kaki kecil nya di rerumputan wanita buta menarik sudut bibir ke atas.
"Makan yang banyak Daru-Jivala." titah nya sembari menabur kembali biji jagung dan bekatul yang membuat dua merpati putih tersebut semakin cepat mematuki makanannya.
Dewandaru dan Jivala, nama yang sengaja Marsha berikan untuk dua merpati yang baru seminggu ini ada di sekitar nya, dan baru tahu kandang. Ia sengaja memberikan nama yang bagus untuk dua hewan peliharaan nya, bagi nya hewan juga makhluk hidup berhak untuk mendapatkan nama bagus dari pemilik nya.
Harus di akui nya, setelah mempunyai peliharaan dia sedikit terhibur diam di rumah. Setidaknya ia punya kegiatan memberikan makanan rutin setiap hari nya untuk dua merpati putih yang ia beli. Jika ada yang penasaran mengapa Marsha tak mengelola laundry dan cafe setelah Kathrina mengundurkan diri, jawaban nya adalah: Nathan yang mengambil alih usaha nya sekalian sembari mencari tangan kanan untuk Marsha.
Itulah, mengapa Marsha akhir-akhir ini lebih banyak diam di rumah.
Dari halaman depan mesin mobil terdengar di matikan, berganti dengan bantingan pintu mobil, setelah nya Marsha mendengar satu pelayan bertanya pada orang yang baru saja sampai di rumah nya.
"Jadi, Bapak tidak ada di rumah?"
"Tidak ada Tuan, Tuan Nathan masih di kantor." sahut pelayan.
"Kapan pulang nya?"
"Saya kurang tahu."
Lelaki berkulit putih, bermata sipit itu mengangguk dan pamit pada Mbak Sekar. Ketika ingin membuka pintu mobil sepasang mata nya tak sengaja menangkap siluet wanita yang tengah duduk sendirian sambil menaburkan sesuatu yang ia tak tahu. Tak ingin terhanyut dalam penasaran ia memutuskan untuk mendekati wanita itu yang ia ketahui anak dari Nathan.
Ia berdehem tepat di samping Marsha "Selamat siang," sapa nya formal.
Marsha terkejut akibat lelaki yang ia dengarkan dari tadi suara nya, menyapa nya tiba-tiba "Siang, Daddy pulang dari kantor jam enam, kamu boleh kesini lagi nanti atau kalau memang ada kepentingan mendesak kamu boleh temuin langsung ke kantor nya, tahu'kan alamat kantor Daddy dimana?" tutur nya.
Lelaki itu secara tak sadar tersenyum lebar saat mendengar suara Marsha yang terdengar sedikit ketus namun juga ramah "Tidak tidak, bukan ingin menanyakan perihal itu, saya ingin menanyakan apa yang sedang kamu tabur?"
"Tabur?" bingung Marsha.
"Yang kamu beri untuk merpati." jelas nya.
"Ini biji jagung sama bekatul, makanan merpati."
"Merpati-merpati itu punya kamu?"
"Iya."
Lelaki itu mengulum senyum.
"Kenapa?"
Sontak pertanyaan Marsha membuat nya gugup "Pe-penasaran saja."
"Bukan itu, kenapa masih berdiri? mau coba kasih makan?" tawar Marsha sekedar basi-basi.
"Memang nya boleh?"
"Kalau orang yang punya tawarin langsung tanda nya emang nggak boleh?" balas Marsha.
Lelaki itu mengangguk kecil "saya mau coba jika begitu."
Marsha menyodorkan tempat makanan merpati nya "Sedikit-sedikit." ingat nya.
"Iya."
Agak canggung Marsha rasa, jika boleh dia sangat ingin menyuruh lelaki ini cepat-cepat pergi dari rumah nya. Tapi sayang, dia telanjur menawarkan memberi makan merpati nya padahal itu hanya basa-basi nya saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kolase Tentang Mu [ZeeSha] USAI✓
Ficção AdolescenteMengabadikan kisah mu dalam ingatan adalah cara terakhir ku untuk terus merasakan hadir mu