Satu

573 28 0
                                    

Jam beker di atas nakas berbunyi,menandakan jam 6 pagi. Nadhira segera bergegas ke kamar mandinya,sebelum itu dia mengambil handuk terlebih dahulu. 15 menit,hanya butuh waktu 15 menit untuk Nadhira menyelesaikan mandinya.

Dia memakai baju sekolahnya dan memilih untuk menguraikan rambutnya hari ini. Nadhira memiliki rambut bergelombang sejak lahir,itu membuatnya semakin menarik.

Tinn..Tinn..

Bunyi mobil itu pun membuat Nadhira segera turun kebawah,dia membawa roti yang disiapkan oleh mamanya untuk dimakan di mobil. "Ma,Nadhira pergi dulu ya!" teriak Nadhira dari depan pintu. Dibalas dengan senyuman tipis mama yang sempat Nadhira lihat.

Didalam mobil Nadhira terus berpikir,kenapa dia bisa dijauhkan oleh teman dekatnya? Lebih tepatnya orang yang mendapat tempat special di hati Nadhira. Nadhira pun tidak tau alasannya. Pertanyaan itu muncul saja dikepala Nadhira.
Hampir setiap hari Nadhira memikirkan itu.

Nadhira memutuskan untuk menghabisi roti yang dibawanya tadi. Tidak butuh waktu lama,15 menit Nadhira sampai disekolahnya. Nadhira mempersiapkan mental,bukan untuk apa. Nadhira hanya takut benteng pertahanannya akan hancur ketika melihat lelaki itu. Lelaki yang pernah dekat dengannya dulu,tetapi sekarang? Justru seperti orang yang sama sekali tidak mengenal satu sama lain. Seperti yang disebut orang,Strangers with some memories.

Nadhira memasuki kelasnya dengan wajah datarnya.Kejadian itu kembali terulang di otaknya

"Berhenti disitu hey!" Ucap Nadhira.
"enak aja!eh gue capek nih,kantin yuk!" ajak Davin.
"Yuk,tapi traktir gue pop ice ya?!?!" minta Nadhira dengan wajah memelasnya.
"Yaudah iya,tapi jangan tinggalin gue kaya waktu itu ya!awas aja lo" ancam Davin.

Dimana ada Davin,disitu ada Nadhira. Sampai sekarang pun tetap begitu. Bedanya adalah,jika dulu Perempuan itu bisa bermain bersama lelaki itu. Tapi,sekarang malah seperti orang tidak kenal satu sama lain. Entahlah bagaimana caranya lelaki itu cepat melupakan kenangan-kenangan itu.

"Nad,lo ngapain didepan pintu ngelamun aja?" tanya Diva.

Nadhira pun tersadar dari lamunannya. "Eh gapapa kok."

Diva hanya menghembuskan nafas dengan kasar. "Btw,lo udah ngerjain pr fisika?" Tanya Diva lagi.

"Belum hehe,nyontek dong," jawab Nadhira dengan muka polosnya yang membuat Diva jengkel.

Diva pun memberikan buku latihan fisiknya pada Nadhira. Hanya butuh waktu 10 menit Nadhira bisa menyelesaikannya sebelum banyak orang yang datang,ahli mencontek.

Nadhira pun beranjak dari tempat duduknya untuk pergi ke toilet,Davin pun datang. Jantung Nadhira sempat berhenti sebentar. Karena Nadhira hampir bertabrakan dengan Davin didepan pintu. Dengan arah,Davin ingin masuk,dan Nadhira ingin keluar.

Lagi-lagi mata Davin menatap Nadhira tajam. Beda dengan dulu,yang selalu menatap Nadhira dengan matanya yang teduh,dan dengan mukanya yang tenang. Membuang muka,itulah yang sering mereka lakukan ketika bertemu ditempat yang sama. Sangat menyedihkan.

Nadhira segera berlari ke toilet dengan pikirannya kacau. Pertanyaan yang selalu muncul di kepala Nadhira adalah,kenapa dia jauhin gue? Dan kenapa dia bisa secepat itu melupakan semuanya? Berkali-kali pertanyaan itu selalu terlintas di pikiran Nadhira.

Nadhira menuju kaca yang ada di kamar mandi itu,dia menatap bayangannya di kaca itu dalam-dalam dan sambil berkata di dalam hatinya,lo bisa,Nad.

Nadhira akhirnya memutuskan untuk kembali ke kelas,menemui Diva dan Angel. "Eh keluar yuk!" ajak Angel. o

"Ayo deh!" kata Nadhira dan Diva bersamaan.

Nadhira tau kenapa Angel mengajak Nadhira dan Diva keluar. Angel menyuruh Nadhira untuk menghindari Davin,lagi dan lagi.

Akhirnya Angel yang membuka pembicaraan. "Eh sabtu McD yuk!"

Nadhira dan Diva sempat berpikir,dan akhirnya mereka menjawab. "Eh boleh deh!"

Bel masuk pun berbunyi. Mereka bertiga segera lari ke kelas. Pelajaran pertama adalah Fisika. "Ah males banget gue sama pelajaran ini," gumam Nadhira. 5 menit,10 menit,15 menit guru pun belum memasuki kelas,jadi mereka menganggap guru tidak masuk. Semua yang didalam kelas mulai membuka game,ada yang berlari-larian,ada yang bermain truth or dare,dan lainnya.

Sementara Nadhira hanya duduk,Nadhira memilih untuk membaca Novel '3600 Detik' berkali-kali Nadhira membaca novel itu,tetapi dia selalu menangis. Entah karena apa,yang jelas Nadhira hanya ingin keluarganya seperti dulu. Orang tua Nadhira pisah sejak Nadhira berumur 10 tahun. Nadhira belum mengerti apa-apa. Tapi,setelah Nadhira mengerti,Nadhira malah merasakan sakit yang mendalam. Tapi itu selalu di hiraukannya.

Speaker pengumuman pun berbunyi,dikatakan bahwa sedang ada rapat guru. Sehingga murid-murid dipulangkan. Nadhira memilih untuk ke taman yang ada di belakang sekolahnya.

Entahlah apa yang menggerakkan kaki Nadhira untuk menuju ketempat yang seharusnya sudah tidak boleh dikunjungi lagi. "Tempat ini..." mata Nadhira mulai berkaca-kaca,dan akhirnya Nadhira memilih untuk duduk di kursi taman.

Nadhira membuka tasnya,dan mencari Novelnya. Nadhira menemukan beberapa foto Davin yang tidak sengaja terselip di Novelnya. Dia pandangi foto itu lekat-lekat,melihat senyum Davin,melihat Davin yang sedang makan. Semua itu dilakukan oleh Nadhira secara diam-diam,maupun terang-terangan.

Nadhira ingat,dulu di taman ini Nadhira dan Davin selalu berlari-larian,makan eskrim bersama,minum pop ice bersama. Bahkan jika ditanya tentang Davin,mungkin Nadhira akan menjawab secara lengkap.

Nadhira merindukan tatapan Davin yang teduh,senyumnya yang selalu dilemparkan kepada Nadhira,suaranya saat berbicara dengan Nadhira. Nadhira merindukan semuanya. Memang sih Nadhira masih bisa melihat senyum,ketawa,dan mendengar suara Davin. Tetapi bukan karenanya lagi,hal itulah yang membuat Nadhira sangat sedih.

Hujan pun mulai turun,bersamaan dengan turunnya air mata Nadhira. Nadhira menangis,matanya merah,bengkak. Nadhira lelah jika dia harus terus-terusan untuk memaksakan dirinya sendiri.

Di sisi lain,Angel dan Diva bertanya-tanya pada beberapa anak yang masih ada disekolah,tetapi mereka menjawab dengan jawaban yang sama. Yaitu,tidak tahu. Akhirnya Angel pun mencoba berpikir kemana Nadhira lari.

Akhirnya Diva membuka suara. "Kayanya gue tau si Nadhira kemana. Ikut gue," Diva pun menarik tangan Angel,dan disitulah mereka menginjakkan kakinya.Di taman belakang sekolah.

Diva dan Angel sering melihat Davin dan Nadhira bermain disini,tapi yang mereka lihat sekarang adalah Nadhira yang menangis. Hujan tidak mampu menutupi tangisnya. Tapi,perempuan itu berhasil menutupi kesedihannya.

Diva dan Angel bersembunyi dibelakang pohon untuk mendengarkan gumaman Nadhira,karena hujan terlalu deras akhirnya yang mereka dengar hanyalah bagian saat Nadhira bergumam. "Gue dulu suka sama lo,sampe sekarang malah" YAP! Itu dia yang dibutuhkan oleh Diva dan Angel.

Nadhira merasa pusing karena terlalu banyak menangis,dan ditambah lagi dengan cuaca yang membuat badannya gemetaran. Akhirnya,semuanya gelap.

"NADHIRA!!!" teriak Diva dan Angel bersamaan.

Nad bangun Nad!" ucap Angel dengan nada khawatirnya.

Akhirnya Diva dan Angel membawa Nadhira ke UKS. Davin,lelaki itu sempat melihat Nadhira pingsan. Davin khawatir,tapi tidak bisa bertindak apa-apa. Karena,rasa kecewanya mengalahkan segalanya.

Diva dan Angel memutuskan untuk membawa Nadhira kerumahnya.15 menit sampai. Mereka mengetuk pintu rumah Nadhira.

TOKK..TOKK

"Iya,sebentar," teriak mama Nadhira dari dalam kamarnya. Mama Nadhira segera menuruni anak tangga satu persatu,dan segera membuka pintunya. "Ini Nadhira kenapa? Langsung bawa ke kamar aja."

Diva dan Angel segera membawa Nadhira ke kamarnya. "Tante,kita pulang ya."

"Iya,hati-hati ya,"Balas mama Nadhira.

Mama Nadhira meninggalkan air putih dan obat di nakas Nadhira. Setelah terbangun dari tidurnya,Nadhira segera meminum obatnya. Nadhira pingsan cukup lama,dua jam.

SpacesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang