Vasya pagi ini sibuk mengurus mamanya yang sakit.Vasya menemani mamanya dirumah sakit,karena tiba-tiba kemarin Vasya dikabarkan bahwa mamanya pingsan.Vasya sempat khawatir,tapi ternyata mamanya hanya mengalami kelelahan.Walaupun sang mama cerai dengan papanya tetapi apa salahnya jika seorang anak tetap khawatir pada mamanya?
[][][]Davin masih ingin menyendiri di kamar.Dia mencoba berpikir apa yang akan dia lakukan.Dia sadar,dirinya kemarin benar-benar seperti seorang yang sedang hilang arah.Sementara Davin vakum dari dunia musiknya,dia memilih untuk liburan sementara agar otaknya bisa segar kembali.
[][][]"Ma,Vasya pergi dulu ya," ucap Vasya.Vasya ingin membelikkan sarapan untuk sang mama.Mamanya sedang tak ingin makanan rumah sakit.
"Iya,sya," balas sang mama.
"Oh iya!memangnya mama pengen makan apa?" tanya Vasya."Apa aja deh,Sya."
Akhirnya Vasya langsung turun ke lantai bawah rumah sakit dan menuju parkiran.
Diperjalanan Vasya mulai menghidupkan radionya dan ternyata lagu yang dia dengarkan adalah lagu 'Until You-Shayne Ward' Vasya mulai berpikir tentang Davin,tapi akhirnya dia menepis pikirannya itu.Membuangnya jauh-jauh."Ah Jakarta panas terus!" gerutu Vasya.
Sambil menunggu macet yang tak kunjung reda,Vasya ikut bernyanyi di dalam mobilnya.Ya,radio ini memainkan lagu-lagu yang cukup dikenal oleh Vasya.Jadi,lumayan untuk sekedar menemaninya.
Vasya mengeluarkan handphonenya dari tas dan langsung memberitahu mamanya bahwa dia pulang sedikit lebih lama akibat macetnya Jakarta.
[][][]Davin segera mempersiapkan barangnya yang akan dia bawa untuk pergi berlibur lusa nanti.Davin juga membereskan kamarnya yang sangat berantakan akibatnya kemarin,bahkan saat Davin melihat dirinya di kaca pun dia juga terlihat berantakan.
Davin mulai membereskan pecahan-pecahan kaca yang ada di lantai.Dengan hati-hatinya agar kaki Davin juga tidak terluka.Davin benar-benar membereskan kamarnya hingga rapi.Setelah itu Davin duduk di pinggiran kasurnya untuk sekedar beristirahat sejenak.Matanya masih memandangi ruangan kamarnya.Mata Davin lagi-lagi terpaut dengan foto yang ada di nakasnya.Davin tersenyum.
"Nad,kangen." Gumam Davin sambil meraba foto perempuan yang berfoto bersamanya di dalam foto itu.
Davin memutuskan untuk mandi.Davin ingin berkeliling kota Jakarta untuk sekedar menghilangkan pikirannya yang benar-benar kacau.Bahkan,Davin berencana untuk ke makam Nadhira dan ke Taman yang biasanya dikunjungi oleh Davin dan Nadhira.
Selesai mandi,Davin menggunakan celana jeans dan kemeja berlengan pendek.Davin turun dari lantai atas dan langsung menuju garasi.
Davin mengendarai mobilnya menuju makam Nadhira.Tidak terlalu ramai mobil yang berlalu-lalang,karena jalannya memang cukup sepi.
Sampai di makam,Davin segera mencari makam Nadhira.
"Nad,kangen," ucap Davin."Gimana kabarnya?maaf ya gue udah jarang dateng kesini.Gue sibuk,Nad.Tapi gue gak pernah lupa sama lo kok," tambah Davin.
Cukup lama Davin berada di makam itu.Menceritakan semua keluh kesahnya agar lega.Walaupun mungkin Nadhira tidak membalas ucapannya,setidaknya Nadhira masih bisa mendengarnya.
"Nad,gue balik ya." ucap Davin sambil mencium batu nisan Nadhira.
Davin meninggalkan makam itu dengan berat hati.Rasanya dia masih ingin berlama-lama disitu,masih banyak yang ingin Davin ceritakan tentang kesedihan,maupun saat Davin senang.
Davin menuju taman yang daridulu memang sering dikunjungi oleh Davin dan Nadhira.Bahkan,Taman ini mengingatkannya pada Vasya.
Davin duduk dikursi Taman berwarna putih.Davin memandangi anak-anak yang sedang bermain di Taman ini.Tidak terlalu ramai,suasananya juga tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spaces
Teen FictionMereka dekat,bahkan sangat dekat.Tapi,itu dulu.Mereka tetap ditempat yang sama.Tapi apakah mereka tetap dekat?Bagaimana ingin tetap dekat?Dua-duanya saja membangun benteng untuk memisahkan diri satu sama lain. Sampai akhirnya laki-laki itu mendapat...