Jam menunjukkan pukul 6 pagi. Davin segera bersiap-siap untuk kesekolah. Tidak butuh waktu lama,Davin mengendarai motornya sendiri dan hanya 10 menit dia sudah sampai sekolah.
Davin bertemu seseorang yang mungkin anak baru disekolah ini. Davin langsung berlari ke kelas. Tepat pukul 7 bel sekolah pun berbunyi menandakan sudah jam masuk kelas.
"Anak-anak,ini ada murid baru.Silahkan perkenalkan diri kamu," ucap guru itu.
"Nama saya Vasya,saya pindahan dari Bandung. Semoga kalian senang berteman dengan saya," kata perempuan itu.
"Ya,silahkan Vasya. Kamu bisa duduk di sebelah Davin," ucap sang guru yang hanya dibalas Vasya dengan senyumannya.
Vasya duduk disebelah Davin. Saat Davin melihat kesamping,perempuan itu langsung menyapanya,"Hai Davin!" ucapnya bersemangat.
Hal itu mengingatkan dirinya pada Nadhira. Davin sempat teringat mimpinya malam kemarin. Saat Davin dekat dengan perempuan ini,memang Davin merasakan aura yang sama. Seperti aura Nadhira berada di dalam dirinya. Bahkan senyum perempuan itu mirip dengan Nadhira.
"Dav,kok ngelamun?" tambah Vasya.
"Eh enggak kok," jawab Davin gugup.
Akhirnya mereka berdua kembali tenggelam dalam fokusnya masing-masing untuk memperhatikan rumus-rumus fisika di papan tulis.
"Davin,coba jawab pertanyaan ini," panggil guru itu. Davin masih diam.
"Davin!" panggil guru itu keras-keras.
"Eh iya pak kenapa?" Tanya Davin.
"Kamu serius apa enggak sih ikut pelajaran saya?!Keluar kamu!" Bentak sang guru.
Davin pun berjalan keluar kelas. "Maaf pak"
Diluar kelas Davin hanya duduk diam,yang ada dipikirannya sekarang adalah Nadhira.
Mungkin ini karma yang menerkamnya habis-habisan. Dia benar-benar menyesal,tapi jika dipikir-pikir lagi,perkataan Angel juga ada benarnya.
Davin sempat berpikir bahwa perempuan yang baru masuk kelasnya tadi adalah orang yang dimaksud oleh Angel. Orang yang enggak beda jauh dari Nadhira. Bahkan mungkin maksud Nadhira perempuan yang harus Davin jaga adalah Vasya.
Bel istirahat berbunyi,anak-anak didalam kelas berlarian ke kantin. Tapi,dikelas hanya ada Vasya yang sedang duduk diam melamun dengan mukanya yang pucat,Davin pun menghampirinya. "Sya,ke kantin yuk sama gue. Kok gak ada yang ngajak lo ke kantin?" ajak Davin.
Davin pun menarik tangan Vasya menuju kantin. "Sya,duduk sini dulu. Lo mau makan apa?"
"Lagi males makan nih," jawab Vasya datar.
Davin pun diam,memikirkan cara agar Vasya mau makan. Akhirnya Davin terpikir untuk menggunakan caranya pada Nadhira dulu. "Sya,gue traktir pop ice deh. Tapi lo harus makan ya? Bareng gue ya. Laper nih," ucap Davin panjang lebar.
"Pop ice? Serius? Iya deh gue nurut," jawab Vasya bersemangat.
Davin pergi untuk membeli makanan,dan minuman. Dia kembali ke meja yang dia tempati bersama Vasya. "nih, Sya makanannya."
Vasya pun mengambil makanan yang ada di tangan Davin. Tidak ada pembicaraan saat mereka makan. Davin terus berpikir dan melihat Vasya saat makan,karena menurutnya sifat Vasya adalah sifat bertolak belakang dari Nadhira. Tapi ada satu yang tidak,senyum dan keceriannya.
"Dav,ngapain liatin gue terus?" tanya Vasya.
"Elah pede amat lo," jawab Davin cuek.
"Vasya,balik sekolah ke taman yuk," ajak Davin. Vasya pun menyetujui perkataan Davin.
Bel kelas kembali berbunyi yang menandakan sudah harus masuk kelas kembali. Setelah ini adalah pelajaran kimia yang membuat Davin semakin kacau,dia tidak bisa konsentrasi sejak pagi. Ah bagaimana jika dia dikeluarkan lagi?
Pelajaran demi pelajaran pun dilewati oleh anak-anak disekolah,akhirnya bel pulang pun berbunyi. Vasya dan Davin segera membereskan perlengkapan sekolahnya,dan langsung menuju taman.
Mereka pun sampai dengan keadaan yang berkeringat karena panasnya Jakarta. Mata Vasya tertuju pada bunga kecil berwarna kuning yang bisa dibuat menjadi apapun. Itu bunga favorit gue,batin Vasya.
Vasya pun tersenyum melihat bunga itu. "Eh lo ngapain senyum-senyum? Liatin apa?" tanya Davin.
Vasya menunjuk bunga kuning yang daritadi dia lihat. "lo liat bunga disana kan? Gue suka bunga itu. Ambil yuk," ajakkan Vasya mengingatkan Davin pada Nadhira.
Jika Nadhira menyukai yang warna merah,justru Vasya menyukai yang warna kuning. Akhirnya Davin menyetujui ajakkan Vasya untuk mengambil bunga itu,dan langsung duduk di pinggir sungai yang ada di taman itu.
"Dav,gimana kalo warna nya kita gabungin aja?" tanya Vasya.
"Eh iya bener juga," seketika itu pun Davin tersenyum lebar.
Gelang yang mereka buat pun sudah jadi. "Dav ini buat lo,terus ini buat gue ya. Coba lo pake," kata Vasya.
Akhirnya gelang itu dipakai oleh Davin yang membuat Vasya tertawa terbahak-bahak. "Dav lo lucu,tinggal pakein wig aja hahaha," ucap Vasya yang membuat Davin ikut tertawa.
Rintik-rintik hujan pun turun satu persatu dari langit yang tadinya biru dan sekarang justru berubah menjadi gelap,menandakan bahwa hujan akan turun dengan derasnya. Ternyata arah rumah Davin dan Vasya satu arah. "Sya,kapan-kapan main bareng yuk! Ini rumah searah nih," ajak Davin.
Saat dipertengahan jalan hujan pun turun deras,Davin memberikan jaketnya pada Vasya.
Mereka berdua pun sampai dirumah Vasya. "Eh,mau mampir dulu gak?kasian abis hujan-hujanan nanti sakit," ajak Vasya.
"Enggak deh,gue balik ya. Lo langsung mandi aja,nanti sakit," perintah Davin yang dibalas senyuman lebar oleh Vasya. Perempuan yang murah senyum,batin Davin.
Davin pun sampai dirumahnya dengan keadaan basah. Dia langsung melepas sepatunya dan masuk ke kamar. Sampai di kamar dia meletakkan tasnya agar dapat cepat mandi. Bunyi air jatuh yang dijatuhkan Davin terdengar dari kamar mandi.
"Davin,abis itu langsung makan ya!" ucap mamanya. Setelah selesai mandi,Davin memakai boxer dan kaos yang membuat dia makin terlihat keren dengan rambut basahnya.
Saat ingin membuka pintu,Davin teringat gelang yang disimpannya di dalam tas tadi,Davin pun membuka tas dan mengeluarkan gelang bunga yang dibuatkan oleh Vasya tadi. Dia simpan gelang itu disamping gelang yang diberikan oleh Nadhira.
Davin pun mengurungkan niatnya untuk makan,akhirnya dia tidur dikasurnya yang empuk. Menatap langit-langit kamar dan bergumam seakan-akan dia sedang bercerita dengan Nadhira. "Nad,coba lo masih ada ya. Kita bisa main bertiga sama Vasya. Vasya itu anak baru,Nad. Anaknya baik kayak lo kok," ucap Davin.
Setelah puas berbicara sendiri akhirnya Davin pun tertidur lelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spaces
Teen FictionMereka dekat,bahkan sangat dekat.Tapi,itu dulu.Mereka tetap ditempat yang sama.Tapi apakah mereka tetap dekat?Bagaimana ingin tetap dekat?Dua-duanya saja membangun benteng untuk memisahkan diri satu sama lain. Sampai akhirnya laki-laki itu mendapat...