Empat

317 23 2
                                    

Davin benar-benar merasa terpukul setelah kepergian Nadhira. Mama Nadhira pun memberikan diary Nadhira tanpa dibuka terlebih dahulu oleh sang mama,dia masih dalam keadaan berduka. Setelah Davin membaca diary Nadhira,dia benar-benar menyesal,terpukul,dan sedih. Perasaan campur aduk yang sulit dijelaskan,tapi bagaimanapun dia harus merelakan Nadhira.

Disekolah akhirnya Davin berjanjian dengan Angel untuk menjelaskan sesuatu tentang hal yang mungkin tidak pernah Nadhira ketahui.

Pulang sekolah,Davin segera bergegas menuju ke tempat dimana mereka berjanjian.Panas terik di siang hari membuat Davin kepanasan saat mengendarai motornya.

"Ah akhirnya sampe! Panas banget Jakarta. Mau sampe kapan sih Jakarta begini?" gerutu Davin.

Davin segera duduk di pinggiran sungai,Entahlah dia hanya sering melihat Nadhira disini. Bahkan dulu Nadhira pernah bilang kepada Davin bahwa ini tempat favorite dia. Akhirnya Davin memutuskan untuk berkeliling Taman sambil menunggu Angel datang. Taman ini,Nadhira sangat senang sekali melihat mawar-mawar yang banyak tumbuh disekitar taman ini,dia sangat senang menulis diary di sini,dia sangat senang bermain bersama Davin disini.

Memori terputar kembali saat Davin melihat bunga merah kecil yang namanya tidak Davin ketahui.Nadhira sangat senang membuatkan Davin gelang dari bunga itu,akhirnya Davin memutuskan untuk memetiknya.

"Dav sini dulu deh!" ucap perempuan berambut hitam itu,Nadhira.

"Apaan sih?" ucap Davin sambil berjalan malas ke arah Nadhira.

"Liat ini dulu!gue bikinin gelang buat lo,gimana?bagus ga?" ucap Nadhira dengan bersemangat.

Davin tersenyum mengingat kelakuan Nadhira yang seperti anak kecil,sangat ceria. Tetapi,dirinya lah yang membuat Nadhira selalu terpuruk,bahkan sebelum Nadhira pergi pun Davin seharusnya sudah memberi tahu alasan kenapa dia menjauhi Nadhira. Agar semata-mata Nadhira tidak selalu kepikiran,penasaran,ataupun hal lainnya.

Entahlah,perasaan Davin sekarang dia benar-benar merindukan perempuan itu. Akhirnya Angel datang,dan mereka duduk didekat sungai kecil yang ada di taman itu.

"Kenapa lo manggil gue kesini?" tanya Angel datar.

"Dengerin dulu," jawab Davin dengan nadanya yang paling tenang,matanya yang paling teduh,muka yang benar-benar tenang. Angel belum pernah melihat Davin dengan keadaan yang benar-benar tenang seperti ini,tapi bagaimana dengan keadaan di dalamnya?

"Gue mau kasih tau lo sesuatu soal kenapa gue jauhin Nadhira dulu," ucap Davin dengan nada dan mata yang benar-benar tenang dan teduh. Entahlah,Angel harus berkata apa melihat Davin yang seperti ini.

"Yaudah cepet bilang," Angel menjawab sebisa mungkin tanpa harus merasa berat hati,dia harus merelakan sahabatnya,walaupun terkadang dia juga masih tak sanggup untuk mendengar nama sahabatnya itu.

"Oke gue mulai. Lo inget kan tentang berita Nadhira yang suka sama gue itu nyebar kemana-mana? Awalnya gue mikir kalo itu Nadhira yang ngomong kemana-mana. Gue childish ya bisa jauhin Nadhira cuma gara-gara kaya gitu aja," ucap Davin dengan tawa mirisnya.

"Gue tau gue salah,dan mungkin sekarang ini karma buat gue. Gue nyesel nyia-nyiain Nadhira dulu,sekarang gue bener-bener terpukul. Seakan-akan bisa dibilang cuma dia,Nadhira yang bisa buat gue jatuh ke titik terendah. Apa mungkin ini karma dari Tuhan? biar gue ngerasain apa rasanya jadi Nadhira yang selalu terpuruk gara-gara cara natap gue ke dia,sifat gue ke dia yang bener-bener dingin,atau apapun sifat gue yang bener-bener bikin dia terpuruk," tambah Davin dengan matanya yang mulai memerah.

Davin menangis! Sungguh itu membuat Angel benar-benar terkejut.Angel tidak pernah mendengar Davin menangis gara-gara perempuan selain Almarhumah mamanya,tapi sekarang?dia menangis karena Nadhira.

"Lo baca diary ini ya,gue gak sanggup jelasinnya lagi," tambah Davin.

Angel mengambil diary kepunyaan Nadhira yang diberikan oleh Davin. "Lo dapet darimana diary nya Nadhira?" tanya Angel.

"Dari mamanya," jawab Davin singkat. Akhirnya Angel membuka diary itu.

25 Januari 2015
Ah masa gue suka sama Davin sih?! Kan gak lucu.

26 Januari 2015
Ternyata gue beneran suka sama Davin. Gue abis cerita ke Angel sama Diva tadi. Untung aja mereka gak ember.

27 Januari 2015
Berita gue suka sama Davin udah nyebar kemana-mana. Davin sekarang ngejauh dari gue,sedih kalo nginget suka main ditaman dulu.

3 halaman itu sudah membuat Angel tidak sanggup menahan air matanya,dia benar-benar tau bagaimana perasaan Nadhira saat dia terpuruk gara-gara Davin yang selalu mengabaikannya.

"Udahlah,Dav. Ngapain nginget yang udah masa lalu? Biarin waktu jalan terus. Percuma,waktu gak akan mundur buat ngasih lo kesempatan memperbaikinya. Tapi kalo menurut gue,waktu bakalan maju buat ngasih lo kesempatan lagi untuk lo memperbaikinya ke orang yang gak jauh beda dari dia. Entah kapan,lo pasti ketemu sama orangnya," ucap Angel untuk menenangkan Davin.Lagi-lagi Davin hanya tersenyum.

"Oh iya Dav! Dulu Nadhira pernah nitip ini ke gue,gelang. Liat,sampe bunganya layu begitu. Dia bilang,jangan kasih ke Davin kalo dia belum pergi. Karena dia sekarang udah pergi,akhirnya gue ngejalanin amanatnya dia," kata Angel.

Akhirnya Davin mengambil gelang yang terbuat dari bunga warna merah dan kuning yang dibuat oleh Nadhira.

~~~

Sesampainya dirumah,Davin merebahkan dirinya ke kasur. Dia mengambil gelang bunga yang diberikan Angel tadi. Davin tersenyum.

"Yang tenang ya,Nad disana." Gumam Davin. Akhirnya Davin memutuskan untuk tidur,dia ingin melupakan semuanya sejenak. Bahkan jika bisa,dia ingin bertemu Nadhira dalam mimpinya.

"Hai Davin!" ucap perempuan cantik itu.

"Hai!" balas Davin dengan senyumannya.

"Lusa atau besok,kamu bakalan ketemu sama perempuan yang mirip aku. Percaya gak? Jaga dia ya nanti. Masih ingetkan sama pesan dari aku?" Kata perempuan itu.

Davin terbangun dari tidurnya. Entah siapa yang dia temui di mimpi tadi. Itu benar-benar membuatnya gelisah. Sampai akhirnya Davin memutuskan untuk tidur lagi.

SpacesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang