Tujuh

162 16 0
                                    

Davin dan Vasya jalan-jalan ke mall bersama.Mereka memutuskan untuk pergi ke toko buku,setelah itu Davin akan menemani Vasya membeli baju untuk acara pernikahan tantenya di Bogor.

Menghabiskan waktu berjam-jam bersama Vasya adalah hal yang menyenangkan menurut Davin.

"Mau eskrim gak?" tanya Davin.

"Ah boleh!lagi haus nih!" jawab Vasya bersemangat.

Akhirnya mereka memutuskan untuk mencari eskrim diluar,hemat uang.Trik Davin memang pintar.

Mereka mengunjungi supermarket dipinggir jalan,"lo masuk aja,gue tunggu disini.nih uangnya," ucap Davin sambil memberikan uang 20 ribuan.

Vasya pun memasuki supermarket tersebut,dia membeli dua eskrim dan dua minuman.Vasya segera menuju ke kasir dan membayar eskrim dan minuman yang dia beli,lalu Vasya keluar dari supermarket.

Vasya melihat Davin sedang menelfon dengan seseorang,entah siapa."Eh ngapain berdiri depan pintu?sini!" panggil Davin saat melihat Vasya yang berdiri diam didepan pintu.

"Itu tadi siapa?" tanya Vasya.

"Oh itu mama,tadi dia bilang mau pergi jadi gue sendiri dirumah ntar" jawab Davin.

"Ah yaudah!Gue main kerumah lo aja kalo gitu.boleh kan?" tanya Vasya yang membuat Davin tersenyum.

"Yaudah yuk!" Akhirnya Davin mengendarai motor ke arah rumahnya.

Mereka sampai dan turun dari motor.Setelah masuk rumah Davin segera menuju kamarnya yang di ikuti oleh Vasya dibelakangnya.Davin menuju toilet,sementara Vasya duduk di kasur Davin sambil melihat sekeliling kamar Davin.

Vasya melihat foto di atas nakas kepunyaan Davin.Vasya melihat foto seorang perempuan berambut panjang sedang tersenyum bersama Davin.Tiba-tiba Davin keluar dari kamar mandi yang mengakibatkan Vasya harus mengalihkan pandangannya dari foto perempuan itu.

"Gak usah ngalihin pandangan.gue tau lo liatin foto cewe yang ada diatas meja itu kan," ucap Davin kaku."Dia sahabat gue kok" tambah Davin dengan pandangannya yang benar-benar tenang sambil menatap foto yang ada di meja itu.

"Terus sekarang dia kemana?gue gak pernah liat lo sama dia," ucap Vasya.

"Dia...Nadhira.Sahabat gue,jadi dulu gue berantem sama dia gara-gara dia suka sama gue.Gue pikir dia yang nyebarin ke orang-orang kalo dia suka sama gue sampe akhirnya gue jauhin dia.Bodoh banget ya gue nyia-nyiain orang kaya dia.Dia itu anaknya baik,periang,seneng terus bawaannya.Tapi semenjak dia suka sama gue,dia malah sering terpuruk.Mangkanya gue jauhin dia,tapi akhirnya gue salah.Dan sekarang gue nyesel.Dan gue inget pesan terakhir Nadhira,yaitu gue harus bisa jagain cewek yang bakalan deket sama gue nanti.Dan mungkin itu lo," ucap Davin panjang lebar.Matanya merah,menahan nangis.

Vasya tersenyum mendengar cerita Davin,"Dav,janji ya disini terus sama gue.Gue janji gak bakalan ninggalin lo.Lo gak usah sedih,mungkin Tuhan lebih sayang sama dia.Dan,gue emang sekarang tinggal sama orang tua gue lengkap tapi mereka lebih sibuk sama bisnis mereka,tapi selama ada lo di sini gue bakalan baik-baik aja," ucap Vasya dengan senyuman paksanya.

Reflek Davin pun memeluk Vasya,dengan kaku Vasya juga membalas pelukan Davin dengan erat.

Akhirnya Davin pun melepaskan pelukannya,"mau gue anter pulang?gue gapapa kok sendiri," tawar Davin.

"Yakin?yaudah deh iya," jawab Vasya santai.

Akhirnya Davin mengambil kunci motornya yang ada di meja coklatnya dan turun kebawah,di ikuti dengan Vasya dibelakangnya.

Rumah Davin dan Vasya masih satu komplek sehingga tidak perlu waktu lama Davin mengantar Vasya.Ketika Vasya turun dan ingin masuk kerumahnya,Davin memanggilnya lagi,"Sya!" teriakan Davin membuat Vasya kembali ketempat dimana motor Davin terletak.

Davin mencium kening Vasya yang membuat pipi Vasya merah,"mukanya biasa aja dong hahaha" ucap Davin di iringi dengan tawanya.Reflek Vasya pun memeluk Davin,"makasih Dav.gue masuk dulu ya,"ucap Vasya sambil tersenyum dan meninggalkan Davin sendirian diluar.

SpacesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang